JAKARTA - Cuaca cerah memayungi industri perbankan nasional. Ekonomi yang terus tumbuh membuat bank-bank panen laba.
Data terbaru Statistik Perbankan Bank Indonesia (BI) yang dirilis Sabtu lalu (12/1) menunjukkan pundi-pundi laba perbankan nasional yang kian menggunung. Hingga akhir November 2012, laba bersih bank tercatat sudah menembus angka fantastis Rp 84,86 triliun, naik 22,10 persen dibandingkan periode November 2011 yang sebesar Rp 69,44 triliun.
Dengan tren pertumbuhan laba bulanan yang mencapai kisaran Rp 7 triliun - Rp 8 triliun, maka laba perbankan sepanjang 2012 diproyeksi bakal menembus Rp 90-an triliun. Angka tersebut melesat tinggi dibandingkan laba perbankan sepanjang 2011 yang tercatat Rp 75,07 triliun.
Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan, kinerja sektor perbankan sangat tergantung pada kinerja pertumbuhan ekonomi nasional. Jika ekonomi tumbuh bagus, penyaluran kredit lancar, sehigga pendapatan pun tinggi. "Dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,3 persen, industri perbankan memang prospektif," ujarnya.
Chief Economist Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menambahkan, tingginya perolehan laba perbankan nasional sejalan dengan derasnya aliran kredit, terutama ke segmen mikro. "Kebutuhan kredit sektor mikro terus membesar dan marginnya tinggi, makanya bank berlomba-lomba menggarap sektor ini," katanya.
Selain itu, lanjut Ryan, faktor lain yang juga mendorong kinerja perbankan adalah tingkat pendapatan yang terus naik, sehingga roda perekonomian bergerak lebih cepat karena daya beli meningkat. BI, lanjut dia, sebenarnya sudah mencoba mengerem kredit konsumsi untuk mencegah risiko pemanasan ekonomi atau overheating. "Tapi, itu hanya akan menunda konsumsi saja," ucapnya.
Sementara itu, dari sisi perbankan, predikat bank dengan raihan laba tertinggi masih dipegang oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Data teraktual dari BI (unaudited) per akhir Oktober 2012 menunjukkan, bank dengan spesialisasi kredit UKM ini mampu mencetak laba hingga Rp 14,62 triliun.
Di posisi ke dua, menempel Bank Mandiri dengan perolehan laba Rp 11,60 triliun dan di posisi ke tiga ada Bank Central Asia (BCA) dengan raihan laba Rp 9,66 triliun. Selanjutnya, di posisi ke empat ada Bank Negara Indonesia (BNI) dengan laba Rp 5,69 triliun.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi mengakui, salah satu kunci naiknya kinerja Bank Mandiri adalah pertumbuhan kredit yang mencapai kisaran 22 persen di semua sektor. "Tapi, khusus segmen kredit mikro pertumbuhannya paling bagus," ujarnya.
Menurut Riswinandi, sepanjang tiga triwulan pertama 2012, kredit mikro yang disalurkan Bank Mandiri melonjak hingga 77,3 persen menjadi Rp 16,8 triliun. Jumlah nasabah kredit mikro juga naik dari 626 ribu menjadi 798 ribu nasabah. Sedangkan kredit di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) naik 30,8 persen menjadi Rp 50,6 triliun. (owi)
10 Bank Peraih Laba Terbesar
(per Oktober 2012)
BRI Rp 14,62 triliun
Mandiri Rp 11,60 triliun
BCA Rp 9,66 triliun
BNI Rp 5,69 triliun
CIMB Niaga Rp 3,46 triliun
Danamon Rp 2,68 triliun
Citibank Rp 1,72 triliun
Permata Rp 1,26 triliun
BTN Rp 1,13 triliun
UOB Indonesia Rp 1,01 triliun
Sumber : BI (Unaudited)
Data terbaru Statistik Perbankan Bank Indonesia (BI) yang dirilis Sabtu lalu (12/1) menunjukkan pundi-pundi laba perbankan nasional yang kian menggunung. Hingga akhir November 2012, laba bersih bank tercatat sudah menembus angka fantastis Rp 84,86 triliun, naik 22,10 persen dibandingkan periode November 2011 yang sebesar Rp 69,44 triliun.
Dengan tren pertumbuhan laba bulanan yang mencapai kisaran Rp 7 triliun - Rp 8 triliun, maka laba perbankan sepanjang 2012 diproyeksi bakal menembus Rp 90-an triliun. Angka tersebut melesat tinggi dibandingkan laba perbankan sepanjang 2011 yang tercatat Rp 75,07 triliun.
Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan, kinerja sektor perbankan sangat tergantung pada kinerja pertumbuhan ekonomi nasional. Jika ekonomi tumbuh bagus, penyaluran kredit lancar, sehigga pendapatan pun tinggi. "Dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,3 persen, industri perbankan memang prospektif," ujarnya.
Chief Economist Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menambahkan, tingginya perolehan laba perbankan nasional sejalan dengan derasnya aliran kredit, terutama ke segmen mikro. "Kebutuhan kredit sektor mikro terus membesar dan marginnya tinggi, makanya bank berlomba-lomba menggarap sektor ini," katanya.
Selain itu, lanjut Ryan, faktor lain yang juga mendorong kinerja perbankan adalah tingkat pendapatan yang terus naik, sehingga roda perekonomian bergerak lebih cepat karena daya beli meningkat. BI, lanjut dia, sebenarnya sudah mencoba mengerem kredit konsumsi untuk mencegah risiko pemanasan ekonomi atau overheating. "Tapi, itu hanya akan menunda konsumsi saja," ucapnya.
Sementara itu, dari sisi perbankan, predikat bank dengan raihan laba tertinggi masih dipegang oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Data teraktual dari BI (unaudited) per akhir Oktober 2012 menunjukkan, bank dengan spesialisasi kredit UKM ini mampu mencetak laba hingga Rp 14,62 triliun.
Di posisi ke dua, menempel Bank Mandiri dengan perolehan laba Rp 11,60 triliun dan di posisi ke tiga ada Bank Central Asia (BCA) dengan raihan laba Rp 9,66 triliun. Selanjutnya, di posisi ke empat ada Bank Negara Indonesia (BNI) dengan laba Rp 5,69 triliun.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi mengakui, salah satu kunci naiknya kinerja Bank Mandiri adalah pertumbuhan kredit yang mencapai kisaran 22 persen di semua sektor. "Tapi, khusus segmen kredit mikro pertumbuhannya paling bagus," ujarnya.
Menurut Riswinandi, sepanjang tiga triwulan pertama 2012, kredit mikro yang disalurkan Bank Mandiri melonjak hingga 77,3 persen menjadi Rp 16,8 triliun. Jumlah nasabah kredit mikro juga naik dari 626 ribu menjadi 798 ribu nasabah. Sedangkan kredit di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) naik 30,8 persen menjadi Rp 50,6 triliun. (owi)
10 Bank Peraih Laba Terbesar
(per Oktober 2012)
BRI Rp 14,62 triliun
Mandiri Rp 11,60 triliun
BCA Rp 9,66 triliun
BNI Rp 5,69 triliun
CIMB Niaga Rp 3,46 triliun
Danamon Rp 2,68 triliun
Citibank Rp 1,72 triliun
Permata Rp 1,26 triliun
BTN Rp 1,13 triliun
UOB Indonesia Rp 1,01 triliun
Sumber : BI (Unaudited)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Imigrasi Di Pesawat Untuk Tiongkok
Redaktur : Tim Redaksi