jpnn.com, JAKARTA - Polres Metro Jakarta Barat belum bisa mengidentifikasi dua orang yang berboncengan sepeda motor sebagai terduga pelaku teror di kediaman orang tua aktivis Papua, Veronica Koman.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Joko Dwi Harsono mengatakan pihaknya enggan terburu-buru ihwal dua terduga pelaku.
BACA JUGA: Detik-Detik Ledakan di Rumah Orang Tua Veronica Koman, Polisi Temukan Benda Ini
Pasalnya, dua terduga pelaku itu menggunakan motor yang pelatnya palsu.
"Kami belum berani menyimpulkan. Kami tahu dilempar ada dua orang pelakunya menggunakan motor, cuma nopolnya palsu. Kemudian pakai helm. Masih kami lidik ke situ," kata Joko saat dikonfirmasi, Sabtu (13/11).
BACA JUGA: Irjen Panca Putra: Saya Datang untuk Melihat Bripka PS Ditempatkan di Sel Khusus
Joko mengatakan pihaknya masih mengusut kasus teror tersebut dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi.
Total, ada tujuh orang saksi yang telah dimintai keterangan dalam kasus itu.
"Kami juga mencari saksi-saksi lain yang mengetahui. Sekarang sudah tujuh orang saksi kami periksa," ujar Joko.
Selain itu, penyidik sedang mengumpulkan bukti rekaman CCTV yang menyorot aktivitas pelaku sebelum melakukan pelemparan benda yang sampai menimbulkan ledakan.
"Kami masih tracking jejak CCTV," kata Joko.
Joko mengatakan pihaknya belum bisa menyimpulkan sumber ledakan.
Namun, kata dia, temuan di lokasi kejadian saat ini sedang didalami oleh tim laboratorium forensik (Labfor) Mabes Polri
"Labfor belum mengeluarkan (hasilnya)," ujar Joko.
Dugaan teror berupa ledakan terjadi di rumah orang tua Veronica Koman, Minggu (7/11), sekitar pukul 10.45 WIB.
Mulanya, suara ledakan muncul di depan kediaman, saat pemilik rumah sedang berada di toilet.
Saat dicek, sebuah surat atas nama Laskar Militan Pembela Tanah Air ditemukan di garasi rumah tersebut.
Surat itu berisi pesan, 'Warning!!! If The Police and Aparat dalam Maupun Luar Negeri Tidak Bisa Menangkap Veronika Kuman @Hero Pecundang dan Pengecut, Kami Terpanggil Bumi Hanguskan Dimanapun Bersembunyi. Maupun Gerombolan Pelindungmu". (cr3/jpnn)
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama