Temui Imam Istiqlal, Hasto Tegaskan Komitmen Keislaman PDIP

Rabu, 11 April 2018 – 22:50 WIB
Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Rabu (11/4). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersama pengurus Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) menemui Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar di Jakarta, Rabu (11/4) petang. Dalam pertemuan itu ada pembicaraan tentang sejarah Masjid Istiqlal dan keislaman Presiden Sukarno.

Hasto menjelaskan, kunjungannya menemui KH Nasaruddin karena penugasan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurut Hasto, Presiden Kelima RI itu menitipkan pesan tentang proses kaderisasi di internal PDIP yang mengajarkan keislaman.

BACA JUGA: Alfian Tanjung Sebut PDIP Bukan PKI, Tapi...

"Bung Karno juga selalu menegaskan artinya Islam. Islam yang berkemajuan, Islam Nusantara yang berkemajuan untuk Indonesia raya," ucap Hasto.

Politikus asal Yogyakarta itu juga berusaha meluruskan sejarah yang menjauhkan Bung Karno dengan Islam. Hasto pun membawakan sejumlah buku termasuk yang berjudul Bung Karno, Islam, dan Pancasila untuk Nasaruddin.

BACA JUGA: Ada Politik Soto di Balik Kunjungan Hasto

"Secara khusus kami menyerahkan buku tentang sejarah Bung Karno dengan Islam. Kami membagikan cetakannya ke seluruh perpustakaan dan SLTA," katanya.

Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri yang ikut dalam pertemuan itu menambahkan, kunjungan tersebut merupakan salah satu upaya merawat persatuan NKRI. Menurutnya, syarat suatu bangsa untuk maju harus bersatu dan merawat keberagaman.

BACA JUGA: Hasto Ungkap Strategi PDIP Menangkan Jokowi

"Enggak mungkin suatu negara akan maju, makmur, dan berdaulat tanpa persatuan dan kesatuan yang kokoh. Hal semacam ini, seperti Pak Sekjen (Hasto, red) katakan, akan terus dirawat PDIP," katanya.

Sementara Nasaruddin mengaku mulanya terkejut ketika mendengar kabar pengurus PDIP akan menemuinya. Namun, guru besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu menegaskan, Masjid Istiqlal terbuka bagi siapa pun termasuk kalangan non-muslim.

"Saya enggak tahu mimpi apa ini. Wakil Paus juga pernah ke sini. Ini contoh masjidnya Nabi, ada tokoh lintas agama. Nabi itu dekat dengan semua, dekat dengan kemanusiaan," katanya.

Nasaruddin menegaskan, Masjid Istiqlal merupakan milik bersama. Menurutnya, berdirinya Istiqlal juga tak lepas dari jasa Bung Karno.

"Tanpa Bung Karno enggak mungkin punya masjid sebesar ini. Istiqlal itu menjadi simbol Indonesia," pungkas Nasaruddin.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Bawa Pesan Penting Bu Mega untuk Imam Besar Istiqlal


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler