Tenaga Kerja Makin Berkualitas

Selasa, 06 Mei 2014 – 06:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menunjukkan tren menurun. Selain itu, kualitas tenaga kerja juga menunjukkan perbaikan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, penyerapan tenaga kerja di Indonesia memang masih didominasi SDM berpendidikan rendah.       

Namun, mulai terlihat tren turunnya pekerja berpendidikan rendah (tingkat SMP ke bawah). Di sisi lain, porsi pekerja berpendidikan tinggi (diploma atau universitas) naik. 'Artinya kualitas pekerja membaik,' ujarnya di Kantor BPS kemarin (5/5).
       
Sedangkan tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2014 lalu tercatat 5,70 persen. Angka itu turun dibanding periode Agustus 2013 yang mencapai 6,13 persen maupun Februari 2013 yang 5,82 persen. 'Jadi upaya membuka lapangan kerja hasilnya cukup bagus,' katanya.
       
Data BPS menyebut, jumlah penduduk angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 125,32 juta atau naik dibanding periode Agustus 2013 sebanyak 120,17 juta. Jumlah penduduk yang masuk kategori bekerja juga naik, yakni 118,17 juta (periode Agustus 2013 sebanyak 112,76 juta). Adapun jumlah pengangguran kini turun ke 7,15 juta orang (periode Agustus 2013 sebanyak 7,41 juta orang). 'Data ini dihitung berdasar penduduk usia 15 tahun ke atas,' katanya.
       
Meski tingkat pengangguran terbuka turun, pemerintah harus bekerja lebih keras mendorong terciptanya lapangan kerja baru. Sebab, masih ada 36,97 juta penduduk yang masuk kategori pekerja tidak penuh. Rinciannya, 10,57 juta orang setengah penganggur dan 26,40 juta lainnya pekerja paro waktu. 'Kondisi mereka ini rentan. Jika ada guncangan ekonomi, bisa terdorong ke kategori pengangguran terbuka,' ucapnya.
       
Dari sisi sektoral, pertanian masih menjadi penyerap tenaga kerja tertinggi di Indonesia dengan daya serap 40,83 juta orang. Disusul perdagangan yang menyerap 25,81 juta orang dan sektor jasa kemasyarakatan 18,48 juta orang. Kemudian sektor industri sebanyak 15,39 juta orang dan konstruksi 7,21 juta orang. Lalu sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi 5,33 juta orang; keuangan 3,19 juta orang, dan sektor lainnya 1,93 juta orang.
       
Di Jatim, tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2014 tercatat 4,02 persen atau sebanyak 832.385 orang. Angka itu naik dibandingkan Februari 2013 lalu dengan persentase 3,95 persen atau sejumlah 808.353 orang.
       
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Jatim Gantjang Amanullah mengatakan, dengan persentase pengangguran yang meningkat, sebenarnya ancaman pengangguran bisa lebih tinggi. Salah satu yang patut diwaspadai limpahan dari penduduk yang lama bekerja selama seminggu kurang dari 35 jam.
       
Saat ini persentase penduduk bekerja dengan waktu kurang dari 35 jam seminggu mencapai 9,38 persen. Kalau dijumlah dengan tingkat pengangguran terbuka sekarang, persentase tingkat pengangguran total bisa 13,4 persen. Nah ini patut diwaspadai,ÔøΩÔøΩ ungkapnya kemarin.
       
Selain itu, ancaman pengangguran juga datang dari besarnya jumlah tenaga kerja yang tingkat pendidikannya rendah. Catatan BPS menyebut, dari 19,885 juta tenaja kerja di Jatim, persentase lulusan sekolah dasar mencapai 54,13 persen atau 10,338. kemudian lulusan SMP sebanyak 3,477 juta atau 17,86 persen, lulusan SMA sebanyak 2,544 juta atau 12,87 persen, lulusan SMK 1,682 juta atau 8,22 persen. Sisanya perguruan tinggi yang hanya 1,485 juta atau 6,92 persen.
       
Jumlah pengangguran yang meningkat itu disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor tertentu menurun. Seperti di sektor agrikultur turun dari 7,601 juta menjadi 7,330 juta. Kemudian sektor manufaktur turun dari 2,880 juta menjadi 2,844 juta serta konstruksi turun dari 1,225 juta menjadi 1,219 juta. (owi/res/oki)

BACA JUGA: Target Konsumsi Baja 70 Kilogram

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayar Taksi Bisa Pakai Kartu Mandiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler