jpnn.com, BOGOR - Insiden longsor di proyek jalur ganda atau double track Kereta Api (KA) jurusan Bogor-Sukabumi di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu menyisakan cerita mistik.
Usai kejadian yang menewaskan dua pekerja kontraktor itu, beredar cerita mistik. Mulai dari tumbal, hingga teriakan dan suara kereta melintas saat tengah malam dua hari berturut-turut sebelum kejadian.
BACA JUGA: Polisi Akan Periksa Pimpinan Proyek Jalur Rel Ganda yang Longsor
Perbincangan itu massif terjadi di kalangan warga. Menjalar dari mulut ke mulut. Seperti di salah satu warung kopi di bilangan Jalan Raya Cigombong.
Seisi warung kopi yang menjadi langganan para pekerja proyek itu masih sibuk membicarakan peristiwa tersebut. Mereka meyakini, selain faktor alam dan kontur tanah, juga ada unsur gaib yang terjadi di sana.
BACA JUGA: Penyebab Longsor Proyek Jalur Ganda KA Bogor-Sukabumi
“Melas tenan yo. Kokone dadi tumbal. (Kasihan sekali ya. Kayanya jadi tumbal),” samar terdengar perbincangan dua orang warga yang juga pekerja proyek.
Percakapan itu memanjang. Menambah seru ketika Eman (45), pemilik warung kopi ikut nimbrung menimpali para pekerja dengan kisah mistik di kawasan Stasiun Cigombong hingga lokasi longsor double track.
BACA JUGA: 2 Orang Tewas Tertimbun Longsor Proyek Double Track Rel KA Bogor-Sukabumi
“Iya, di mana-mana ada penunggunya. Apalagi ini di Stasiun Cigombong sampai perbatasan Sukabumi banyak yang jaganya. Biasanya sebelum proyek itu ada syukuran dulu. Kemarin enggak ada. Jadi bisa saja minta tumbal,” timpalnya.
Selain itu, Eman mengaku dua hari sebelumnya mendengar suara kereta lewat saat tengah malam. Yakni pada malam Jumat dan malam Sabtu. “Bisa tanya pak RT juga. Katanya kemarin juga ada suara teriakan sama suara kereta lewat. Padahal tengah malam,” tuturnya.
Radarbogor.id pun mencoba menyambangi Suwardi (67) salah satu sesepuh dan juga ketua RT 02/07 Kampung Baru, Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, yang tinggal di dekat rel kereta api Bogor-Sukabumi itu.
“Rumah saya persis di sisi rel deket kolong itu, kadang saya suka melihat mbah-mbah berdiri di situ (lokasi kejadian). Badannya tinggi besar. Tapi wallahualam,” ungkap Suwardi.
Suwardi menuturkan, beberapa hari sebelum kejadian, semacam ada pertanda. Dengan jelas ia mendengar suara teriakan berkali-kali, lalu disusul dengan kereta lewat. “Saat saya lihat keluar sepi. Itu pas malam Jumat,” tuturnya.
Sebelum kecelakaan yang menewaskan dua pekerja proyek jalur ganda, Suwardi menceritakan ada kecelakaan lain yang menewaskan seorang bocah warga setempat.
Pada Januari lalu, bocah laki-laki itu meninggal di lokasi proyek di Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Suwardi mengatakan dia sudah berulang kali memperingatkan kontraktor proyek strategis nasional itu untuk melakukan selamatan sebelum melaksanakan kegiatan.
“Ya bahasa kitanya sowan atau numpang-numpang, gitu. Tapi enggak pernah digubris. jawabnya itu hanya mitos dan gaib,” tuturnya. (all)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti