Tentara Syria Siapkan Operasi Tumpas Habis

Tenggat Waktu bagi Kota Anti-Assad Sudah Berakhir

Selasa, 13 Desember 2011 – 12:46 WIB

DAMASKUS - Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad agaknya tidak mau memberikan toleransi lagi kepada aksi unjuk rasa yang dilancarkan warga dan oposisi di SyriaHal itu terindikasi dari ancaman yang dilontarkan oleh rezim Assad kepada massa anti-pemerintah, khususnya di Kota Homs, sekitar 162 kilometer utara Damaskus.

Warga kota terbesar ketiga di Syria tersebut diberi batas waktu 72 jam untuk menghentikan perlawanan, meletakkan senjata, dan menyerahkan para tentara pembelot kepada kubu pemerintah

BACA JUGA: Jackpot Rp521 Miliar Diganti Makan Gratis

Jika menolak, pasukan pemerintah akan menggelar operasi untuk menumpas massa anti-Assad itu.

Letkol Mohamed Hamdo dari Tentara Pembebasan Syria, salah satu kelompok oposisi yang terdiri atas tentara yang desersi dan membelot, mengungkapkan bahwa batas waktu itu berakhir Senin malam (12/12) waktu setempat atau pagi tadi WIB (13/12)


Sejumlah aktivis di lapangan menyebut bahwa deadline atau tenggat waktu tersebut dikeluarkan pada Jumat lalu (9/12) untuk Kota Homs, lokasi pusat perlawanan rakyat yang terletak di barat Syria.

Namun, pemerintah Syria justru tidak mengakui adanya ancaman seperti itu

BACA JUGA: Songsong Pemilu, Suu Kyi Pamer Logo Baru

Siaran televisi pemerintah sepanjang hari kemarin (12/12) justru menayangkan situasi normal seperti hari-hari biasa
Selain itu, juga disiarkan laporan penyelenggaraan pemilu lokal di sejumlah wilayah.

Di tengah gejolak yang belum kunjung mereda di Syria, rezim Assad sengaja menggelar pemilu local

BACA JUGA: Rusia Tangkap 1.600 Anti-Putin

Hal itu sesuai dengan yang dijanjikannya pada Agustus lalu.

Kantor berita pemerintah Syria SANA melansir bahwa di Kota Homs saja lebih dari 3 ribu kandidat bersaing untuk memperebutkan sejumlah kursi di parlemen lokalLaporan tersebut juga menyatakan bahwa pemilu merupakan bagian dari proses pembangunan institusi sekaligus mendorong terciptanya demokrasi demi tercapainya proses reformasi komprehensif yang dipimpin oleh Presiden Assad

Namun, sejumlah saksi mengungkapkan bahwa  tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu lokal (pilkada setingkat kota) itu justru sangat rendahKelompok oposisi tidak pernah mengakui pemilu tersebut sebagai konsesi sah dari pemerintah karena dibarengi dengan upaya penumpasan terhadap para demonstran pro-demokrasi.

Sejak revolusi di Syria pecah, Assad berulang-ulang menjanjikan reformasiTetapi, setelah sembilan bulan berlalu, para demonstran tak lagi menginginkan reformasiMereka menuntut rezim Assad lengser.

Sejauh ini aksi kekerasan antara pasukan pemerintah dan kelompok oposisi di Kota Idlib dan Daraa juga dilaporkan terus
berlanjutDi Daraa, bentrokan bersenjata malah sudah memasuki hari kedua.     

Menurut Komite Koordinasi Lokal Syria, jaringan aktivis oposisi, kontak senjata dan kehadiran sejumlah tank militer terlihat di beberapa pos penjagaan di Daraa

Sementara itu, ungkap Hamdo, militer Syria juga telah menggali parit di sekitar HomsDewan Nasional Syria, kelompok utama pergerakan oposisi, telah memperingatkan mengenai kemungkinan terjadinya pertumpahan darah di Homs akibat serangan militer rezim Assad

Kelompok tersebut juga mengatakan bahwa bukti yang dikumpulkan para aktivis di lapangan mengungkap adanya upaya pembantaian masal atas warga Kota Homs untuk memberangus perlawanan rakyatTindakan itu dijadikan contoh bagi kota-kota lain yang sudah bergabung dalam revolusi sipil anti-Assad

Saat ini warga Kota Homs menderita karena minimnya kebutuhan hidup"Tidak ada listrik, air, atau komunikasi apapun saat iniPutusnya jaringan komunikasi kini meluas hingga di dekat perbatasan Turki," ungkap HamdoTetapi, keterangan tersebut dibantah oleh pemerintahan Assad

Sejauh ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat estimasi bahwa korban jiwa dalam kekerasan politik di Syria telah berjumlah lebih dari 4.600 jiwaJika tentara Assad terus menembaki demonstran secara membabi buta, tidak mustahil korban jiwa akan terus bertambah(CNN/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rusia Tangkap 1.600 Anti Putin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler