jpnn.com, KIEV - Pihak berwenang pro-Kremlin menuduh pasukan Ukraina membunuh dua orang, termasuk seorang mantan anggota parlemen, dalam serangan rudal yang menghantam sebuah hotel di Kherson yang diduduki Rusia.
Seorang pejabat regional mengatakan Oleksiy Zhuravko, mantan anggota parlemen Ukraina yang pro-Rusia, tewas dalam serangan itu.
BACA JUGA: Bule Rusia Tanpa Busana Ditemukan Tewas di Museum Pendet, Warga Ubud Heboh
Kirill Stremousov mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa angkatan bersenjata Ukraina menembakkan rudal ke Play Hotel by Ribas pada pukul 05:30 (03:30 BST) pada hari Minggu.
Kyiv belum menanggapi klaim tersebut.
BACA JUGA: Si Kecil Mengalahkan Si Besar, Bagaimana Serangan Balik Ukraina Bikin Rusia Babak Belur?
Pemerintah yang didirikan Rusia mengatakan dalam sebuah posting di Telegram bahwa ini "adalah tindakan teroris yang direncanakan", menambahkan bahwa bangunan hotel tidak digunakan untuk tujuan militer.
Pernyataan itu mengatakan bahwa dua orang tewas dalam serangan itu menurut "informasi awal".
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Ukraina akan Memenangkan Perang dengan Rusia?
Pihak berwenang mengatakan wartawan dari media Rusia berada di hotel ketika rudal itu menyerang, lapor kantor berita AFP. Klaim ini tidak dapat diverifikasi secara independen.
Seorang perwakilan dari badan-badan penegak hukum di wilayah tersebut yang dikutip oleh kantor berita TASS mengatakan bahwa serangan itu "jelas dilakukan dengan bantuan perwakilan NATO, menurut intelijen mereka dan atas petunjuk mereka".
Petugas penyelamat dikatakan sedang menyisir puing-puing untuk mencari korban di hotel, yang terletak di pusat kota Ukraina selatan.
Pemogokan itu terjadi ketika Kherson - salah satu tempat pertama yang berada di bawah kendali Moskow setelah invasi - mengambil bagian dalam apa yang disebut referendum, menanyakan orang-orang apakah mereka ingin bergabung dengan Rusia.
Selain Kherson, orang-orang di Luhansk, Donetsk, dan Zaporizhzhia juga telah memberikan suara mereka sejak Jumat dan pemungutan suara akan selesai pada Selasa.
Barat dan Kyiv telah mengutuk pemungutan suara sebagai "palsu" dan berjanji untuk tidak mengakui hasil mereka. Ada juga laporan tentang tentara Rusia bersenjata yang pergi dari pintu ke pintu untuk mengumpulkan suara.
Pemungutan suara dilakukan setelah pasukan Ukraina melancarkan serangan balasan skala besar di selatan. Bulan lalu, militer Ukraina mengatakan telah menembus garis pertahanan pertama Rusia. (bbc/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif