jpnn.com - PADA 21 Juni 1938, di depan 19 perwakilan bond Anggota PSSI yang sedang berkumpul di Solo, Ir Soeratin Sosrosoegondo berpidato dan mencaci-maki Nederlandsche Indische Voetbal Unie (NIVU) "PSSI nya Hindia Belanda.
Ketua Umum PSSI itu marah bukan tanpa alasan. Dia dan anggota PSSI lainnya merasa dikibuli oleh NIVU yang dengan semena-mena melanggar Gentlement Agreement yang sudah disepakati 15 Januari 1937 di Jogjakarta.
BACA JUGA: Bisnis Kuliner Naik Daun, Pemain Persib Ini Malah Ingin Seperti Djanur
Isi perjanjian itu mengatakan bahwa PSSI akan diakui sebagai federasi resmi oleh pemerintah kolonial Belanda. Diskriminasi yang selama ini dilakukan tak akan diulangi. Nyatanya perjanjian itu tak dipatuhi secara serius oleh pihak NIVU.
Karena itulah, pada 21 Juni 1928, dengan sokongan mayoritas perwakilan bond-bond anggota PSSI yang hadir, Soeratin memutuskan untuk membatalkan Gentlement Agreement antara PSSI dan NIVU secara sepihak. Pembatalan secara sepihak itu disambut antusias tepuk tangan semua orang yang ada di dalam ruangan.
Semua sepakat, PSSI tak butuh pengakuan secara de facto dan de jure dari pemerintah kolonial Hindia Belanda. PSSI mampu berkembang dan menjadi besar bukan karena bantuan bangsa lain tapi berkat kerja keras anggotanya sendiri.(wam/ko)
BACA JUGA: WOW.. Cabor Layar Kontingen Kaltim di PON Jawa Barat Ditukangi Pelatih Asing
BACA JUGA: O... Ini Penyebab Neymar Dijatuhi Skors Empat Pertandingan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pebola Voli Cantik Ini Tetap Dipuji Meski Kalah di SEA Games 2015
Redaktur : Tim Redaksi