Dua sipir di penjara Wilayah Utara Australia (NT) mengundurkan diri secara tak terhormat setelah membawa seorang tahanan, yang mereka jaga, ke sebuah pub.

Investigasi internal dari Lembaga Pemasyarakatan NT(NTDCS) dimulai setelah anggota masyarakat mengeluh tentang seorang tahanan yang dilihatnya berada di sebuah pub, yang terletak di Nhulunbuy, Arnhem Land, pada bulan April.

BACA JUGA: Tak Mau Makan, Ular Piton Raksasa di Perth Jalani CT Scan

Tahanan tersebut, yang dianggap beresiko rendah dan bukan pelaku kekerasan, mengenakan pakaian penjara di pub dan kemudian mabuk.


Penjara Datjala di Nhulunbuy.

BACA JUGA: Dibalik Jam Dinding Antik Yang Berada di Gedung Parlemen Australia

Keluhan tentang situasi itu dibuat pada bulan Mei.

Dua sipir bertanggung jawab atas tahanan itu, yang dikurung di penjara Datjala di kota tersebut.

BACA JUGA: Alternatif Pertanian Dunia di Masa Depan Dibahas di Australia

Juru bicara NTDCS, David Harris, mengkonfirmasi bahwa dua sipir itu mengundurkan diri setelah melanggar Kode Etik NTDCS.

"Setelah penyelidikan internal, kedua sipir diminta untuk menunjukkan alasan mengapa pekerjaan mereka tak layak untuk dihentikan. Mereka kemudian mengajukan pengunduran diri," ungkap David.

Ia mengatakan, investigasi internal tak menemukan bukti bahwa tahanan itu minum alkohol saat berada di pub.

Tahanan di penjara Nhulunbuy berpartisipasi dalam sejumlah kerja sukarela dan pekerjaan yang dibayar melalui program ‘Sentenced to a Job’ yang diluncurkan pemerintah NT.

Tahun lalu, Menteri Kehakiman, John Elferink, mengatakan, penjara Datjala adalah fasilitas berisi 50 tempat tidur yang membebani Pemerintah NT sebesar 2,24 juta dolar (atau setara Rp 22,4 miliar) tiap tahunnya.

"Penjara Datjala sebagian besar akan mengakomodasi narapidana yang memiliki ikatan keluarga dan komunitas dengan wilayah Arnhem Timur, yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan nilai-nilai budaya mereka saat menjalani hukuman," sebutnya pada saat itu.

Pada hari Jumat (26/6), juru bicara John mengatakan, tindakan para sipir itu telah menjadi "kelalaian kerja yang tak senonoh" dan telah ditangani dengan tepat.

Juru bicara itu mengatakan, "tindakan lalai" yang dilakukan kedua sipir tak seharusnya mengurangi program ‘Senteced to a Job’ yang relatif sukses sejak diperkenalkan.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Queen Elsa Sapa Gadis Kecil Aborigin yang Alami Pelecehan Rasis di Melbourne

Berita Terkait