"Tidak pernah kami diundang dialog. Kami punya inisiatif mengundang tapi tak pernah ada yang hadir. Tak ada alasan untuk tak datang. Kami siap dialog dengan siapapun," kata Son Hadi di Jakarta, Sabtu (8/9).
Menurutnya, fitnah bahwa JAT adalah teroris merupakan pembunuhan karakter pada kelompok tersebut. Ia meminta masyarakat tidak selalu mengaitkan setiap peristiwa dengan JAT dan pondok pesantren yang didirikan Abu Bakar Baasyir di Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Ponpes di Ngruki, kata dia, tak pernah mengajarkan tentang teror bom.
"Ustad Abu sampaikan bahwa beliau tidak kenal seluruh alumni Ngruki. Segala perbuatan alumni tidak bisa dikaitkan dengan ponpes, sebagaimana kita tak bisa kaitkan koruptor dengan universitas tempat ia kuliah. Jangan asal tuduh,"
Menurutnya sebagai negara demokrasi, Indonesia juga menghormati syariat Islam dan tidak terus mendiskreditkan atau menyalahkan kelompok tertentu hanya karena radikal dalam beragama.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eksekusi Mati 17 TKI Di Malaysia Ditunda
Redaktur : Tim Redaksi