jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menilai kinerja PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang membanggakan tak lepas dari berbagai upaya dan penerapan inovasi teknologi BUMN energi tersebut.
“Bagus, peningkatan produksi minyak melalui berbagai upaya-upaya inovasi teknologi memang seharusnya dilakukan,” ujar Faisal.
BACA JUGA: PHE OSES Berhasil Kembalikan Produksi Proyek Penggantian Pipa Bawah Air Sepanjang 30Km
Pertamina terus berupaya keras meningkatkan lifting dengan pengeboran sumur-sumur baru, peremajaan pipa, dan reaktivasi sumur idle.
Selaian itu, PHE juga melakukan studi analisis guna mengetahui kondisi sumur-sumur tersebut.
BACA JUGA: Promo Hari Pahlawan: KAI Hadirkan Diskon Tiket Kereta Api 25 Persen
Tidak hanya itu, berbagai upaya tersebut, juga dilakukan melalui inovasi teknologi. Dengan demikian, peningkatan produksi Pertamina pada akhirnya dibarengi dengan proses yang lebih ramah lingkungan.
Menurut Faisal, kinerja positif Pertamina diharapkan bisa mengimbangi permintaan minyak yang akhir-akhir ini juga naik.
BACA JUGA: Banjir Promo Diskon Menjelang BTN Jakarta Run 2023
Untuk itu, Pertamina diharapkan terus meningkatkan kinerja agar produksi semakin tinggi demi memperkuat ketahanan energi.
“Produksi harus ditingkatkan. Inovasi dan efisiensi harus dilakukan, sambil terus menyiapkan transisi energi,” lanjutnya.
Faisal optimistis, jika produksi terus meningkat dan ketahanan energi terus diperkuat, maka pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Terpisah, Co-Founder dan Dewan Pakar Institute of Sosial Economic and Digital (ISED) Ryan Kiryanto juga mengapresiasi kinerja Pertamina.
Ryan berpendapat, kemampuan Pertamina meningkatkan produksi minyak akan menopang perekonomian Indonesia, terutama dalam membantu menstabilkan Rupiah.
Peran ini dinilai penting, terlebih saat ini ketika nilai tukar mata uang dalam negeri mengalami pelemahan.
“Pertamina bisa meningkatkan produksi minyak domestik, artinya besaran impor minyak juga berkurang. Artinya juga, terjadi penghematan devisa sehingga bisa membantu Bank Indonesia dan pemerintah agar kurs Rupiah tidak terlalu melemah terhadap dollar AS,” kata dia.
Terlebih, cadangan devisa saat ini menurun dibanding tahun sebelumnya. Jumlanya sekitar 133 miliar dollar AS.
“Itu kan luar biasa. Jadi secara tidak langsung, kinerja Pertamina dalam konteks peningkatan volume produksi migas membantu BI dalam menstabilisasi rupiah. Ini keren menurut saya,” seru Ryan.
Mengenai kinerja menggembirakan Pertamina melalui PHE, sebelumnya juga disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji.
Menurut Tutuka, produksi minyak yang dikelola PHE menunjukkan peningkatan.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada