Terapkan Meritokrasi, Ganjar: Timses Tidak Otomatis Jadi Menteri

Kamis, 14 Desember 2023 – 14:19 WIB
Capres nomor urut 3 pada Pilpres 2024 Ganjar Pranowo saat berdialog dengan ratusan konsultan Inkindo di Hotel Sahid Jakarta pada Kamis (14/12/2023). Foto: TKN Ganjar-Mahfud

jpnn.com, JAKARTA - Capres nomor urut 3 pada Pilpres 2024 Ganjar Pranowo menegaskan tidak ada dalam kamusnya soal bagi-bagi kursi jabatan untuk para pendukung dan tim sukses (Timses).

Ganjar akan menerapkan meritokrasi dalam menyusun kabinetnya jika diberi amanah untuk memimpin Indonesia pada periode 2024-2029.

BACA JUGA: Benny Rhamdani Beri Ganjar Pranowo Nilai 10

Eks gubernur Jateng ini menegaskan hal tersebut dalam beberapa kesempatan.

Saat menghadiri acara Dialog Apindo di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (13/12) kemarin misalnya, Ganjar bahkan menyebut Ketua TPN Arsjad Rasjid belum tentu jadi menteri.

BACA JUGA: Ganjar Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 7 Persen

“Di sini ada Mas Arsjad (Rasjid), nanti teman-teman Apindo bisa ngobrol. Beliau tim saya, tetapi tidak otomatis jadi menteri,”ucap Ganjar disambut tawa para pengusaha.

Hari ini, Kamis (14/12) saat dialog dengan ratusan konsultan Inkindo di Hotel Sahid Jakarta, Ganjar kembali menegaskan komitmennya itu.

BACA JUGA: Soal HAM di Papua, Haris Azhar Sebut Prabowo Buruk, Ganjar dan Anies Oke

Kali ini, giliran Ketua Umum IA ITB Gembong Primadjaja yang menjadi sasaran.

“Bapak ibu, mohon maaf saya tidak bisa lama karena harus ke Jabar. Di sini ada tim saya. Ada, Mas Gembong nanti melanjutkan. Beliau ini orang hebat yang dengan tulus membantu saya, tetapi belum tentu jadi menteri saya, lho,” ucap Ganjar.

Ganjar mengaku sangat senang dan terharu karena banyak orang hebat di sekelilingnya yang membantu. Mereka bekerja dengan tulus ikhlas tanpa menginginkan embel-embel jabatan.

“Saya berkomitmen, untuk pemerintahan ke depan, meritokrasi akan saya jalankan,” tegas Ganjar.

Ganjar memang sudah menerapkan sistem meritokrasi sejak menjabat Gubernur Jateng 2013 lalu.

Selama dua periode, tidak ada sogok menyogok atau KKN dalam pengisian jabatan. Sebab, semuanya dilakukan secara transparan dengan sistem lelang jabatan dan seleksi terbuka.

Gebrakan Ganjar ini membuat semua ASN di Pemprov Jateng yang memenuhi syarat bisa ikut bersaing menduduki jabatan penting yang diinginkan.

Dia mencontohkan seorang kepala sekolah bernama Jumeri berhasil menjabat Kepala Dinas Pendidikan di Jateng.

Ada juga Imam Maskur, mantan camat yang berhasil menjadi Kepala Biro Kesra Jateng.(jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler