jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra PG Talattov mengakui memang tidak mudah bagi industri minyak dan gas dunia untuk meraup keuntungan pada semester kedua saat pandemi.
Meski begitu, Abra masih merasa optimistis melihat kinerja PT Pertamina.
BACA JUGA: Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik, Pertamina Dinilai Tempuh Langkah Strategis
“Memang tidak mudah bagi industri minyak dan gas dunia saat pandemi, termasuk Pertamina. Tetapi melihat strategi bisnis Pertamina yang tepat, baik di sisi hilir maupun hulu, sangat masuk akal jika meraih laba pada semester kedua 2020 untuk menutup kerugian pada semester pertama,” kata Abra.
Pada sisi hilir, lanjut Abra, Pertamina berhasil memanfaatkan dengan baik geliat roda ekonomi. Karena pada masa PSBB Transisi misalnya, aktivitas masyarakat mulai berjalan, termasuk seluruh moda transportasi.
BACA JUGA: Agnez Mo Salami Semua Juri Pop Academy Indosiar Kecuali Soimah, ada Apa?
“Hal itu menjadi salah satu rasionalisasi, yang menyebabkan kinerja Pertamina pada semester kedua ini berpotensi membaik,” tutur Abra.
Menurut Abra, indikator perbaikan kinerja sudah terlihat sejak awal semester. Pada awal Juli 2020 misalnya, volume penjualan bahan bakar minyak (BBM) sudah naik 5% dibandingkan Juni.
BACA JUGA: BRILIANPRENEUR 2020 Berhasil Tingkatkan Transaksi Ekspor Para Pelaku UMKM
“Belum lagi bulan-bulan selanjutnya, seiring peningkatan penumpang pesawat, penambahan kendaraan, peningkatan pariwisata, dan juga okupansi hotel. Mobilitas masyarakat yang meningkat tersebut, turut mendorong peningkatan pendapatan Pertamina,” urainya.
Sementara di sisi hulu, juga dikaitkan dengan membaiknya harga minyak dunia pada semester kedua 2020.
Ditambah lagi dengan pemulihan ekonomi di berbagai negara, termasuk Korea, Jepang, dan China, serta sentimen vaksin yang mulai didistribusikan ke berbagai negara.
Semua itu, menurut Abra, menjadi pemicu rebound harga minyak mentah.
Dari sisi hulu, Abra juga menilai Pertamina bisa menjaga keseimbangan supply dan demand, bahkan masih membutuhkan impor crue oil. Kondisi demikian, lanjut Abra, juga memicu BUMN tersebut untuk memperoleh pertumbuhan, karena antara biaya produksi dan pendapatan masih bisa dikompensasi.
“Belum lagi ditambah kontribusi dari sisi kilang, yang bisa menjadi penyangga untuk mendistribusikan BBM dalam negeri,” seru Abra.
Dari sana Abra menilai, efisiensi dan strategi bisnis yang tepat, menjadi kunci Pertamina dalam memanfaatkan geliat ekonomi.
Artinya, meski saat ini pandemi belum pulih benar, namun Pertamina bisa memanfaatkan sentimen tersebut dengan sangat baik sehingga bisa mengoptimalkan raihan keuntungan.
Dan jika proyeksi tersebut tercapai, semakin menunjukkan kinerja Pertamina.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy