jpnn.com, JAKARTA - Perjuangan dua Letjen TNI, Ganip Warsito dan Terawan Agus Putranto, sebagai komandan perang melawan pandemi Covid-19 menarik untuk disorot.
"Dua sosok perwira TNI bintang tiga ini menarik karena masing-masing meninggalkan success story," ungkap Tenaga Ahli Kepala BNPB, Andi usai acara serah terima jabatan Kepala BNPB/Satgas Penanganan Covid-19 dari Letjen Ganip Warsito ke Mayjen TNI Suharyanto, Rabu (17/11).
BACA JUGA: Masa Pandemi, UMKM Mitra Bisnis Lalamove Meningkat 220%
Andi mengungkapkan, Ganip di awal masa jabatannya sebagai kepala BNPB merangkap Ketua Satgas Penanganan Covid-19 langsung kondisi gawat darurat.
Ketika itu lonjakan kasus COVID-19 sedang tinggi-tingginya, bahkan bisa dikatakan itulah puncak wabah di Indonesia.
BACA JUGA: Kunjungi Bali di Masa Pandemi, Kento Momota Tetap Happy
"Kemudian diikuti PPKM level 4 hingga di akhir masa jabatannya berhasil membuat pandemi makin melandai hingga turun menjadi PPKM level 1. Begitu juga dengan Menkes Terawan," ujar dia.
Menurut Andi, yang kebetulan juga pernah menjadi Tenaga Ahli mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, di awal pandemi Covid-19 yang ditandai pengumuman oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020, ketika itu Terawan dihadapkan pada tugas berat memerangi Covid-19.
BACA JUGA: Ikhtiar Dompet Aman Membangun Mindset Baru Generasi Milenial Pasca-pandemi
"Saya ingat diawal pandemi ketika Pak Terawan dalam kapasitasnya sebagai Menkes harus melakukan penjemputan WNI dari Wuhan yang terpapar Covid-19 diobservasi di Pulau Natuna sampai puluhan WNI yang terpapar di Jepang dan ditempatkan di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu sebagai lokasi observasi," ungkap Andi.
Di akhir masa jabatannya sebagai Menkes, menurut Andi, Terawan juga meninggalkan nama yang harum.
"Dia memulai program vaksinasi Covid-19 yang hingga saat ini masih terus berjalan. Bahkan, ia juga menginisiasi vaksin buatan dalam negeri, Vaksin Nusantara," ujarnya.
Program mitigasi juga dilakukan antara lain menyiapkan infrastruktur fasilitas kesehatan (faskes) di tiap rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19, juga rumah sakit pendukung di awal masa pendemi.
Hal lain yang jadi catatan Andi adalah kesamaan mendasar dari kepribadian keduanya. Yaitu kesamaan tidak ingin dipublikasi dan menghindari pencitraan.
"Dua jenderal ini sangat menghindari pujian semu. Karena sejatinya pujian adalah yang benar-benar berangkat dari kelompok masyarakat yang pernah merasakan pertolongannya, merasakan sentuhan tangannya," ujar Andi.
Saat menjalani tugas kedinasan sebagai prajurit TNI, Andi mengakui banyak prestasi ditorehkan Ganip Warsito yang namanya mulai diperhitungkan sejak menjadi perwira menengah TNI.
"Saya tahu betul ketika bersama beliau. Sigak dan kerja cepat menjalankan perintah Presiden," ucap Andi.
Lulusan Akmil Angkatan 1986 ini dikenal berpengalaman dalam bidang infanteri. Ganip yang lahir di Magelang pada 23 November 1963, diketahui sosok berprestasi. Kaya dengan segudang pengalaman dalam berbagai posisi jabatan semasa di kesatuan.
Namanya terus diperhitungkan sejak menjadi Panglima Kodam (Pangdam) XIII/Merdeka. Sebagai Pangdam pertama di Kodam Merdeka, Andi mengatakan Ganip juga berhasil meletakkan sistem dan pengembangan infrastruktur Kodam Merdeka yang berlokasi di Manado, Sulawesi Utara.
Terus beranjak naik dengan dipercaya menduduki Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III, Kepala Staf Umum (Kasum TNI) hingga menjadi Kepala BNPB.
"Semua jabatan yang dipercayakannya itu karena dilandasi oleh sikapnya yang humble, gigih, dan visioner," ucap Andi.
Gebrakan Ganip Warsito di akhir jabatannya adalah memasifkan penggunaan masker untuk menekan penularan Covid-19 melalui 'Gerakan Mobil Masker untuk Masyarakat' dan penegakan protokol kesehatan yang sampai saat ini gerakan tersebut masih terus dikembangkan dengan target hingga tingkat polosok daerah.
Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua juga menjadi catatan penting Andi terhadap mantan atasannya itu. Meski sempat sejumlah atlit dan official dari salah satu kontingen daerah terpapar Covid-19, Ganip sigap dan tegas mengkarantina bahkan memulangkan mereka yang terpapar Covid-19.
Tak hanya, itu di medan bencana pun Ganip menjadi terdepan mengusur rakyat yang menjadi korban bencana alam. Tak segan, ia turun ke lokasi bencana untuk mengetahui persis masalah yang dihadapi.
Begitu juga dengan Terawan yang dikenal banyak terobosan dan menjadi pembaru. Andi mencontoh di tangan Terawan, RSPAD bisa menjadi rumah sakit rujukan bagi presiden dan wakil presiden serta pejabat VVIP berobat.
Sehingga rumah sakit ini mendapat status Rumah Sakit Kepresidenan dan berhasil menjadikan RSPAD dipimpin oleh seorang perwira TNI dengan pangkat Letjen.
Bahkan Presiden Jokowi pada awal pembentukan kabinet menyatakan bahwa alasan memilih Terawan menjadi Menkes adalah karena karena kehandalannya dalam pengelolaan, manajemen.
Terawan yang dikenal sebagai penemu metode cuci otak, atau brainwash untuk pengobatan pasien stroke, juga memiliki rekam jejak yang diakui dunia internasional, yaitu pernah didaulat menjadi Ketua International Committee on Military Medicine (ICMM), sebuah organisasi dokter militer dunia.
"Jadi kedua jenderal bintang tiga yang kebetulan keduanya juga pernah saya dampingi ini, benar-benar memiliki talenta, terobosan dan gebrakan yang bagus. Baik ketika menjalani tugasnya sebagai prajurit maupun ketika mendapat kepercayaan di BNPB maupun di Kemenkes," sebut Andi.
Kepada institusi TNI, Andi mengucapkan terima kasih karena telah lembaga pertahanan negara ini telah mencetak kader terbaik dan menempatkan pada posisi yang tepat.
"Saya berharap para perwira muda di kesatuan TNI dapat mencontoh dan meneladani para seniornya dalam menjalankan tugas kedinasan dengahn sebaik-baiknya," pungkas Andi. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil