Terbakar, Jenazah Sulit Dikenali

Minggu, 30 September 2012 – 07:23 WIB
Marsekal Purn Norman T Lubis. Foto: Bayu/Radar Bandung
BANDUNG - Dua orang jenazah korban jatuhnya Pesawat Bravo As-202 yang jatuh saat atraksi dalam Bandung Air Show(BAS) HUT Bandun dibawa langsung ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Jalan Pasteur.

Puluhan kerabat dan keluarga tampak memenuhi area kamar jenazah RSHS, banyak diantara mereka yang menangis dan saling berpelukan di luar kamar jenazah, terlihat juga sejumlah siswa dari Bandung Pilot Academy(BAP).

Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Dr. Bayu Wahyudi menuturkan pihak RSHS menerima korban kecelakaan pesawat yang terjadi saat Bandung Air Show(BAS) 2012 sekitar pukul 13.30 dalam kondisi meninggal di perjalanan.

"Satu jenazah atas nama Marskal Norman Lubis dan satu jenazah lagi atas nama Toni Nugroho, itu terlihat dari naman yang melekat di bajunya," jelasnya saat ditemui wartawan di RSHS kemarin.

Lebih lanjut Bayu menjelaskan kedua jenazah tersebut dalam kondisi terbakar dan fisiknya sudah sulit dikenali. "Saat ini jenazah dibawa ke kamar forensik untuk di autopsi," katanya.

Sementara itu Han Saddak,61, yang merupakan adik ipar dari Norman saat ditemui di RSHS mengatakan bahwa Norman yang mempunyai umur,68, tahun ini memang memiliki hobi terbang.

"Setiap hari minggu kakak saya (Norman-red) memang rajin berlatih di dekat rumah dan menggunakan pesawat kecil, saya tidak tahu jenisnya namun pesawat tersebut memang milik Norman pribadi," jelasnya.

Terkait meninggalnya Norman atas kecelakaan pesawat iapun berkata bahwa seluruh pihak keluarga syok mendengar kabar ini. "Keluarga mendapat kabar sekitar jam 11 dan seluruh keluarga kaget apalagi istrinya Tien Norman Lubis, karena memang tidak bilang sebelumnya akan ada rencana terbang dan sekarang kondisinya sedang syok di rumah duka jalan Flores no 4," paparnya.

Lebih lanjut Han mengatakan Norman yang memiliki tiga orang anak ini yaitu Nasha Siregar, Nanda Lubis, dan Nindya Lubis serta dua orang cucu berprofesi sebagai Dokter sekaligus pemilik di Bandung Eye Center.

Menurut Heri Saddak,55, yang merupakan adik Ipar Norman mengatakan bahawa Norman merupakan sosok yang baik serta supple. "Norman juga rajin sholat dan untuk kecelakaan ini keluarga tidak mendapatkan firasat apa-apa," ungkapnya.

Jenazah sendiri rencananya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga Bandung hari ini (30/9).

Sementara itu,  Direktur Bandung Pilot Academy(BPA) M Nasrun Natsir mengatakan Toni Nugroho,37, yang menjadi Copilot dalam kecelakaan pesawaat Bravo As-202 itu berpangkat Letnan Kolonel ini merupakan pengajar di BPA.

"Asalnya dia (Toni-red) bekerja di TNI Angkatan Udara Ikatan Dinas Pertama (IDP) ke 7 angkatan 1989  Lalu pernah bertugas di Lanud Makasar dan Lanud Iswahyudi Pekanbaru, tapi sekarang sudah mengajukan resign namun masih dalam proses, dan sekarang mengajar di BPA sudah 1 tahun," paparnya saat ditemui di RSHS.

Nasrun pun menyebutkan bahwa Toni merupakan pilot yang handal dengan jam terbang tinggi dan sudah mengendalikan beberapa pesawat tempur sepert Hawk 200, MK 53, Sky Hawk A4.

Disinggung masalah jatuhnya pesawat Nasrun mengatakan ini musibah."Karena dari kondisi cuaca seperti angin dan sebagainya bagus, kondisi pesawatpun yang merupakan buatan Swiss tahun 76 saat sebelum digunakan memang dalam kondisi ok," paparnya.

Namun ia menegaskan bahwa pesawat tersebut milik Federasi Aerosport Indonesia (FASI) bukan milik TNI AU. "Tahun 2001 pesawar sudah dihibahkan ke FASI dan dirawat oleh Norman," paparnya

Dari laporan yang dia terima bahwa sehari sebelumnya Norman memang melakukan atraksi juga namun dengan manuver berbeda serta co pilotnya adalah Dodi dari FASI juga.

"Untuk penerbangan kali ini sepertinya pa Norman meminta secara langsung kepada Toni untuk menjadi Copilot karean hubungan junior senior," jelasnya.

Lebih lanjut Nasrun mengungkapkan bahwa penerbangan memang memiliki resiko yang besar oleh karena itu dibutuhkan pilot yang berpengalaman dan karena kejadian ini nanti akan dievaluasi.

"Karena medan di Bandung termasuk susah nanti kedepannya kita akan evaluasi ulang, apalagi setelah ada kejadian ini dan kedepanya penyelenggaraan BAS bisa ada bisa tidak tapi kemungkinan tidak akan ada dulu untuk tahun depan," paparnya.

Ia mengatakan bahwa jenazah toni akan dibawa rumah duka di jalan Bapa Sufi nomer 24 paledang Lengkong."Tapi untuk pemakamanya saya kurang tahu, itu gimana keluarga almarhum," pungkasnya. (cr1)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Lundin Siap Mengganti Kapal Baru

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler