Terbelit Utang, Ibu Dua Anak Gantung Diri

Selasa, 15 Januari 2013 – 09:19 WIB
BATAM - Warga perumahan Puteri Hijau Blok C, Sagulung geger, Senin (14/1). Maritan M, 30, ibu dua anak di rumah nomor 9 ditemukan tewas tergantung dengan kain menjerat lehernya di pintu ruangan tengah rumahnya sekitar pukul 10.00 WIB.

Ia diduga nekat mengakhiri hidupnya karena terbelit utang. Ironisnya, Manotar Simorangkir, 30, suaminya tak tahu soal belitan utang itu.

Ini diketahui beradasarkan surat wasiat yang ditemukan di lantai ruangan tengah dekat korban gantung diri. Korban mengakhiri hidupnya saat dia sedang sendiri di rumah. Ika dan Putri, kedua putrinya, ke sekolah dan Manotar suaminya di tempat kerjanya di PT Mac Connel di Sagulung.

Kematian Maritan pertama kali ditemukan oleh Dumang Manulang adik korban yang tinggal di blok D. Kemarin pagi, menurut cerita Dumang, Maritan mengeluh sakit demam biasa. Sehingga dia meminta Dumang untuk menjemput Putri dari sekolahnya di Sagulung. "Katanya dia demam, saya datang mau jemput Putri," kata Dumang.

Sebelum menjemput Putri,  Dumang memutuskan untuk ke rumah kakaknya. Namun sampai di rumah kakaknya itu, pintu dalam keadaan terkunci.
"Saya panggil tapi tak nyahut," katanya.

Setelah berkali-kali menggedor pintu dan memanggil tak ada sahutan, Dumangpun mengintip dari cela jendela kaca. Wanita berbadan sedang itu, langsung berteriak histeris saat melihat posisi kakaknya sudah dalam keadaan tergantung di pintu ruangan tengah.

Warga sekitar yang mendengar teriakan minta tolong itu, langsung berdatangan dan mendobrak pintu rumah korban. Namun upaya itu sudah terlambat, karena Maritan sudah meninggal.

Polisi Polsek Sagulung yang menerima laporan itu langsung olah TKP. Usai olah TKP jenazah korban oleh tim Inafis dibawa ke RSOB-BP Batam untuk divisum.

Kapolsek Sagulung AKP Eddi Buche mengatakan korban saat ditemukan warga sudah meninggal. Korban gantung diri menggunakan seutas tali kain. Korban mengenakan celana panjang jeans dan kaos putih yang dibaluti jacket warna coklat.

Korban juga kuat dugaan terlebih dahulu menengguk cairan obat nyamuk. Karena di samping surat wasiat yang ditinggalkan polisi juga menemukan piring yang masih ada cairan yang pekat dengan bauh cairan obat nyamuk.

"Kita belum bisa pastikan penyebab kematian korban, cuman dari barang bukti berupa surat wasiat ini dan keterangan saksi saksi di TKP, korban kuat dugaan bunuh diri dengan cara gantung diri," kata Buche.

Kematian Maritan ini tak diduga sama sekali oleh warga sekitar. Selama ini Maritan terlihat ceria dan bergaul seperti biasa sama halnya dengan ibu-ibu yang lain. Bahkan Maritan juga dipercayai ibu-ibu sekompleksnya sebagai pemegang uang arisan.

Melihat aksi nekat Maritan itu, warga dan anggota keluarga Maritan lainnya langsung menjemput dua anak Maritan dan Manator suaminya. Ika dan Putri dua anak korban langsung dibawa di rumah salah satu keluarga Maritan.

Sementara Manator yang dijemput polisi dan warga dari tempat kerjanya langsung menangis histeris melihat sang istri yang sudah terbujur kaku dalam kantong jenazah tim indentifikasi.

Pria berbadan sedang itu langsung memeluk wajah istrinya sambil terus menangis. "Aku kerja mak, kenapa mak lakukan ini. Bangun mak. Bagaimana anak-anak kita mak," teriak Manator dalam tangisan sambil memeluk wajah istrinya.

Setelah beberapa saat memeluk tubuh sang istri, Manator jatuh pingsan. Warga dan keluarganya menggotong Manator ke rumah tetangga.

Isi Surat Wasiat Maritan
Dalam surat wasiat yang ditemukan dekat jenazah Maritan tertulis ia nekat mengakhiri hidupnya karena merasa malu dengan hutang yang dilakukannya tanpa sepengetahuan suaminya.

Bahkan uang angsuran rumah rumah yang sudah jatuh tempo dibayar dia belum mampu bayar. Dalam surat wasiat itu Maritan juga berpesan kepada Manator agar menjaga kedua puteri mereka dengan baik.

"Pak, maafkan aku atas langkah yang ku ambil ini. Aku tak sanggup lagi menanggung penderitaan yang aku buat sendiri tanpa sepengetahuanmu aku banyak buat hutang. Sekali lagi aku mohon maaf, biarlah kesalahan yang aku lakukan ini kutanggung sendiri.

Dan hari ini jatuh tempo pembayaran angsuran rumah aku tak pegang apa-apa lagi. Ku titip Ika dan Putri, tolong jaga dan besarkan mereka dengan penuh kasih sayang, karena aku tak sanggung lagi menanggung malu ini.

Ika, jaga Putri buat mama yah, sayangi adekmu yah, maafkan mama, boru mama aku tak sanggup lagi.

Papa jangan sampai kau biarkan Ika sama Putri menderita. Sepeningalku kalau kau tak sanggup mengasuh mereka titipkan mereka sama orang yang kau percayai. Aku sangat sayang sama kalian, tapi aku tak mampu lagi." Begitulah isi surat yang ditinggalkan Maritan. (eja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cleaning Service Bobol Ruang Ketua Dewan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler