Pengadilan di Australia mengungkap, seorang perempuan Adelaide yang disidang karena menjadi anggota kelompok Negara Islam (ISIS) terkucilkan secara sosial dan "dipinang" oleh para teroris secara daring atau online. Poin utama:⢠Pengadilan mengungkap, Zainab Abdirahman-Khalif menonton materi ekstremis secara daring
⢠Ia menyangkal menjadi anggota ISIS dan mengatakan ia ingin mencari pekerjaan kemanusiaan di Turki
⢠Hanya ada dua tuduhan lainnya di Australia yang berkenaan dengan menjadi anggota organisasi teroris
BACA JUGA: Kebakaran Hutan Masih di Terjadi, Queensland Australia Semakin Panas
Zainab Abdirahman-Khalif, 23, dinyatakan bersalah menjadi anggota organisasi teroris setelah sidang Mahkamah Agung awal tahun ini.
Selama sidang pra-vonis, pengadilan menghadirkann bukti dari psikolog forensic, Loraine Lim, yang mewawancarai Abdirahman-Khalif pada lima kesempatan terpisah.
BACA JUGA: Diduga Sakit Hati, Pelaku Jebak Orang Lain Jadi Tersangka Teroris
Dr Lim - yang menyiapkan laporan untuk tim pembela Abdirahman-Khalif - mengatakan ia merasa sulit untuk terlibat dengan mantan mahasiswa keperawatan itu karena ia sangat berhati-hati dan "meremehkan serta mengelak" tentang perilakunya.
Pengadilan mengungkap, perempuan, yang datang ke Australia ketika ia berusia 13 tahun, itu menjadi radikal dengan menonton materi ekstrimis dan berkomunikasi dengan teroris secara daring.
BACA JUGA: Pengadilan Belanda Tolak Permintaan Seorang Warga Turunkan Usia 20 Tahun
Dr Lim mengatakan ia menjadi terkucilkan secara sosial setelah putus kuliah.
"Internet kemudian menjadi satu-satunya outlet sosialnya, kecuali untuk interaksi dengan keluarganya yang juga terhambat pada waktu itu," katanya.
Selama persidangannya, pengadilan mengungkap, Abdirahman-Khalif berkomunikasi daring dengan tiga perempuan muda Afrika yang melakukan pemboman di Mombasa, Kenya, pada bulan September 2016, yang kemudian mengaku bertanggung jawab.
Dr Lim mengatakan Abdirahman-Khalif berjuang dengan kerentanan psikologis dan para perempuan itu "meminangnya"-nya dengan menawarkan dukungan yang tak ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya di Adelaide.
"Saya ragu perempuan ini benar-benar memiliki persahabatan di benaknya," kata Dr Lim.
Namun, Hakim David Peek mempertanyakan bagaimana Dr Lim bisa mencapai kesimpulan itu mengingat ia belum membaca transkrip dari persidangan atau melihat bukti yang diajukan, termasuk bahwa Abdirahman-Khalif menggunakan foto AK-47 sebagai gambar tampilan daring-nya.Mengaku Termotivasi bantu orang
Pengadilan mengungkap, Abdirahman-Khalif masih menyangkal ia adalah anggota ISIS dan mengklaim bahwa ia terbang ke Turki dengan tiket satu arah untuk mencari pekerjaan di bidang bantuan kemanusiaan.
Pengadilan mengungkap bahwa ia kurang memiliki wawasan tentang bagaimana perilakunya telah menyebabkan kasus hukumnya saat ini.
Pengacara pembelaa, Bill Boucaut SC, mengatakan ada perbedaan penting antara seorang teroris dan seseorang yang cocok dengan definisi hukum sebagai anggota organisasi teroris.
Ia mengatakan kliennya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang.
"Itu tak tercerminkan dengan cara apapun, bentuk atau jenis penuntutan yang menyebut ia akan terlibat dalam tindakan kekerasan atau terorisme, bahwa ia akan menjadi militan atau meledakkan sesuatu," katanya.
Hakim Peek mempermasalahkan pengajuan itu.
"Anda harus sama-sama menerima Pak Boucaut bahwa seseorang bisa mendukung organisasi teroris dengan melakukan hal-hal selain menembak," katanya.
Boucaut menyerukan putusan yang akan membuat kliennya dibebaskan dari tahanan segera dan mengatakan kepada pengadilan ia mendapat dukungan dari keluarganya. Photo: Polisi menemukan file audio dan video yang terkait ISIS di ponsel si perempuan. (Supplied: Australian Federal Police)
Ia mengatakan kliennya akan diterima kembali ke komunitas Somalia jika dibebaskan dan para pendukung itu ingin melakukan apa yang mereka bisa untuk membantu merehabilitasinya kembali ke masyarakat.
Jaksa Chris Winneke QC mengatakan hanya ada dua tuduhan lain di Australia berkenaan dengan menjadi anggota organisasi teroris, yang memiliki hukuman maksimal 10 tahun penjara.
Ia mengatakan, hukuman penjara adalah satu-satunya hukuman yang tepat untuk Abdirahman-Khalif.
Selama persidangan, pengadilan mengungkap, terdakwa ditahan di Bandara Adelaide pada Juli 2016 ketika mencoba menaiki pesawat ke Turki hanya dengan tas tangan dan uang $ 170 (atau setara Rp 1,7 juta).
Polisi menemukan 378 file audio yang terkait dengan ISIS di ponselnya, bersama dengan 125 video dari organisasi media ISIS, banyak di antaranya berisi materi ekstremis termasuk tawanan yang dieksekusi dan mayat tergeletak.
Abdirahman-Khalif, yang tinggal bersama ibu dan saudara laki-lakinya di Mansfield Park, sebelah utara Adelaide, juga terekam mengucap sumpah dan nyanyian-nyanyian yang terhubung dengan ISIS di kamar tidurnya.
Hakim Peek akan menjatuhkan hukumannya dalam waktu dekat.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Partai Liberal Australia Ubah Cara Penggantian Perdana Menteri