MAKASSAR - Penyergapan yang dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (4/1) berlangsung cepat. Hanya hitungan lima menit, polisi berhasil melumpuhkan Samsuddin alias Asmar alias Buswah dan Hasan alias Kholiq.
Keduanya langsung tewas di tempat kejadian dengan timah panas bersarang di tubuhnya. Selain menewaskan kedua terduga teroris ini, polisi juga berhasil menyita satu buah pucuk senjata api jenis FN beserta amunisi 17 butir dan sebuah granat tangan yang masih aktif. Pistol dan granat itu diyakini milik teroris yang diduga masih kelompok Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Pantauan FAJAR (JPNN Group) di lokasi kejadian, penyergapan yang dilakukan tim khusus itu juga menyisakan banyak lubang di sekitar lokasi penyergapan. Diduga diakibatkan terkena peluru milik petugas. Seperti, di tempat berdiri Samsuddin. Di lantai yang tidak jauh dari tiang ketiga teras masjid itu terlihat retak. Begitupula di lokasi penyergapan Kholiq.
Terdapat lubang sedalam satu atau dua sentimeter. Banyaknya tembakan yang dilepaskan petugas juga membuat sebuah mobil sedan berwarna hitam milik seorang dokter koas berlubang terkena peluru. Lubang terdapat di bodi mobil sebelah kanan (tepat di atas ban depan mobil).
Salah seorang tukang koran yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, tim berlambang burung hantu itu menggunakan tiga unit mobil. Setelah, menyergap mereka langsung meninggalkan lokasi kejadian dan menaikkan mayat terduga teroris itu.
Tidak hanya menyisakan beberapa lubang, juga terlihat ceceran darah segar di sekitar teras dan pelataran parkir masjid. Ceceran darah segera dibersihkan mengingat waktu salat jumat akan dimulai. Usai salat jumat terlihat sejumlah petugas masih membersihkan ceceran darah. (abg/awa/jpnn)
Keduanya langsung tewas di tempat kejadian dengan timah panas bersarang di tubuhnya. Selain menewaskan kedua terduga teroris ini, polisi juga berhasil menyita satu buah pucuk senjata api jenis FN beserta amunisi 17 butir dan sebuah granat tangan yang masih aktif. Pistol dan granat itu diyakini milik teroris yang diduga masih kelompok Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Pantauan FAJAR (JPNN Group) di lokasi kejadian, penyergapan yang dilakukan tim khusus itu juga menyisakan banyak lubang di sekitar lokasi penyergapan. Diduga diakibatkan terkena peluru milik petugas. Seperti, di tempat berdiri Samsuddin. Di lantai yang tidak jauh dari tiang ketiga teras masjid itu terlihat retak. Begitupula di lokasi penyergapan Kholiq.
Terdapat lubang sedalam satu atau dua sentimeter. Banyaknya tembakan yang dilepaskan petugas juga membuat sebuah mobil sedan berwarna hitam milik seorang dokter koas berlubang terkena peluru. Lubang terdapat di bodi mobil sebelah kanan (tepat di atas ban depan mobil).
Salah seorang tukang koran yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, tim berlambang burung hantu itu menggunakan tiga unit mobil. Setelah, menyergap mereka langsung meninggalkan lokasi kejadian dan menaikkan mayat terduga teroris itu.
Tidak hanya menyisakan beberapa lubang, juga terlihat ceceran darah segar di sekitar teras dan pelataran parkir masjid. Ceceran darah segera dibersihkan mengingat waktu salat jumat akan dimulai. Usai salat jumat terlihat sejumlah petugas masih membersihkan ceceran darah. (abg/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 Rekan Teroris Dibekuk di Lokasi Berbeda
Redaktur : Tim Redaksi