jpnn.com - JPNN.com - Penangkapan pelaku perampokan disertai pembunuhan sadis yang menewaskan enam orang di Pulomas, berawal dari hasil pemeriksaan rekaman Closed Circuit Television (CCTV), di kediaman korban.
Dalam rekaman itu diketahui perampokan dilakukan oleh empat pelaku. Keempat pelaku menggunakan topi serta kaca mata hitam.
BACA JUGA: Tak Yakin Kasus Pulomas Hanya Bermotif Perampokan
Gelagat mereka cukup tenang saat masuk ke rumah yang beralamat di Jalan Pulomas Utara 7A tersebut.
Ketika itu pintu pagar rumah dalam kondisi tidak terkunci. Pelaku masuk dengan cara mengetuk pintu ruang tamu.
BACA JUGA: Ramlan Pincang Tewas karena Pembuluh Darah Pecah
”Setelah pintu itu dibuka oleh pembantu, pelaku langsung menyandera pembantu itu,” beber Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan, kemarin.
Iriawan mengatakan, awalnya saat menganalisa CCTV itu petugas cukup kewalahan. Pasalnya, topi dan kacamata pelaku menghalangi analisa identitas keempatnya.
BACA JUGA: Dodi Pemenang Tender Proyek Renovasi GBK? Tidak
”Sulit mengenali pelaku karena pakai topi dan kacamata,” ujarnya jenderal bintang dua tersebut.
Namun polisi tidak kehabisan akal. Pemeriksaan dilakukan lebih detil, salah satu yang membuat polisi bisa mengenali pelaku adalah cara jalannya.
”Salah seorang pelaku jalannya pincang. Cara jalan pelaku yang pincang itu membuat petugas menduga pelaku adalah Ramlan,” terangnya.
Ramlan Butarbutar merupakan penjahat kambuhan. Ramlan telah berulangkali masuk penjara karena melakukan kriminal.
Petualangan kejahatan kali pertamanya terendus pada tahun 2001 lalu. Kejahatannya saat itu sama seperti sekarang, perampokan dengan kekerasan.
”Terakhir Ramlan merampok WN Korea Di depok 2012 lalu. uang sebesar Rp 200 juta berhasil dikurasnya. Dan waktu itu belum tertangkap dan berstatus DPO,” paparnya.
Ramlan dikenal sebagai perampok kelas kakap. Dia hanya mengicar perhiasan, uang, dan benda – benda berharga.
Alasannya karena barang – barang tersebut mudah dijual cepat dengan harga tinggi. ”Kalau kendaraan lebih lama proses jualnya,” tuturnya Mantan Kadivpropam Mabes Polri tersebut.
Iriawan mengatakan, dugaan awal motif pembunuhan itu murni perampokan, namun masih perlu dikembangkan.
Kemungkinan pelaku panik karena jumlah penghuni rumah yang cukup banyak. Para pelaku akhirnya memutuskan menyekap penghuni rumah di kamar mandi.
Tujuannya agar mereka bebas melakukan aksinya itu. ”Jadi senpi dan sajam itu digunakan untuk menakuti korban. Bukan digunakan untuk membunuh. Karena korban tewas akibat kekurangan oksigen,” tambah dia.
Dia menyatakan, untuk identitas dua pelaku lainnya belum bisa disebutkan. Yang pasti, dua pelaku lainnya sampai saat ini masih dalam pengejaran.
Pengejaran dilakukan di tiga wilayah. Bekasi, Cianjur, dan Bandung. Sebab informasi yang diterima para pelaku bersembunyi di lokasi tersebut.
Ada sejumlah barang bukti yang diamankan dalam penangkapan tersebut. Diantaranya uang sebesar Rp 9,7 juta, empat lembar uang Thailand, enam handphone, dan satu unit sepeda motor.
Perhiasan serta barang berharga tidak ditemukan. Diduga mereka telah membagi rata barang berharga tersebut. (ian)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Kata Anies Soal Pembunuhan Sadis Pulomas
Redaktur & Reporter : Soetomo