Terima Kunjungan Mentan, Kapolri: Dengan Swasembada Beras, Kita Bisa Ekspor

Senin, 17 Mei 2021 – 19:45 WIB
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo bertemu dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (17-5-2021). ANTARA/HO-Divisi Humas Polri

jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) di ruang rapat Kapolri, Mabes Polri, Jakarta, Senin (17/5).

Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan SYL membahas berbagai persoalan salah satunya terkait penguatan sektor pertanian dari hulu hingga hilir.

BACA JUGA: 100 Hari Jenderal Listyo Sigit Pimpin Polri, Kontras Lontarkan 5 Kritik Tajam

Listyo menyatakan bahwa swasembada beras merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Selain untuk mencukupi kebutuhan rakyat, kata dia, swasembada beras juga membuat Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, atau pengekspor bagi negara yang membutuhkan.

Oleh karena itu, mantan kepala Bareskrim Polri ini menyatakan bahwa Polri siap mem-backup berapa pun jumlah panen padi dari para petani.

BACA JUGA: Jenderal Listyo: Polisi Paling Pintar Itu Bhabinkamtibmas

"Dengan swasembada beras, kita bisa melakukan ekspor," tegas Jenderal Listyo Sigit.

Dia menambahkan di sektor hulu, Polri siap mengawasi distribusi pupuk bersubsidi agar tepat sasaran kepada petani yang membutuhkan.

BACA JUGA: Mentan Syahrul: Pertanian Berkembang di Tangan Generasi Muda

Untuk mengawasi distribusi pupuk bersubsidi itu, Jenderal Listyo Sigit meminta dukungan SYL berupa data distribusi guna menelusuri apabila terjadi permasalahan di lapangan.

"Agar diberikan petanya sehingga Polri tahu distribusi pupuk di mana saja," katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, anggota Polri bisa memonitor. Kalau ada yang tidak sesuai, kata dia, bisa ditelusuri di mana akar permasalahannya. "Yang terpenting, petani tidak dirugikan," tegas Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Lebih lanjut orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu juga memberikan perhatian khusus agar produksi kedelai dalam negeri ditingkatkan sehingga tidak terjadi kelangkaan yang berdampak pada pedagang tahu dan tempe.

Menurut Jenderal Listyo Sigit, perlu dilakukan pemetaan lahan tanam kedelai di tanah air sehingga bisa mendorong produksi kedelai dalam negeri.

"Kedelai dalam negeri harus habis dahulu, baru diekspor. Oleh karena itu, perlu dihitung (stok kedelai dalam negeri) agar tidak terjadi kelangkaan. Kami sangat mendukung," ujar Listyo.

SYL dalam pertemuan itu menyampaikan terima kasih kepada jajaran Korps Bhayangkara yang selama ini telah banyak berkonstrubusi dalam menjaga kestabilan harga dan ketersediaan pangan.

"Semua sembako dapat terjaga karena Satgas Pangan Polri membantu dengan baik," kata mantan gubernur Sulawesi Selatan yang menjabat dua periode itu.

SYL mengharapkan dukungan penuh kepolisian untuk menjaga sektor pertanian.

Terutama menjaga 11 komoditas pertanian strategis, seperti beras, bawang merah, bawang putih, cabai, jagung, daging, ayam, telur, dan gula.

Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) komoditas prioritas pembudidayaan sarang burung walet. (antara/jpnn)

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler