LAHAD DATU – Operasi Daulat Malaysia di Lahad Datu, Negara Bagian Sabah, kemarin masuk hari kedelapan. Namun, kelompok yang mengaku pembela setia Kesultanan Sulu belum menunjukkan gelagat menyerah. Mereka justru berpencar untuk menghindari kepungan.
”Mereka tidak mungkin lepas dari kepungan kita. Mereka hanya bisa dari Kampung Tanduo ke Tanjung Batu saja,” ujar Panglima Angkatan Tentara Diraja Malaysia Jenderal Datuk Tan Zulkifli bin Mohd Zein kepada media di Felda Residence Sahabat, Lahad Datu, Sabtu (9/3). Orang nomor satu di militer Malaysia itu menegaskan, pihaknya mengetatkan pengepungan.
”Kita yakini mereka terperangkap. Jadi, penceroboh ini bergerak dengan unit-unit kecil atau sendiri-sendiri karena ketatnya pengepungan kita,” ujar Zulkifli.
Dua kampung itu berjarak sekitar 4 kilometer dengan bentuk cerukan seperti huruf U. Tentara Malaysia juga melakukan mopping dan searching dengan cara menyisir rumah-rumah yang ditinggal kabur gerilyawan. ”Kita persempit gerak mereka dengan fokus upaya pembersihan,” ujarnya.
Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Datuk Tan Sri Omar Ismail menjelaskan, sempat terjadi kontak tembak dengan gerilyawan Sulu kemarin pagi. ”Satu penceroboh yang mencoba keluar Tanjung Batu berhasil ditembak mati sehingga total korban 53 tewas,” katanya.
Saat ini polisi Malaysia belum bisa menghitung secara pasti jenazah di dalam hutan antara dua kampung tersebut. ”Sebab, belajar dari pengalaman semasa dua hari lalu, polisi forensik kita diserang. Jadi, jangan sampai ada korban,” ujarnya.
Jenderal kelahiran Kedah itu menjelaskan, spesifikasi keahlian antara polisi forensik dan polisi komando jauh berbeda. ”Forensik itu harus aman karena bertugas mengidentifikasi mayat-mayat. Sejauh ini kita bisa ambil gambar sebagian di antaranya,” tambahnya.
Datuk Tan Sri Omar juga menjelaskan, pihaknya menangkap 27 orang yang mendarat di pantai tak jauh dari Kampung Tanjung Batu. Mereka diamankan di kantor polisi Lahad Datu dan belum ditemukan kaitan langsung dengan gerilyawan Sulu. ”Mereka akan diperiksa lebih lanjut. Sementara ini alasannya adalah mengantar ikan,” jelasnya.
Orang pertama di Royal Police Malaysia tersebut mengeluarkan ultimatum agar tidak ada pihak yang nekat menerobos ke daerah operasi. Termasuk kru media. ”Jangan membahayakan siasatan (strategi) kami dan juga para penceroboh itu juga masih bersenjata,” ungkap Sri Omar. (rdl/c10/oki)
”Mereka tidak mungkin lepas dari kepungan kita. Mereka hanya bisa dari Kampung Tanduo ke Tanjung Batu saja,” ujar Panglima Angkatan Tentara Diraja Malaysia Jenderal Datuk Tan Zulkifli bin Mohd Zein kepada media di Felda Residence Sahabat, Lahad Datu, Sabtu (9/3). Orang nomor satu di militer Malaysia itu menegaskan, pihaknya mengetatkan pengepungan.
”Kita yakini mereka terperangkap. Jadi, penceroboh ini bergerak dengan unit-unit kecil atau sendiri-sendiri karena ketatnya pengepungan kita,” ujar Zulkifli.
Dua kampung itu berjarak sekitar 4 kilometer dengan bentuk cerukan seperti huruf U. Tentara Malaysia juga melakukan mopping dan searching dengan cara menyisir rumah-rumah yang ditinggal kabur gerilyawan. ”Kita persempit gerak mereka dengan fokus upaya pembersihan,” ujarnya.
Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Datuk Tan Sri Omar Ismail menjelaskan, sempat terjadi kontak tembak dengan gerilyawan Sulu kemarin pagi. ”Satu penceroboh yang mencoba keluar Tanjung Batu berhasil ditembak mati sehingga total korban 53 tewas,” katanya.
Saat ini polisi Malaysia belum bisa menghitung secara pasti jenazah di dalam hutan antara dua kampung tersebut. ”Sebab, belajar dari pengalaman semasa dua hari lalu, polisi forensik kita diserang. Jadi, jangan sampai ada korban,” ujarnya.
Jenderal kelahiran Kedah itu menjelaskan, spesifikasi keahlian antara polisi forensik dan polisi komando jauh berbeda. ”Forensik itu harus aman karena bertugas mengidentifikasi mayat-mayat. Sejauh ini kita bisa ambil gambar sebagian di antaranya,” tambahnya.
Datuk Tan Sri Omar juga menjelaskan, pihaknya menangkap 27 orang yang mendarat di pantai tak jauh dari Kampung Tanjung Batu. Mereka diamankan di kantor polisi Lahad Datu dan belum ditemukan kaitan langsung dengan gerilyawan Sulu. ”Mereka akan diperiksa lebih lanjut. Sementara ini alasannya adalah mengantar ikan,” jelasnya.
Orang pertama di Royal Police Malaysia tersebut mengeluarkan ultimatum agar tidak ada pihak yang nekat menerobos ke daerah operasi. Termasuk kru media. ”Jangan membahayakan siasatan (strategi) kami dan juga para penceroboh itu juga masih bersenjata,” ungkap Sri Omar. (rdl/c10/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 1.200 WNI di Sabah Dipastikan Aman
Redaktur : Tim Redaksi