Ternak Burung, Hasilnya Jauh Melebihi Gaji Orang Kantoran

Senin, 19 Februari 2018 – 00:28 WIB
Muhammad Yahya sedang menunjukkan burung murai ternakannya. Foto: Yudi Handoyo/JawaPos.com

jpnn.com - Muhammad Yahya, warga Bojonegoro, Jawa Timur, punya penghasilan puluhan juta rupiah per bulan dari hasil beternak burung.
---

Tren makin banyaknya penggemar burung dan sering diadakannya lomba burung berkicau, ternyata menjadi peluang bisnis rumahan tersendiri baginya.

BACA JUGA: Diikat di Pohon, Andika Hampir Dikeroyok Warga

Selama ini, penggemar burung asal Desa Kabunan, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) ini berhasil mengembangbiakkan burung Murai, Kenari, dan Lovebird.

Bahkan, beberapa hasil ternakannya khususnya burung Murai ada yang laku sampai Rp 16 juta per ekornya.

BACA JUGA: Burung Cinta Rp 15 Juta, Bikin Pikiran jadi Teduh

"Sekitar beberapa bulan yang lalu ada pembeli yang menawar Rp 16 juta dan mungkin digunakan untuk perlombaan," ungkap Muhammad Yahya, Sabtu (17/2).

Pria 50 tahun ini menjelaskan, diantara ketiga burung kicau yang diternaknya, burung murai lah yang mempunyai harga yang tergolong paling stabil sendiri dan dirasa banyak peminatnya.

Bahkan, banyak pembeli yang berasal dari luar provinsi, seperti Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat dan Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.

"Kalau kenari sekarang di daerah Jatim mulai lesu, namun untuk daerah Jateng mulai terlihat keramaiannya (perlombaan, red)," lanjut pria yang akrab disapa Yahya itu.

Sebelum memilih beternak burung, Yahya hanya penggemar burung kicauan dan sering mengikuti perlombaan sampai keluar Jatim.

Namun, setelah menguasai dan melihat peluang yang ada, pada tahun 2014 dirinya mencoba untuk menangkarkan burung yang mempunyai suara yang merdu dan mampu menirukan banyak suara itu.

"Awal ternak burung murai medan saya mencoba memelihara tiga ekor dan dulunya juga pernah mencoba ternak burung murai kembang, namun gagal," jelas Yahya.

Hasil ketekunannya tersebut, burung murainya kini sudah berkembang menjadi 16 pasang.

Yahya juga mengaku, setidaknya dalam sebulan, dia bisa menjual beberapa ekor anakan murai dengan harga Rp 2 juta per ekornya. Setiap bertelur, burung murai milik Yahya bisa mencapai empat butir.

"Kalau omzetnya dalam satu bulan bisa mencapai sekitar Rp 25 juta sampai Rp 30 juta. Namun, hal tersebut tergantung dari cuaca maupun makanannya agar burung murai bisa stabil dalam bertelur," ungkap mantan kepada desa itu.

Omzet tersebut, belum hasil dari penjualan anakan burung kenari, yang mana Yahya mempunyai 16 pasang.

Serta, anakan dari 20 pasang burung lovebird miliknya, yang mana bila dikalkulasikan dengan harga paling murah perekornya berkisar dengan harga Rp 125.000. Padahal, sepasang burung Lovebird bisa menghasilkan sampai tujuh anakan dalam sekali bertelur.

Namun, saat Yahya ditanya tentang omzet pendapatan seluruh burung yang diternak, dirinya tidak mau menceritakannya. Malah berkata sambil tersenyum, “Setiap orang memiliki rezekinya masing-masing”.

Yahya selalu membuka pintu rumahnya lebar-lebar kepada orang yang mau belajar tentang cara beternak yang baik.

Bahkan, banyak pemuda setempat juga sukses seperti dirinya dengan beternak burung lovebird dan ada juga peternak burung seperti dirinya.

"Biasanya anak-anak sini juga sering syukuran dengan membeli satu ekor kambing. Dengan cara, menjual satu ekor love bird yang sudah bisa mendapatkan satu ekor kambing," tutup pria yang juga ketua Komunitas Kicau Mania Bojonegoro Plat S tersebut. (yud/JPC)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler