Kembang Sari Murni adalah UKM yang bergerak di bidang ternak lebah ini, berdiri sejak 15 tahun lalu, sampai saat ini tetap eksis dengan usaha tersebut. Usaha yang dilakoni oleh Rika, pemilik Kembang Sari Murni ini, selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, juga sebagai tanda kecintaannya pada fauna jenis serangga tersebut.
“Penghasilan madu lebah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Membiayai anak sekolah juga cukup. Selain itu, saya sejak dulu juga senang dengan serangga. Tentu yang membawa manfaat, seperti kupu-kupu, saya juga senang,” ungkapnya saat ditemui Radar Sulteng (JPNN Group).
Rika mengaku mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat, karena usaha tersebut disamping memberi manfaat pribadi juga sebagai promosi daerah. Katanya, peternakan lebahnya itu pernah mendapat kunjungan peneliti dari luar negeri.
“Pemerintah sebagai penyalur informasi kepada khalayak bahwa di daerah ini ada usaha peternakan lebah madu. Selain promosi hasil madu asli dari lebah itu, pemerintah juga telah memfasilitasi usaha saya ini sebagai kunjungan penelitian. Sebab, bukan hanya peneliti dari luar negeri yang mensurvei keberadaan lebah madu ini, tetapi mahasiswa Untad juga pernah datang meneliti disini,” jelasnya.
Rika sedikit memberi informasi tentang cara membedakan madu asli dengan madu buatan. Katanya, dengan melihat busa yang ada pada madu itu. Jika terdapat busa gelembung pada madu artinya madu itu belum mendapat campuran. “Kalau perbedaan warna, itu disebabkan hanya karena usia madu. Jika warnanya gelap, artinya madu tersebut sudah tua,” pungkasnya.(ai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Indonesia Jangan Bermental Broker
Redaktur : Tim Redaksi