jpnn.com, TOBASA - Jenazah pengusaha perkebunan kelapa sawit Darianus Lungguk (DL) Sitorus akan dimakamkan di Parsambilan, Desa Cinta Damai, Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara.
Sesuai rencana jenazah almarhum telah diberangkatkan dari Jakarta menuju Bandara Silangit, Tapanuli Utara (Taput) tadi siang (7/8).
BACA JUGA: Intan Pernah Pinjam Buku Catatan Ryan Thamrin saat SMA
“Keberangkatan sekitar pukul 12.00 WIB. Diperkirakan tiba di bandara Silangit sekitar pukul 14.00 WIB,” ujar kerabat almarhum yang juga mantan Bupati Tobasa Monang Sitorus kepada pojoksatu (Jawa Pos Group) hari ini.
Selanjutnya akan dibawa ke rumah duka di Rumah Parsaktian keluarga almarhum di Desa Cinta Damai, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa).
BACA JUGA: Menyedihkan, Begini Kondisi Dr Ryan Thamrin Sebelum Meninggal
Monang Sitorus, kerabat almarhum DL menjelaskan hari ini jenazah akan diberangkatkan dari Bandara Halim Perdana Kusuma dengan Sriwijaya Air menuju Bandara Silangit.
Mantan Bupati Tobasa menjelaskan setelah tiba di Bandara silangit, akan langsung berangkat menuju ruma Parsaktian.
BACA JUGA: Dokter Ryan Thamrin Dalam Kenangan Temannya di Tanjungpinang
Di sana akan digelar berbagai acara adat seperti mangarapot, mompo dan acara adat lainnya sebagaimana layaknya adat Batak dalam upacara pemakaman orang meninggal.
“Untuk acara pemakaman, dijadwalkan Jumat di pekamanan keluarga almarhum di Parsambilan, Desa Cinta Damai. Sebelumnya akan digelar acara adat mangarapot, mompo, selanjutnya manuan oppu-oppu,” katanya.
Monang menceritakan, di rumah duka di Jakarta Barat, juga sudah digelar berbagai acara dan sebagian besar adalah acara kebaktian. Minggu kemarin ada acara kebaktian.
Kemudian paulak tukang (memulangkan tukang). Itu tukang khusus yang menempah peti mati atau dalam bahasa Batak disebut abal-abal. Pekerjanya marga Panjaitan, merupakan panggorga (pengukir) yang tinggalnya di Lampung.
“Sebenarnya, abal-abal ini sudah lama almarhum pesan khusus. Abal-abal ini terbuat dari sebatang kayu utuh yang dipahat menjadi peti. Kemudian semua dinding abal-abal dibuat gorga,” katanya.
Sementara itu, peti mati khusus berukiran (gorga) khas Batak ternyata sudah dipesan almarhum sejak tiga tahun lalu.
Ini terungkap dari postingan di akun Facebook atas nama Sirait Herta. DL memesan peti mati di CV Citra Ajibata.
Menanggapi postingan itu, Iin Herdita Veronica Sirait mengatakan bahwa peti mati itu penuh kenangan. Soalnya DL Sitorus memesan peti mati kepada ayah Iin ketika mereka mengunjungi DL Sitorus di lapas.
“Peti mati penuh kenangan” waktu oppung itu kasih pesan sama bapak waktu kami di lapas dulu. Saya yang duluan nangis, pikir-pikir dengar peti mati serasa meyeramkan dan langsung lihat oppung itu juga dulu sudah mulai sesak nafas,” ucapnya.
Melihat Iin menangis, DL Sitorus sempat kebingungan bercampur sedih. Namun kemudian DL dengan tegar mengatakan bahwa peti mati itu merupakan adat istiadat yang harus dijalankan.
“Dengan kebingungan bercampur sedih beliau langsung berkata “adat doi inang, di Toba disebut parmual-mualon” itulah kata-kata oppung itu seolah menjawab semua pertanyaan kami dalam hati. Tapi dalam hati sudah sesak juga orang masih hidup tapi dipersiapkan peti matinya suami istri lagi.”
Mendapat pesanan itu, ayah Iin pergi ke Subang dan Tonada untuk mencari tukang yang bisa mengerjakan peti mati sesuai pesanan DL Sitorus itu.
“Berbulan-bulan dalam pengerjaan bapak dan oppung selalu diskusi dengan bapak. Mereka enar-benar detail periksa setiap motif gorga jangan sampe ada yang tidak sesuai. Waktu kami laporan sama bapak ke oppung, petinya sudah selesai dan sudah disimpan di Lampung. Beliau langsung bilang “mauliate da anak hasian, alai bayangkon hamu jo ahu dibagasan”. sontak suasana hening, dan wajah kami semua sedih dan skrg kenyataan,” ungkapnya. (js/ft)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Tampan Ryan Thamrin Ternyata Meninggal Karena Sakit Ini
Redaktur & Reporter : Budi