Ternyata, Penangkapan Bupati Probolinggo Dilakukan Sang Raja OTT 

Senin, 30 Agustus 2021 – 14:50 WIB
OTT KPK: Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari usai menjalani pemeriksaan di Subdit III Tipidkor Ditreskrimsus Polda Jatim, Senin (30/8). Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan menangkap Bupati Probolinggo, Jawa Timur, Puput Tantriana. 

Sosok yang berperan besar di balik OTT bupati Probolinggo ialah pegawai KPK nonaktif Harun Al Rasyid. 

BACA JUGA: Rekan Separtai Kena OTT KPK, Ahmad Ali Nasdem: Pak Hasan Orang Baik

Dia adalah salah satu pegawai yang akan dikeluarkan dari KPK, lewat asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK).  

"Informasi yang saya terima memang ini adalah hasil kerja keras dari rekan-rekan kami, penyelidik KPK, anggota dari Satgas Penyelidik yang dipimpin Bapak Harun Al Rasyid, Sang Raja OTT," kata Rieswin Rachwell yang merupakan pegawai nonaktif KPK, saat dikonfirmasi, Senin (30/8). 

BACA JUGA: BW Buka-bukaan soal Penyidik KPK Bekerja dalam Senyap, Sebut Nama Harun Al Rasyid

Dia mengaku bangga dengan rekan-rekannya yang dinonaktifkan sebagai pegawai KPK

Sebab, meski hendak dikeluarkan dari KPK, mereka masih berjuang. 

BACA JUGA: Harun Al Rasyid Menafsirkan Jawaban Firli Bahuri, Ada Kekuatan Besar Menekan

"Saya bangga dengan rekan-rekan kami yang masih terus berjuang memberantas korupsi dan tetap menjaga integritasnya dalam keadaan seperti ini," kata dia. 

Rieswin menjelaskan OTT yang diduga meringkus bupati Probolinggo itu sudah diselidiki, sejak sebelum adanya penyingkiran pegawai melalui asesmen TWK. 

Dia mengaku Satgas Penyelidik di bawah komando Harun Al Rasyid sudah banyak mengumpulkan informasi dan bahan keterangan terkait kasus ini. 

"Saya tahu betul bagaimana beratnya perjuangan rekan-rekan kami sebagai penyelidik ketika harus tetap menangani perkara ini dengan SDM yang dari semula tujuh orang (termasuk Harun Al Rasyid selaku Kasatgas) yang berkurang menjadi empat orang saja karena TWK," ujar Rieswin. 

Dalam operasi penindakan itu, tim lainnya terus menerima arahan dan bimbingan dari Harun Al Rasyid sebelum dinonaktifkan melalui TWK dan SK Pimpinan KPK Nomor 652 Tahun 2021. 

Rieswin menyampaikan para pegawai KPK nonaktif yang kini berjumlah 57 orang akan tetap memberikan dukungan moral dan semangat kepada rekan-rekan penyelidik KPK yang tetap aktif bertugas dan berjuang memberantasan korupsi. 

Dia mengaku prihatin terhadap kinerja KPK yang kini dipimpin Firli Bahuri. 

"Bagaimanapun kami adalah penyelidik KPK yang prihatin dengan kinerja penindakan KPK," ungkap Rieswin. 

Dia lantas menyinggung pernyataan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata terkait kurangnya giat OTT, karena kecerobohan pelaku. 

Rieswin menyatakan operasi penindakan dilakukan atas dasar kerja keras dan keaktifan para penyelidik KPK. 

"Keberhasilan dalam kegiatan tangkap tangan adalah hasil kerja keras dan aktif penyelidik KPK dalam melakukan pengolahan informasi dan bahan keterangan yang telah dikumpulkan seperti yang terus dilakukan rekan-rekan kami. Bukan dengan menunggu kecerobohan pelaku-pelaku," pungkas Rieswin. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Boy
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler