Ternyata Penembak Para Mahasiswa Itu Pernah Ikut Pendidikan Militer

Minggu, 04 Oktober 2015 – 14:15 WIB
Salah satu korban dilarikan tim medis ke rumah sakit usai penembakan di kampus di Oregon. Foto: reuters

jpnn.com - OREGON - Chris Harper Mercer, 26, benar-benar mempersiapkan diri untuk melakukan tindakan sadisnya. Pelaku penembakan di Umpqua Community College, Roseburg, Oregon, AS, Kamis lalu (1/10) ini membawa banyak senjata saat menyerang. Pegawai Badan Pengendalian Alkohol, Rokok, Senjata Api, dan Bahan Peledak AS Celinez Nunez menyatakan, pihaknya menemukan 13 senjata di lokasi kejadian. 

''Lima pistol dan satu senapan otomatis ditemukan di lokasi kejadian di mana pelaku tewas setelah baku tembak dengan pihak kepolisian,'' ujarnya kemarin (3/10).

BACA JUGA: Xi Jinping Tolak Namai Calon Bayi Bos Facebook

Selain itu, ditemukan rompi antipeluru dan lima selongsong amunisi. Koleksi senjata Mercer juga ditemukan di apartemennya. Ada dua pistol, empat senapan serbu otomatis, serta satu senapan berburu dan amunisinya. Seluruh senjata tersebut dibeli secara legal oleh Mercer maupun beberapa anggota keluarganya. Pembelian dilakukan selama tiga tahun terakhir melalui pedagang senjata yang memiliki izin resmi.

Sebelum tewas, Mercer sempat menyerahkan sebuah kotak pada korban selamat. Dia meminta agar kotak tersebut diberikan pada pihak kepolisian. Belum diketahui apa isinya. Pihak kepolisian kini menyelidiki sebuah blog dengan alamat e-mail seperti milik Mercer. Di blog dengan nama lithium_love ini, dia ternyata meninggalkan lima lembar pengakuan tentang kondisi dirinya. 

BACA JUGA: MENGHARUKAN: Remaja Ini Rela Jadi Sapi Demi Obati Ayahnya

Tulisan di blog tersebut mengindikasikan bagaimana Mercer merasa kesepian dan terinspirasi oleh pembunuhan masal yang pernah terjadi sebelumnya. Termasuk di antaranya pelaku penembakan Elliot Rodger yang telah membunuh enam orang tahun lalu di Santa Barbara, California. Dia juga merasa frustrasi karena para pelaku penembakan tidak menjadikan polisi sebagai korbannya. Mercer berjanji membunuh polisi bersama dengan para korban lainnya. 

''Dia tidak memiliki pacar dan merasa sedih akan hal tersebut. Dia akhirnya berpikir bahwa dirinya seorang pecundang. Dia tidak menyukai sebagian besar hidupnya, dan tampaknya semuanya berjalan salah,'' ujar salah seorang penegak hukum yang diwawancarai The New York Times. 

BACA JUGA: Presiden Tiongkok Tolak Namai Calon Bayi Bos Facebook

Pejabat lainnya menyatakan bahwa Mercer memang terobsesi dengan senjata dan agama. Dia tengah mempelajari tentang supremasi kulit putih, yaitu keyakinan bahwa warga kulit putih lebih unggul dibandingkan ras yang lain. Pihak keluarga juga menyatakan bahwa Mercer mengalami masalah kesehatan mental dan tengah menjalani perawatan. 

Di sisi lain, pihak kepolisian telah merilis nama-nama korban tewas. Sebelumnya jumlah korban jiwa di beberapa media berbeda-beda. Polisi memastikan korban tewas sembilan orang dengan usia 18-67 tahun. Mereka adalah Lucero Alcaraz, 19; Treven Taylor Anspach, 20; Rebecka Ann Carnes, 18; Quinn Glen Cooper, 18; Kim Saltmarsh Dietz, 59; Lucas Eibel, 18; Jason Dale Johnson, 34; Lawrence Levine, 67; dan Sarena Dawn Moore, 44. Mercer sendiri adalah siswa di kampus tersebut. 

''Mercer terdaftar di kelas teater dan bahasa Inggris di Umpqua Community College,'' ujar Rita Cavin, pimpinan sementara di Umpqua Community College. Mercer melakukan penembakan di kelas bahasa Inggris yang seharusnya dia ikuti. 

Beberapa teman yang pernah satu kelas dengannya menyatakan, sejak awal Mercer memang merupakan orang yang agak aneh dan sangat sensitif. Mercer sempat menjalani pelatihan militer pada November-Desember 2008 di Fort Jackson, South Carolina. Dia dikeluarkan karena gagal memenuhi standar administrasi minimum.

Mercer sempat menjalani pendidikan di El Camino College di Torrance, California, pada 2010-2012. Dia juga pernah mengikuti pelatihan di akademi penegakan hukum dan pertahanan diri Seven 4 Para di Torrance, California. 

''Kami memintanya untuk mengambil latihan keselamatan tingkat dasar, dan dia berusaha mengatakan pada saya bahwa dirinya telah ahli dengan senjata. Saya memiliki perasaan tidak enak dengan sikapnya, jadi saya memberhentikannya,'' ujar Kepala Instruktur Seven 4 Para Eloy Way. (AFP/Reuters/CNN/sha/c17/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Serangan Rusia Banyak yang Meleset, Syria Hanya Ajang Unjuk Kekuatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler