jpnn.com - JAKARTA- Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) memberi nilai yang tak terlalu tinggi terhadap promotor Piala Presiden, Mahaka Sports. Mereka dinilai kerap tidak konsisten dan membuat jadwal yang berubah tiba-tiba, tak sesuai rencana awal.
Menurut Sekjen BOPI Heru Nugroho, sikap ini diambil setelah mempertimbangkan beberapa hal. Karena itu, saat memberi grade nilai dengan rataan antara 1 sampai 10, BOPI memberi nilai tak sampai 8 untuk mereka.
BACA JUGA: Cetak Gol Indah, Griezman Tolak Selebrasi
"Kalau lihat performanya, kepatuhan pada regulasi yang mereka buat dan unsur profesionalitas dalam olahraga dan sepak bola, nilainya 7,5 saja. Itu sudah pas dengan kinerja mereka," kata Heru, Senin (19/10).
Menurut Heru, tayangan langsung, jumlah suporter, tim yang bertanding, bukan menjadi faktor penilaian yang paling utama dalam sepak bola profesional. Tapi, bagaimana mereka memberikan kesan yang profesional sesuai dengan aturan yang mereka buat sendiri itu lebih penting.
BACA JUGA: Tanpa Kehadiran Messi, Neymar Merasa Tidak Pemimpin Di Lapangan
Dari catatan BOPI, ada beberapa momen yang membuat Promotor harus menerima pil pahit bahwa penyelenggaraan sekadar mendapatkan nilai 7,5. Salah satunya adalah soal perubahan regulasi saat tiba-tiba di perempat final, sistem pertemuan tim menggunakan undian.
"awalnya kan model silang, tim grup A ketemu B dan C ketemu D, seperti itu, eh berubah tengah jalan. terus itu kok ada yang ngasih sambutan pas sesudah dan sebelum pertandingan, harusnya tidak ada. itu kok cari panggung di lapangn bola, gak boleh itu," tandasnya.
BACA JUGA: Hhmmm... Ahok Mendambakan Persija Punya Bus Seperti Persib
Tapi, nilai Piala Presiden masih lebih baik dari Piala Kemerdekaan yang hanya 6,5. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat Nih... Gagahnya Pemain Persib Pakai Batik ke Istana
Redaktur : Tim Redaksi