jpnn.com, JAKARTA - Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) memperluas pasar ekspor produk pertanian Indonesia sebagai upaya mendongkrak nilai ekspor guna berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional benar-benar menuai hasil yang nyata.
Terbukti, berdasarkan data yang dirilis BPS pada 24 Juni 2019, nilai ekspor pertanian naik 25,19 persen dibandingkan tahun lalu (year on year) atau senilai USD 0,32 miliar.
BACA JUGA: Limbah Biji Kapuk Jateng Makin Laris di Pasar Mancanegara
Kenaikan nilai ekspor pertanian berdasarkan data BPS menjadi salah satu variabel penting yang menyebabkan kenaikan ekspor nasional Mei 2019 sebesar USD 14,74 miliar.
BACA JUGA: Limbah Biji Kapuk Jateng Makin Laris di Pasar Mancanegara
BACA JUGA: Lindungi Petani, Kementan Tingkatkan Pengawasan Terhadap Perizinan dan Sertifikasi Pertanian
Angka itu naik 12,42 persen secara bulanan (month on month). Alhasil, neraca perdagangan nasional pun surplus sebesar USD207,6 juta.
Anggota DPD RI Parlindungan Purba menilai kenaikan nilai ekspor pertanian dan kinerja positif Kementerian Pertanian melalui Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini.
BACA JUGA: Ekspor Bambu Hoki bikin Petani Untung
Menurut dia, mentan Amran berhasil membangun banyak perubahan yang membanggakan khususnya pada perizinan, yang imbasnya meningkatkan nilai ekspor.
Parlindungan juga menegaskan bahwa sekarang ini Kementerian Petanian telah banyak gerakan ekspor dari sektor pertanian.
Tidak hanya komoditas perkebunan yang sebelumnya mendominiasi, melainkan komoditas hortikultura, peternakan dan juga pangan sudah mampu untuk melakukan ekspor.
"Progam Pak Menteri Amran ini harus kita dukung terus terutama untuk ekspor yang sangat gencar agar ke depannya terus meningkat dan bertambah jenis komoditas yang diekspor. Jadi semua komponen harus mendukung program pertanian era saat ini yang bagus," tutur Parlindungan.
Ketua Asosiasi Peternak Domba Ekspor Jember Agus Sholehul Huda mengatakan investasi dan kemudahan perizinan saat ini dirasakan sangat mudah.
Dirinya sebagai pelaku sekaligus supporting untuk pelaku eksportir pada komoditas domba sangat merasakan perubahan yang menguntungkannya sebagai eksportir
“Untuk perizinan saat ini kami rasakan sangat mudah, baik dari dinas sampai dengan di pusat untuk urusan perijinan ekspor ini sudah sangat mudah. Terima kasih Pak Menteri Pertanian atas kemudahan-kemudahan saat ini,” tutur Agus.
Agus juga menyampaikan bahwa sejak ekspor domba ke Malaysia tahun 2018, dirinya sebagai supporting saat itu untuk peternak-peternak domba di Jember merasakan iklim yang sangat bergairah dalam investasi dan kemudahan perizinan. Dirinya berharap dapat mengekspor domba kembali.
Saat ini dirinya sedang mempersiapkan dari hulu ke hilir agar dapat secara berkesinambungan dalam melakukan ekspor domba.
“Insyaallah setelah Iduladha ini, kami sedang siapkan untuk ekspor kembali. Saat ini bakalan-bakalan sedang kami siapkan. Kalaupun meleset, awal tahun 2020 kami sudah ekspor lagi, “ tutup Agus.
Untuk mendorong ekspor, salah satunya Kementan mengeluarkan kebijakan mempermudah perizinan eskpor dengan waktu pengurusan singkat, yakni sekitar 3 jam.
"Padahal sebelumnya membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 312 jam," jelas Kuntoro Boga Andri Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Jumat (2/08).
Menurut Kuntoro Boga, salah satu implementasi kebijakan tersebut, yakni menerapkan sistem layanan karantina jemput bola (inline inspection) yang akan turut mendukung pembangunan kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif.
"Sistem ini juga langsung mengatur registrasi kebun, sertifkasi packaging house, dan pembinaan mutu antara eksportir, petani dan Atase Pertanian sebagai market intelegent," ujarnya.
Pada kurun waktu yang sama, peningkatan ekspor diperkirakan mencapai 9 sampai 10 juta ton. Jika pada 2013 ekspor hanya mencapai 33 juta ton, pada 2018 ekspor pertanian mencapai 42 juta ton.
Pertumbuhan ekonomi pertanian baru-baru ini mencapai 3,7 persen. Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan pemerintah 3,5 persen.
Dari sisi inflasi pangan periode 2014-2017, inflasi pangan turun signifikan sebesar 88,1 persen, dari 10,57 persen menjadi 1,26 persen.
"Capaian ini merupakan hasil kerja keras Kementan bersama semua pihak. Ke depan, program terobosan pertanian hingga saat ini tentu harus diteruskan agar peningkatan nilai ekspor semakin meningkat dan diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan petani," tandas Kuntoro Boga. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Ekspor Bawang Merah 250 Ton ke Singapura dan Thailand
Redaktur : Tim Redaksi