"Itu proyektil yang ditemukan di tempat kejadian perkara dan termasuk dari almarhum Briptu Suherman. Senjatanya dari Filipina karena ada kodenya di senjata tersebut," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Rabu (5/9).
Meski sudah mengetahui jenisnya, Boy mengaku polisi belum mengetahui cara jaringan ini memperoleh senjata buatan Filipina tersebut. Dugaan kuat, senjata itu dibawa oleh Farhan. Apalagi ia diketahui sebagai salah satu orang terdekat Abu Omar, penyelundup senjata lintas Filipina, Malaysia dan Indonesia. Ia juga mahir dalam menggunakan senjata api. Sebelum aksi teror terhadap polisi tersebut Farhan juga dikabarkan baru pulang dari Filipina.
"Kita belum tahu ini mereka dapatkan dengan membeli atau merampas. Yang mengetahui ini dengan jelas ya Farhan ini. Tapi dia sudah tewas kemarin. Jadi ini masih kita telusuri,"papar Boy.
Farhan tewas dalam aksi baku tembak dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror pada Jumat (31/8) lalu. Ia sebagai eksekutor yang menggunakan senjata Pietro Baretta untuk menyerang pos pengamanan Lebaran di Glembekan, Solo, penembakan terhadap Bripka Data di pos polisi Singosaren dan menembak anggota Densus 88, Briptu Suherman, Jumat pekan lalu.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keterangan JK dan Antasari Diyakini Tuntaskan Century
Redaktur : Tim Redaksi