Teroris Tolitoli Tak Ikut Kelompok Santoso

Senin, 13 Maret 2017 – 10:27 WIB
Densus 88. Foto: dok jpnn

jpnn.com, TOLI-TOLI - Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Direktorat Reskrim Polda Sulteng telah menangkap sembilan orang tersangka teroris.

Mereka diringkus di dua tempat yang berbeda, Tolitoli dan Tawaeli, Sulawesi Tengah, pada Kamis (9/3) dan Jumat (10/3).

BACA JUGA: Mantan Teroris Poso Berbagi Cerita di Pengajian

Sembilan terduga teroris yang ditangkap tersebut berinisial ILH, MJ, MDY, SSY alias SAM, KFL, SFYN, DRN, JI, dan IN.

Namun, sembilan orang terduga teroris tersebut tidak berkaitan dengan sembilan orang sisa anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso yang sedang diburu aparat di Poso.

BACA JUGA: Peracik Bom dari Poso itu Coba Kabur dari Penjara

Kelompok terduga teroris Tolitoli adalah kelompok baru jaringan teroris Makassar, Sulawesi Selatan, pimpinan Basri yang berbaiat alias berafiliasi dengan negara Islam Iraq dan Syria (ISIS).

''Ini kelompok (teroris) baru yang berbaiat terhadap Ustad BSR (Basri) di Makassar,'' jelas Kapolda Sulteng Brigjen Rudy Sufahriadi saat memberikan keterangan pers di Mapolres Poso.

BACA JUGA: Polisi Bekuk Terduga Teroris Pengincar Malam Tahun Baru

Mereka sekarang menjalani pemeriksaan penyidik Densus 88 dan Ditreskrimum Polda Sulteng.

Meski kelompok baru, target aksi terornya, kata Rudy, terbilang berani dan besar.

Berdasar penyidikan sementara, diperoleh keterangan dari para tersangka bahwa mereka akan menyerang markas Polres Parigi, Polres Tolitoli, Brimob Tolitoli, dan markas TNI di Tolitoli.

Kelompok teroris itu, lanjut Rudy, menyasar markas Polri/TNI di Parigi dan Tolitoli karena dianggap masih sepi dengan penjagaan yang biasa-biasa saja.

''Poso dan Palu tidak ditarget mereka karena sudah ramai. Penjagaan dan kewaspadaan aparatnya juga tinggi,'' ungkap jenderal dengan satu bintang tersebut.

Dugaan kasus yang disangkakan kepada para terduga teroris adalah mengetahui rencana penyerangan aksi bom, mengetahui rencana penyerangan markas Brimob dan TNI di Tolitoli.

Mereka juga menerima paket bahan pembuatan bom dari Palu, melakukan baiat daulah ISIS melalui Ustad BSR di Makassar, dan menyurvei lokasi target penyerangan.

''Bukti-bukti itu telah memenuhi syarat untuk dilakukan penangkapan guna mencegah aksi teror,'' terang Rudy.

Saat ini, lanjut dia, penyelidikan dan pendalaman kasusnya masih dilakukan tim penyidik gabungan Densus 88 dan Ditreskrimum Polda Sulteng.

Salah satu yang dikembangkan penyidik adalah pendalaman dugaan keterkaitannya dengan kelompok Lampung dan Bandung sebagaimana laporan intelijen. (bud/JPG/c7/diq/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler