JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berencana untuk membangun terowongan multi fungsi (TMF) sebagai salah satu solusi mengatasi banjir. Pembangunan TMF ini terinspirasi oleh smart tunnel yang ada di Malaysia.
Namun rencana jokowi ini diragukan bisa menanggulangi banjir ibu kota. Pasalnya, smart tunnel di Malaysia juga tidak mampu menanggulangi banjir. Jokowi pun mengakui, meski banjir di ibu kota tidak bisa dihilangkan namun setidaknya bisa dikurangi dengan TMF.
"Di sini sekarang ada 78 titik banjir, didiamin saja. Nanti tahun depan tambah tiga atau empat, diamin saja. Tahun depannya lagi nambah. Ini kan kejar-kejaran dengan itu (titik banjir, red)," ujar Jokowi saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (4/12).
Menurut Jokowi, pembangunan di ibu kota memang berkontribusi pada bertambahnya titik banjir. Makin luas pembangunan, maka daerah resapan air akan semakin berkurang. Untuk itu perlu membangun area resapan baru dalam bentuk TMF.
Jokowi belum bisa memperkirakan berapa banyak titik banjir yang akan berkurang karena pembangunan TMF. Pasalnya, kajian mengenai TMF saat ini belum rampung.
"Nggak tahu, sangat teknis, nggak ngerti. Nanti setelah rampung kita jelasin semuanya. Kalau sudah masuk ke saya, tapi yang itu belum masuk ke saya," pungkasnya.
Sekedar diketahui, TMF atau yang sebelumnya dikenal dengan nama deep tunnel adalah terowongan bawah tanah yang akan dibangun dari Cawang hingga Pluit. Terowongan tersebut akan dibuat pada kedalaman 40 sampai 60 meter di bawah permukaan tanah dengan panjang total 19 kilometer.
Rencananya, TMF tidak hanya berfungsi sebagai resapan air tapi juga akan digunakan sebagai prasarana transportasi. Nantinya di dalam TMF itu akan dibangun jalan sepanjang 10 KM.
Proyek ini diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp16 triliun dan pengerjaannya membutuhkan waktu 4-5 tahun. Untuk sumber dana, Jokowi berencana untuk menggandeng pihak swasta sebagai investor. (dil/jpnn)
Namun rencana jokowi ini diragukan bisa menanggulangi banjir ibu kota. Pasalnya, smart tunnel di Malaysia juga tidak mampu menanggulangi banjir. Jokowi pun mengakui, meski banjir di ibu kota tidak bisa dihilangkan namun setidaknya bisa dikurangi dengan TMF.
"Di sini sekarang ada 78 titik banjir, didiamin saja. Nanti tahun depan tambah tiga atau empat, diamin saja. Tahun depannya lagi nambah. Ini kan kejar-kejaran dengan itu (titik banjir, red)," ujar Jokowi saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (4/12).
Menurut Jokowi, pembangunan di ibu kota memang berkontribusi pada bertambahnya titik banjir. Makin luas pembangunan, maka daerah resapan air akan semakin berkurang. Untuk itu perlu membangun area resapan baru dalam bentuk TMF.
Jokowi belum bisa memperkirakan berapa banyak titik banjir yang akan berkurang karena pembangunan TMF. Pasalnya, kajian mengenai TMF saat ini belum rampung.
"Nggak tahu, sangat teknis, nggak ngerti. Nanti setelah rampung kita jelasin semuanya. Kalau sudah masuk ke saya, tapi yang itu belum masuk ke saya," pungkasnya.
Sekedar diketahui, TMF atau yang sebelumnya dikenal dengan nama deep tunnel adalah terowongan bawah tanah yang akan dibangun dari Cawang hingga Pluit. Terowongan tersebut akan dibuat pada kedalaman 40 sampai 60 meter di bawah permukaan tanah dengan panjang total 19 kilometer.
Rencananya, TMF tidak hanya berfungsi sebagai resapan air tapi juga akan digunakan sebagai prasarana transportasi. Nantinya di dalam TMF itu akan dibangun jalan sepanjang 10 KM.
Proyek ini diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp16 triliun dan pengerjaannya membutuhkan waktu 4-5 tahun. Untuk sumber dana, Jokowi berencana untuk menggandeng pihak swasta sebagai investor. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Tersenyum Dengar SBY Blusukan
Redaktur : Tim Redaksi