jpnn.com, MINSK - Presiden Alexander Lukashenko dari Belarusia dilantik untuk masa jabatan baru dalam sebuah upacara tertutup pada Rabu (23/9). Pelantikan tersebut dikecam sebagai tidak sah oleh oposisi, yang menilai hasil pemilu penuh kecurangan.
Upacara mendadak tersebut menyusul sengketa pemilihan pada 9 Agustus di mana Lukashenko mengklaim kemenangan telak.
BACA JUGA: Uni Eropa Dituduh Mengabaikan Hancurnya Demokrasi di Belarusia
Oposisi menuduhnya melakukan kecurangan besar-besaran dan telah melakukan protes massal selama lebih dari enam minggu menuntut pengunduran Presiden tersebut. Amerika Serikat dan Uni Eropa tengah menyusun sanksi terhadap para pejabat yang terlibat dalam pemilihan dan tindakan keras setelahnya.
Kantor berita resmi Belta mengatakan Lukashenko meletakkan tangan kanannya di atas salinan konstitusi dan mengucapkan sumpah jabatan pada sebuah upacara yang dihadiri oleh beberapa ratus orang.
BACA JUGA: Demo Antirezim Meluas, Pemerintah Belarusia Cabut Kartu Pers Belasan Wartawan Asing
Desas-desus beredar di Minsk bahwa pemimpin berusia 66 tahun, yang berkuasa sejak 1994 itu, sedang mempersiapkan upacara pelantikan mendadak ketika iring-iringan mobil melewati pusat ibu kota pada Rabu pagi.
Seorang politisi oposisi, Pavel Latushko, mengatakan pelantikan itu seperti pertemuan rahasia para pencuri.
BACA JUGA: Belarusia Makin Kacau, Aparat Tangkap 50 Wartawan
"Di mana warga yang bergembira? Di mana korps diplomatik?" ucapnya dalam unggahan di media sosial. "Jelas sekali bahwa Alexander Lukashenko secara eksklusif adalah presiden bagi OMON (polisi anti huru hara) dan segelintir pejabat yang berbohong."
Latushko pun menyerukan "indakan pembangkangan sipil yang tidak terbatas.
Lukashenko, yang mengambil sumpah untuk masa jabatan lima tahun yang baru, berjanji untuk setia melayani rakyat Republik Belarusia, menghormati dan melindungi hak dan kebebasan pribadi dan warga negara" dan membela konstitusi.
Dia sejauh ini bertahan dari protes dengan dukungan dari sekutunya, Presiden Vladimir Putin dari Rusia.
Meskipun populasinya hanya 9,5 juta, Belarusia penting bagi Rusia sebagai negara penyangga terhadap NATO dan saluran bagi ekspor minyak dan gas Rusia ke Moskow.
Pada pertemuan tingkat tinggi pekan lalu, Putin memberi Lukashenko pinjaman 1,5 miliar dolar AS (Rp 22 triliun), dan kedua negara mengadakan latihan pertahanan "Slavic Brotherhood" (Persaudaraan Slavic) di Belarusia. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil