JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Jhonny Allen Marbun mengatakan dirinya pernah membeli tanah melalui notaris. Namun tanah tersebut ditulis atas nama Selestinus A Ola yang merupakan mantan ajudan Jhonny.
Pasalnya saat itu Jhonny sedang sibuk sehingga tidak bisa mengurus ke notaris. "Karena kesibukan, notaris akhirnya bikin atas nama dia Selestinus A Ola) dan istrinya," ujar Jhonny saat dihubungi wartawan, Selasa (21/5).
Jhonny menerangkan, tanah itu dibuat atas nama Selestinus dan istrinya tanpa ada surat tertulis. Notaris sambung Jhonny, membuatkannya karena rasa percaya kepada Selestinus. "Dia adalah ajudan saya. Tiap hari dekat saya. Itu kejadiannya tahun 2007/2008," ucapnya.
Lebih lanjut, Jhonny mengaku belum menerima surat pemanggilan dari Polda Metro Jaya terkait dugaan kasus penggelapan tanah. Dalam surat itu Jhonny akan diperiksa dalam statusnya sebagai tersangka.
Bahkan Jhonny mempertanyakan hal tersebut. "Enggak ada. Apa dasarnya, tersangka apa, wong tanah yang saya beli kok. Dasarnya apa. Tanah siapa yang digelapkan?" pungkasnya.
Sebelumnya, Jhonny disebut ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya. Hal itu diketahui dari dokumen berupa surat yang beredar di kalangan wartawan dengan kepala surat berlogo Polda Metro Jaya.
Surat itu berasal dari Direktotrat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya bernomor B/253/V/2013/Ditreskrum yang berisi pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) terkait dugaan kasus tindak pidana penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 KUHP yang dilakukan Jhonny. Pelapornya adalah Selestinus A Ola.
Dalam surat tersebut juga tertulis rencana pemanggilan Jhonny dalam kasus tersebut guna didengar keterangannya dalam statusnya sebagai tersangka. (gil/jpnn)
Pasalnya saat itu Jhonny sedang sibuk sehingga tidak bisa mengurus ke notaris. "Karena kesibukan, notaris akhirnya bikin atas nama dia Selestinus A Ola) dan istrinya," ujar Jhonny saat dihubungi wartawan, Selasa (21/5).
Jhonny menerangkan, tanah itu dibuat atas nama Selestinus dan istrinya tanpa ada surat tertulis. Notaris sambung Jhonny, membuatkannya karena rasa percaya kepada Selestinus. "Dia adalah ajudan saya. Tiap hari dekat saya. Itu kejadiannya tahun 2007/2008," ucapnya.
Lebih lanjut, Jhonny mengaku belum menerima surat pemanggilan dari Polda Metro Jaya terkait dugaan kasus penggelapan tanah. Dalam surat itu Jhonny akan diperiksa dalam statusnya sebagai tersangka.
Bahkan Jhonny mempertanyakan hal tersebut. "Enggak ada. Apa dasarnya, tersangka apa, wong tanah yang saya beli kok. Dasarnya apa. Tanah siapa yang digelapkan?" pungkasnya.
Sebelumnya, Jhonny disebut ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya. Hal itu diketahui dari dokumen berupa surat yang beredar di kalangan wartawan dengan kepala surat berlogo Polda Metro Jaya.
Surat itu berasal dari Direktotrat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya bernomor B/253/V/2013/Ditreskrum yang berisi pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) terkait dugaan kasus tindak pidana penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 KUHP yang dilakukan Jhonny. Pelapornya adalah Selestinus A Ola.
Dalam surat tersebut juga tertulis rencana pemanggilan Jhonny dalam kasus tersebut guna didengar keterangannya dalam statusnya sebagai tersangka. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kontraktor Proyek Simulator Berawal dari Pabrik Tutup Botol
Redaktur : Tim Redaksi