jpnn.com, BALI - Tunggal putra Singapura Loh Kean Yew berhasil mengejutkan publik ketika menjuarai Hylo Open 2021.
Loh yang saat itu duduk di peringkat 39 dunia, sukses menyingkirkan sejumlah unggulan pada turnamen yang berlangsung di Jerman tersebut.
BACA JUGA: Jelang Indonesia Masters 2021, Fajar Alfian Senggol Rival dari Inggris
Namun, di balik penampilan cemerlang Loh Kean Yew di Hylo Open 2021, terselip sebuah fakta miris.
Ketika mendarat di Jerman, pria 24 tahun itu sempat kehilangan koper bawaanya, yang didalamnya terdapat raket beserta pakaian.
BACA JUGA: Li Junhui Gantung Raket, Yuta Watanabe Kenang Momen Pertemuan Terakhir
“Saya tidak memiliki peralatan apa pun, lalu saya memenangi final (Hylo Open 2021, red). Jadi, cukup menarik," tutur Loh dikutip dari laman BWF.
Dua hari jelang bergulirnya Hylo Open 2021, Loh Kean Yew, bahkan terpaksa meminjam raket kawannya untuk menjalani proses latihan.
"Dua hari sebelum turnamen, saya masih belum memiliki raket. Saya akhirnya meminjam raket dari teman-teman ketika berlatih di lapangan utama," terang Loh.
"Saya juga harus menggunakan baju pelatih ketika berlatih meski terlihat sangat besar dan longgar," tambahnya.
Beruntung, Loh tak kehilangan fokusnya dan justru tampil on fire di Hylo Open 2021 dengan mengalahkan sejumlah pemain unggulan.
Di babak pertama, Loh menyingkirkan unggulan pertama asal Taiwan Chou Tien Chen dengan skor 21-18, 21-13.
Kemudian di perempat final, pemilik ranking 31 dunia menaklukkan unggulan kedelapan, Rasmus Gemke (Denmark) lewat pertarungan rubber game, 21-11, 19-21, 22-20.
Puncaknya ialah ketika menghajar unggulan kedua, Lee Zii Jia (Malaysia) di partai puncak dengan skor akhir 19-21, 21-13, 17-12.
Lee memilih mundur di gim ketiga lantaran mengalami cedera.
Hasil itu megantar Loh Kean Yew menjadi atlet pertama Singapura yang merengkuh trofi BWF di level super 500.
Kini, Loh tengah berada di Bali untuk mengikuti turnamen bertajuk Indonesia Masters 2021 yang berlangsung mulai 16-21 November 2021.(bwf/mcr15/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib