Tertinggal Jauh, Siswa Indonesia Tidak Siap Hadapi Abad 21

Jumat, 28 September 2018 – 07:04 WIB
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji (jas hitam) bersama para guru dari berbagai daerah. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji mengungkapkan fakta menarik tentang kondisi pendidikan di tanah air. Menurut dia, pendidikan Indonesia ketinggalan 1000 tahun dibanding negara lain seperti Singapura, Firlandia, dan lainnya.

Kondisi ini dilihat dari kebiasaan anak-anak yang tidak bersikap kreatif, inovatif, dan mampu memecahkan masalah. Siswa hanya tahu didikte, menghafal, mendengarkan penjelasan guru, tanpa dibiasakan untuk komunikasi dua arah.

BACA JUGA: Keluar dari PKS, Kiai Sabiqin Peduli Dunia Pendidikan

"Guru seolah-olah paling pintar sehingga anak-anak disuruh mendengarkan, kemudian mencatat, dan menghafalkannya. Ini cara-cara pembelajaran zaman old," kata Indra dalam seminar pendidikan di iven Global Educational Supplies and Solutions (GESS) Indonesia 2018 di Jakarta, Kamis (27/9).

Indra yang juga presiden direktur Eduspec Indonesia ini mengungkapkan, model pembelajaran satu arah yang masih berjalan di sebagian besar sekolah membuat anak-anak Indonesia tidak siap menghadapi abad 21. Untuk bisa kemampuan berpikir abad 21, siswa Indonesia harus belajar hingga 10 abad ke depan.

BACA JUGA: Jokowi: Kekuatan Terpendam Kita Belum Dibangkitkan

"Kajian dari CFEE Annual Research Digest 2016/2017 yang menyimpulkan anak Indonesia akan siap menghadapi abad 21 tapi nanti di abad 31. Artinya apa, pendidikan di Indonesia tertinggal 1000 tahun. Kondisi ini harus dicegah dengan memperbaiki pola pembelajaran di sekolah," terangnya.

Dalam kapasitasnya sebagai pakar pendidikan abad 21, Indra memberikan sudut pandang objektif mengenai implementasi pendidikan di abad ke-21. Computer Science sudah menjadi kurikulum di banyak negara lain. Indonesia siap untuk menyambut kurikulum Computer Science yang akan hadir dalam bentuk mata pelajaran Informatika.

BACA JUGA: Kritik Indra untuk Pemda yang Doyan Tambah Ruang Kelas Baru

"Informatika akan mengajarkan anak untuk menjadi pencipta dalam artian mereka mampu menciptakan solusi atas permasalahan yang mereka temukan," ucapnya.

Konsep higher order thinking skills (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi sudah harus diberikan kepada siswa. Dalam HOTS, kata Indra, tidak ada benar atau salah karena setiap individu memiliki cara pandang yang berbeda.

Hal ini akan menumbuhkan karakter berpikir terbuka sehingga mereka mampu memahami bahwa setiap individu memiliki cara pandang serta pemahaman yang berbeda tetapi bukan berarti itu salah. "Karakter toleransi yang dampaknya luas akan tumbuh dari sini," ucapnya.

Seminar ini turut didukung oleh perangkat dari PT. BenQ Teknologi Indonesia yang menunjukkan bahwa pembelajaran Abad 21 bisa menggunakan perangkat teknologi sebagai media pembelajaran.

Andryanto C. Wijaya selaku MD PT. BenQ Teknologi Indonesia mengatakan, menyambut baik agenda pemerintah Indonesia terhadap dunia pendidikan, terutama kurikulum 2013 (K-13) yang salah satu agendanya adalah implementasi pembelajaran Abad 21 dengan mengedepankan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.

"Ini sangat sejalan dengan konsep yang kami hadirkan di rangkaian solusi pendidikan hari ini," tutupnya. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Startup Pendidikan, Kursus Online untuk Para Profesional


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler