Terungkap! Ada Rasisme di Balik Pengunduran Diri Mahathir Mohamad sebagai PM Malaysia

Selasa, 12 Mei 2020 – 21:14 WIB
Perdana Menteri Malaysia Tun DR. Mahathir Mohamad. Foto: AFP

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Mahathir Mohamad mengungkapkan penyebab dirinya mundur dari jabatan perdana menteri Malaysia dan ketua Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) pada Senin 24 Februari 2020 lalu.

"Saya dapati banyak yang tidak paham kenapa saya mengundurkan diri dari perdana menteri. Saya meletakkan jabatan karena partai saya sendiri menolak saya yaitu mereka membawa keputusan yang bertentangan dengan nasihat saya, bermakna partai sudah hilang kepercayaan kepada saya," ujar Mahathir dalam pernyataan video melalui Facebook, Senin (11/5).

BACA JUGA: Mahathir Klaim Peroleh Dukungan Mayoritas Menjadi Perdana Menteri

Dalam keadaan seperti itu, ujar Mahathir, dirinya tidak bisa seterusnya sebagai ketua Partai Bersatu. Dia menilai rencana Partai Bersatu keluar dari Pakatan Harapan (PH) tidak memiliki alasan yang baik.

"Saya didukung oleh Pakatan Harapan. Dalam musyawarah hari Jumat mereka meluruskan bahwa saya bebas kapan meletakkan jabatan. Karena itu saya beritahu ke Muhyiddin (Perdana Menteri Malaysia saat ini) karena saya didukung penuh tidak ada sebabnya saya keluar dari PH," katanya.

BACA JUGA: Raja Malaysia Kabulkan Pengunduran Diri Mahathir, Siapa Penggantinya?

Namun, lanjut Mahathir, Muhyiddin berpendapat Partai Bersatu perlu keluar dari Pakatan Harapan saat itu juga. Alasannya, orang Melayu akan dihancurkan oleh Partai Aksi Demokrasi (DAP).

Untuk diketahui, DAP adalah partai yang meperjuangkan persamaan etnis dan ras di Malaysia. Basis massa terbesar partai ini adalah kaum urban dan warga keturunan Tionghoa serta India.

BACA JUGA: Muhyiddin jadi Perdana Menteri, Mahathir Merasa Dikhianati

"Saya tidak yakin DAP akan begitu mudah menghancurkan orang Melayu karena itu saya bilang tunggu kita ambil waktu sedikit," ujar Mahathir.

Mahathir menegaskan PH yang memenangi Pemilu (Pilihan Raya) sehingga pihaknya bersama PH.

"Dengan dukungan mereka kita mendapatkan kemenangan. Kemudian kita akan kerja sama dengan partai yang kalah?, partai yang terlibat dengan korupsi dan pencurian uang? Mereka tidak peduli dengan pendapat saya dan mereka keluar dari PH," katanya.

Mahathir kemudian berpikir secara mendalam karena partainya menolak dirinya karena itu dirinya melepaskan jabatan sebagai Ketua PH dan sebagai PM.

"Walaupun kemudian ramai yang datang agar saya kembali menjadi ketua. Saya kembali jadi ketua Bersatu tetapi bukan PH dan PH sudah jatuh akibat tindakan kita keluar dari PH," katanya. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler