jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan faktor yang membuat ekonomi Indonesia tumbuh 5,44 persen pada triwulan II 2022.
Kepala Margo Yuwono menyebut konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) periode tersebut menurun pengeluaran, yakni 2,92 persen.
BACA JUGA: Ekonomi RI Tumbuh 5,44 Persen di Triwulan II 2022
"Sebagai penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan kedua yang tumbuh 5,44 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), konsumsi rumah tangga tumbuh sangat impresif yaitu 5,51 persen (yoy)," ucap Margo dalam Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan pertumbuhan konsumsi rumah tangga tersebut juga terlihat jika dibandingkan dengan triwulan I 2022 yang sebesar 4,34 persen (yoy) yang disebabkan oleh daya beli masyarakat bawah yang terbantu oleh bantuan sosial.
BACA JUGA: Kembangkan Ekonomi Digital Bagi Disabilitas, Kemenkop Gandeng PTI
"Juga ada peningkatan aktivitas belanja kelompok masyarakat menengah atas, khususnya pada momen Ramadan dan Hari Raya Idulfitri," kata dia.
Menurutnya, setelah konsumsi rumah tangga, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia menurut pengeluaran adalah net ekspor atau nilai ekspor dikurang nilai impor, yaitu dengan porsi 2,14 persen.
BACA JUGA: Jokowi Genjot Pemulihan Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat Makin Merata
BPS memerinci ekspor barang dan jasa menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi dalam distribusi dan pertumbuhan PDB menurut pengeluaran, lantaran berhasil melesat sebesar 19,74 persen (yoy), sementara impor tercatat tumbuh 12,34 persen (yoy).
Selanjutnya, Margo menuturkan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang menjadi indikator investasi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga PDB Indonesia kuartal kedua tahun ini, dengan porsi 0,94 persen.
"PMTB tumbuh moderat sebesar 3,07 persen (yoy) pada triwulan II 2022 yang didorong oleh pertumbuhan barang modal (mesin, kendaraan, bangunan dan konstruksi lainnya) serta peningkatan realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN)," ungkapnya.
BPS juga melihat komponen pengeluaran lainnya menyumbang PDB sebesar minus 0,56 persen, yaitu konsumsi pemerintah yang terkontraksi 5,24 persen (yoy) dan konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yang meningkat 5,04 persen.
"Kontraksi konsumsi pemerintah pada triwulan II 2022 disebabkan oleh penurunan realisasi belanja pegawai serta belanja barang dan jasa APBN," ucap Margo. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul