Tesla dan Esemka

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kamis, 19 Mei 2022 – 17:31 WIB
Presiden Jokowi meresmikan pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, dan sempat mencoba duduk di bangku kemudi, Jumat (6/9). Foto: BPMI Setpres

jpnn.com - Tesla adalah pabrik mobil listrik terbesar di dunia milik pengusaha Amerika Elon Musk. 

Esemka adalah mobil rakitan yang dirancang oleh siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuaruan) di Solo dan menjadi ikon kebanggaan Jokowi yang bakal meluncurkannya sebagai mobil nasional.

BACA JUGA: Tesla Bakal Investasi di Indonesia, Bahlil: Ini Barang Bagus

Jokowi dan Elon Musk bertemu di Amerika membicarakan kemungkinan  investasi Tesla di Indonesia. 

Setelah pertemuan itu, tidak ada konferensi pers untuk menjelaskan hasil pembicaraan. 

BACA JUGA: Jokowi: Urusan Teknologi, Elon Musk Supergenius

Akan tetapi, di Indonesia Menteri Investias Bahlil Lahadalia mengeklaim perundingan sudah mencapai tahap finalisasi dan investasi Tesla sudah bisa masuk ke Indonesia tahun ini juga.

Tidak ada keterangan resmi dari Sekretariat Negara mengenai pertemuan itu. 

BACA JUGA: Jajal Sirkuit Mandalika, Jokowi Sempat Dikira Mengendarai Esemka

Tidak diketahui juga apakah Jokowi bertanya kepada Musk mengenai kemungkinan Esemka nanti digandeng oleh Tesla untuk menjadi pilot proyek mobil listrik nasional. 

Berbicara di Solo, Bahlil mengatakan bahwa investasi Tesla akan dipusatkan di Batang, Jawa Tengah, sebagai lokasi investasi. 

Bahlil mengatakan akan ada kolaborasi dengan pemerintah Kota Solo yang sudah mempunyai proyek Solo Techno Park yang fokus pada pengembangan sumber daya manusia untuk teknologi tinggi.

Esemka sudah menjadi isu nasional 10 tahun terakhir sejak Jokowi masih menjadi wali kota Solo. 

Ketika melakukan kampanye presiden, Jokowi mengungkapkan bahwa Esemka akan menjadi salah satu ikon kebanggaan Indonesia. 

Sekarang, Jokowi mewariskan kepemimpinan kota Solo kepada Gibran Rakabuming, sang anak mbarep. 

Mungkin Gibran juga dibisiki oleh bapaknya supaya bisa menyelesaikan proyek Esemka.

Tidak terhitung berapa kali isu Esemka menjadi perdebatan. 

Jokowi juga berkali-kali mengulang-ulang janji untuk memproduksi mobil itu. 

Akan tetapi, sampai sekarang belum terlihat satu mobil pun yang mengaspal di jalan. 

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada suatu kesempatan dengan sangat meyakinkan mengatakan Esemka sudah siap produksi, tetapi sampai sekarang belum satu pun yang terlihat di jalan.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang biasanya hanya berbicara mengenai ekonomi syariah, juga ikut memberi jaminan bahwa mobil Esemka akan segera beredar.

Sebagai seorang kiai besar, ucapan Ma’ruf Amin tentu punya tingkat keterpercayaan tinggi. Akan tetapi, ternyata juga sama saja, belum ada realisasi.

Media sosial beberapa hari ini mengunggah wawancara Jokowi dengan Suryopratomo, wartawan senior Metro TV mengenai mobil Esemka. 

Dengan penuh keyakinan, Jokowi mengatakan bahwa para peminat mobil itu sudah mengantre dan harus inden bertahun-tahun untuk mendapatkannya. 

Mobil itu segera diproduksi 6 ribu unit dan sudah habis dipesan oleh konsumen.

Dalam video itu, Jokowi berkata kepada Tommy—pangilan Suryopratomo—kalau mau dapat mobil Esemka harus inden 3 tahun. 

‘’Kalau Mas Tommy mau pesan harus menunggu 3 tahun,’’ kata Jokowi kepada Tommy yang terlihat manggung-manggut.

Video itu diputar lagi karena Tommy sekarang tengah jadi sorotan karena kasus pencekalan dan pendeportasian Ustaz Abdul Somad (UAS) dari Singapura.

Sejak 2021, Tommy diangkat menjadi duta besar Indonesia di Singapura. 

Penjelasan Tommy mengenai insiden UAS. banyak dikritisi oleh kalangan netizen karena dianggap tidak memberi perlindungan yang cukup kepada UAS.

Selama menjadi duta besar tidak diketahui apakah Tommy juga ditugasi untuk memasarkan Esemka di Singapura. 

Tidak diketahui juga apakah Tommy sudah inden mobil Esemka setelah melakukan wawancara dengan Jokowi. 

Yang jelas, Tommy sudah menjadi dubes tetapi mobil Esemka belum juga kelihatan muncul di jalan. 

Proyek mobil Esemka menjadi utang politik Jokowi yang paling sering ditagih oleh publik yang kritis terhadap Jokowi. 

Ketika kondisi ekonomi Indonesia goyah oleh hantaman pandemi selama dua tahun, proyek Esemka pun tidak terdengar lagi gaungnya. 

Sekarang, ketika pandemi pelan-pelan sudah mulai menghilang Jokowi tidak berbicara mengenai Esemka, alih-alih berbicara mobil listrik kepada Elon Musk.

Sangat mungkin proyek Esemka menjadi utang politik Jokowi yang tidak bakal tertunaikan. 

Umur pemerintahan Jokowi hanya tersisa dua tahun, terlalu sempit untuk merealisasikan program mobil Esemka sebagai mobil nasional. 

Prioritas Jokowi sudah beralih kepada proyek IKN untuk memboyong ibu kota Jakarta ke Kalimantan Timur, sebuah proyek mercusuar yang sangat ambisius.

Wacana mengenai perpanjangan masa jabatan kepresidenan Jokowi sudah layu sebelum berkembang dan nyaris tidak terdengar lagi. 

Dalam sisa waktu yang sangat terbatas ini, Jokowi berburu dengan waktu untuk merealisasikan janji-janjinya. 

Melihat kondisi ini, mobil Esemka menjadi nyaris mustahil untuk direalisasikan.

Proyek mobil nasional sudah pernah dilaunching besar-besaran semasa Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. 

Ketika itu, diproduksi besar-besaran mobil ‘’Timor’’ yang disebut-sebut sebagai mobil nasional. 

Disebut sebagai mobil nasional, tetapi bukan produk dalam negeri. 

Timor diimpor dari Korea dan Indonesia hanya kebagian untuk merakit saja.

Kendati begitu, proyek ini diekspos besar-besar sebagai proyek mobil nasional. 

Proyek besar ini menjadi proyek nepotisme karena melibatkan Tommy Soeharto, anak Soeharto, sebagai produser utama Timor. 

Proyek ini berjalan beberapa tahun, tetapi akhirnya mangkrak berbarengan dengan berakhirnya masa kekuasaan Presiden Soeharto.

Proyek mobil nasional Timor menjadi proyek gagal. 

Meski begitu setidaknya ribuan unit mobil Timor sudah beredar di Indonesia dan terlihat cukup banyak di jalanan. 

Jokowi—yang sering disebut sebagai peniru Soeharto—gagal meniru proyek mobnas. 

Kegagalannya bisa lebih buruk lagi dibanding Timor karena Esemka tidak sempat diproduksi sebagai prototipe mobnas.

Jokowi berambisi untuk menjadi presiden terbaik sepanjang zaman. 

Hal itu dimaklumi. 

Semua presiden pasti ingin meninggalkan legasi besar yang bakal dikenang sepanjang masa. 

Jokowi ingin dikenang sebagai bapak infrastruktur yang menyambungkan wilayah geografis Indonesia yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang tersambung.

Proyek infrstruktur menjadi prioritas yang dikebut dengan sungguh-sungguh. 

Tidak semuanya bisa dimanfaatkan secara optimal, tetapi yang paling penting adalah infrstruktur sudah terbangun. 

Apa pun keadaannya, proyek-proyek infrastruktur inilah yang akan menjadi kebanggaan legasi Jokowi.

Jokowi ingin menasbihkan diri sebagai presiden yang berhasil memindahkan ibu kota negara. 

Presiden Soekarno pernah punya gagasan untuk memindahan ibu kota negara ke Kalimantan tetapi tidak terealisasi. 

Presiden Soeharto pernah punya proyek untuk memindahkan ibu kota negara ke Jonggol, Jawa Barat, tetapi gagal.

Jokowi berambisi untuk melewati kebesaran dua presiden itu dengan memindahkan ibu kota negara ke Penajam Paser Utara. 

Proyek besar dalam waktu yang sangat sempit laksana membangun seribu candi dalam tempo satu malam seperti kisah legenda Bandung Bondowoso. 

Nyaris mustahil dan penuh dengan jebakan-jebakan yang membahayakan.

Berbagai kritik dan serangan bermunculan, tetapi Jokowi tetap jalan terus. 

Sampai sekarang masih banyak pertanyaan yang tidak terjawab mengenai sumber pendanaan proyek IKN. 

Beban anggaran negara yang sangat besar akan makin berat kalau harus menanggung biaya proyek IKN. 

Sumber-sumber pendanaan dari investasi asing sampai sekarang belum ada yang terealisasi.

Proyek mobil Esemka hampir pasti tinggal kenangan. 

Proyek investasi Tesla masih meragukan. 

Daftar proyek gagal Jokowi bisa saja menjadi makin panjang kalau proyek IKN sampai mangkrak di tengah jalan.

The show must go on, pertunjukan harus terus berjalan. 

Maju terus pantang mundur. 

Itulah tekad Jokowi yang mengusung semangat Bandung Bondowoso, sambil berharap ada keajaiban di tengah  perjalanan. 

Akan tetapi, harus diingat bahwa sekarang sudah menjelang pagi. 

Masa kepresidenan Jokowi sudah mendekati fajar. 

Sebentar lagi ayam berkokok, dan Jokowi—seperti Bandung Bondowoso—kehabisan waktu memenuhi janji-janji besarnya. (*)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Tesla   Esemka   Jokowi   Elon Musk   IKN  

Terpopuler