Salah satunya dari jajaran DPRD Gresik. Kepada Jawa Pos, ketua Komisi D DPRD Gresik Chumaidi Maun menyebut pihaknya akan tetap mengawasi jalannya penganggaran di klub tersebut. "Terlebih jika di kemudian hari memang ada pihak yang mempersoalkannya," ujar Chumaidi.
Chumaidi menyebut, keberadaan satu pihak penyandang dana di dalam satu klub profesional seperti Persegres tidak menjadi masalah. Hanya, jika melihat potensi industri yang asa di Gresik, harusnya ada lebih dari satu pihak yang berada di balik pendanaan Persegres.
Hanya, Chumaidi mengakui, pihak yang ada di balik pendanaan Persegres saat ini sudah tidak diragukan lagi. "Kalau untuk sekarang saya tidak begitu mengetahui, hanya beberapa tahun yang lalu omset perusahaan itu sudah cukup besar. Rp 20 M tidak ada apa-apanya," ungkap dia.
Sementara itu, manajemen Persegres sendiri masih belum berani merilis pihak mana saja yang akan mereka dekati sebagai penyandang dana pendukung. Menurut kuasa direktur utama (Dirut) PT Persegres Jaka Samudra Gresik Soesanto Tjahjo Kristiono, pihaknya baru berani menyebutnya bulan depan.
Alasannya, dirinya masih menunggu pertemuan dengan jajaran manajemen yang membahas persoalan itu terlebih dahulu. "Tidak etis rasanya kalau saya sudah menyebutnya sekarang sebelum ada kepastian jadi atau tidaknya kerjasama dengan suatu pihak," beber dia.
Di sisi lain, terkait dengan anggaran Rp 20 M, Pemkab Gresik menolak jika mereka dituding ikut terlibat di dalamnya. Penganggaran murni dilakukan oleh pihak di luar jajaran Pemkab, dalam hal ini manajemen. "Pemkab tidak memberikan sepeser pun," cetus Humas Pemkab Gresik Andhy Hendro Wijaya.
Demikian juga dengan jabatan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto. Sambari menegaskan dirinya tidak masukd alam jajaran pemegang saham di PT Persegres Jaka Samudra Gresik. "Karena itu sudah sesuai dengan aturan dari Permendagri," jelas dia. (ren)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kesempatan Cavendish Raih Yellow Jersey
Redaktur : Tim Redaksi