Tetapkan Gus Ipul – Anas, Bu Mega Sempat Tanya Bandar

Senin, 16 Oktober 2017 – 08:59 WIB
Saifullah Yusuf dan Azwar Anas ditetapkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jatim, Minggu (15/10). Foto: Imam Husein/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - PDIP mendeklarasikan pasangan Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jatim, kemarin (15/10). Saat ini, PDIP dan PKB sedang mematangkan tim pemenangan pilkada 2018.

Pengumuman pasangan calon (paslon) disampaikan langsung oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri di kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro kemarin.

BACA JUGA: PDIP Usung Gus Ipul-Anas, Megawati: Awas Kalau Tidak Menang

Mega mengawali pidatonya dengan menyampaikan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan.

Partainya menunjuk Nurdin Abdullah, bupati Bantaeng sebagai calon gubernur dan Andi Sudirman Sulaiman menjadi calon wakil gubernur.

BACA JUGA: Kantongi Tiket PDIP, Gus Ipul-Azwar Anas Sowan ke PKB

Setelah mengumumkan paslon Pilkada Sulsel, Mega tidak langsung menyampaikan siapa yang akan diusung PDIP dalam Pilkada Jatim nanti. Presiden RI ke-5 itu menyebutkan ciri-ciri tokoh yang akan diusung.

“Kalau ini saya sudah tahu. Masih kerabat Gus Dur. Cicit pendiri NU. Saya sudah kenal lama,” terang dia. Para hadirin mendengarkan secara seksama.

BACA JUGA: Daftar ke KPU, PDIP Jaktim Optimistis Kembali Kuasai Jakarta

Gus Dur pernah meminta kepadanya agar mengajari tokoh yang saat itu masih muda. Bahkan, dia sudah menjadi anak angkatnya.

“Dia pintar, tapi jadi anak yang hilang. Nanti tahu siapa orangnya,” ucapnya.

Ia pernah menjadi Ketua Umum GP Ansor. Para kader PDIP sudah bisa menebak siapa dia. Selain itu, ia pernah menjadia anggota DPR dari PDIP dan pernah menjadi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT).

“Saya panggilnya Cipul, namanya Saifullah Yusuf,” katanya. Seisi ruangan pertemuan di lantai lima pun bergemuruh. Mereka bersorak, tepuk tangan dan memekikkan kata merdeka.

Menurut ibu dua anak itu, dia pernah bertanya kepada seorang teman yang biasanya jadi bandar. “Saya tanya kamu botohin siapa? Dia bilang Tri Rismaharini. Tapi sekarang yang muncul Gus Ipul,” lanjutnya.

Setelah mengumumkan calon gubernur, para kader banteng pun tidak sabar menunggu siapa nama yang akan mendampingi Gus Ipul.

Mega mengatakan, dia sudah berpikir dan menghitung siapa yang cocok menjadi pendamping Gus Ipul. Akhirnya nama itu pun ketemu.

“Anaknya itu lincah. Dia ini generasi milenial. Pernah menjadi anggota DPR termuda pada usia 24 tahun. Namanya Abdullah Azwar Anas,” tutur dia. Tepuk tangan dan pekikan merdeka kembali membahana.

Dia mengatakan, Anas betul-betul menjalankan trisakti Bung Karno. Di tangan Anas, Banyuwangi berkembang pesat.

Toko modern tidak diizinkan buka, karena ingin mengembangkan ekonomi rakyat. Selain itu, penerbangan langsung berhasil dibuka.

Dengan pertimbangan itu semua, menurutnya, Anas cocok mendampingi Gus Ipul dalam pilkada tahun depan. Dia menegaskan bahwa Anas adalah kader PDIP.

Sebenarnya, dia ingin semangka yang merah di luar dan hijau di dalam. Tentu hal itu tidak bisa. Semangka tetap hijau di luar dan merah di dalam. “Ini pasangan merah putih untuk Indonesia Raya,” terangnya

Ia pun meminta semua kader untuk memenangkan pasangan Gus Ipul – Anas. Dia menyerukan kepada mereka untuk tetap solid sampai kemenangan tercapai. “Awas kalau tidak menang. Solid lo ya. Awas kalau tidak solid,” tegas Mega.

Mega menyatakan, mencari paslon bukan lah menggunakan politik praktis, yaitu asal nama. Tapi, bagaimana mencari orang yang bisa dipasangkan dan mampu menjadi pemimpin yang baik dan menjalankan pemerintah yang bagus.

Proses mencari paslon tidak sembarangan. Bukan hanya dari internal, tapi juga dari eksternal. Dilihat apakah dia mumpuni menjadi pemimpinan di wilayah masing-masing.

Tidak mudah mendapat calon yang mempuni. Menurutnya, sekarang dibutuhkan calon pemimpin yang mumpuni, artinya hampir sempurna.

Bisa mengayomi dan melayani dan memuaskan rakyat, bukan memuaskan diri sendiri. Sejak awal, pihaknya membuka pedaftaran calon. “Semakin banyak calon semakin baik,” ungkap dia. Partainya juga melibatkan Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi).

Mega juga menyidir ada seorang yang mengaku dekat dengan ketua umum dan mendapat rekom.

Ia pun menegaskan bahwa rekom adalah surat yang hanya ditandatangani ketua umum dan terdapat tanda rahasia. “Saya sendiri yang tanda tangan. Jadi, tidak bisa orang lain mengatasnamakan saya,” urainya.

Dia berpesan, jika kemenangan dicapai, dia hanya meminta agar paslon yang diusung bisa menjadi pemimpin yang baik.

“Ketua umum tidak minta apa-apa, hanya minta jadilah pemimpin yang baik di daerah. Pasti nanti ada penghargaan dari PDIP,” tutur istri alm Taufiq Kiemas itu.

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengajak paslon dan semua kader untuk datang kepada masyarakat.

Mengajak mereka mendukung Gus Ipul – Anas dalam pilkada nanti. “Kita berjuang untuk menang,” tegas dia.

Gus Ipul menyampaikan terimakasih kepada Ketum PDIP Megawati yang telah menunjukkannya sebagai calon gubernur yang dipaangkan dengan Anas. Menurut dia, Anas merupakan salah bupati berprestasi.

Menurut dia, banyak bupati dan wali kota yang berprestasi di jatim. “Saya merasa terhormat disandingkan dengan bupati berprestasi,” ucapnya.

Dia mengajak semua pihak untuk mendukung dirinya dan Anas. Pilkada bukan soal menang atau kalah dan bukan juga untuk merebut kekuasaan. Tapi, bagaiana membuat inovasi, sehingga kesejahteraan bisa dicapai.

Wakil Gubernur Jatim itu mengatakan, dirinya akan merangkul semua pihak untuk bersama-sama memenangkan koalisi merah-putih.

Dia akan menjalin komunikasi dengan partai lain untuk bergabung. Tapi, ia belum bisa menyebutkan partai mana yang akan bergabung dengan PDIP dan PKB.

Anas mengatakan, dirinya siap mendampingi Gus Ipul sebagai calon wakil gubernur. “Saya akan membantu Gus Ipul,” ucapnya singkat.

Wasekjen DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan, Anas merupakan kader PDIP. DPP, kata dia, sepakat menunjuk Anas sebagai Ketua Baitul Muslimin DPD PDIP Jatim. Hal itu akan secara resmi disampaikan pada 22 Oktober bertepatan dengan Hari Santri.

Ketua Fraksi PDIP di MPR itu menjelaskan, setelah ini PDIP dan PKB akan mematangkan tim pemenangan Gus Ipul – Anas.

Namun, dia belum bisa menyampaikan siapa yang akan menjadi ketua tim pemenangan dan siapa saja yang akan ditunjuk sebagai juru kampanye nanti. “Semua itu akan dibahas dalam pertemuan teknis,” terang mantan Ketua Umum GMNI itu.

Budi Sulistyono, bupati Ngawi yang sebelumnya digadang-gadang mendampingi Gus Ipul legowo dengan dipilihnya Anas sebagai calon wakil gubernur. Menurut dia, siapapun pilihan ketua umum merupakan tugas yang harus dilaksanakan.

”Kalau pertimbangan ibu (Megawati) ya sudah Ngawi teruskan saja, ya saya harus laksanakan,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur itu saat ditemui di kantor DPP PDIP.

Meski tidak mendapat amanah mendampingi Gus Ipul di pilkada mendatang, Kanang tetap mendukung habis-habisan pasangan Gus Ipul-Azwar Anas. Khususnya di wilayah Jatim barat.

”Kami harus kerja keras. Kami dukung habis. Target siapapun Mataraman yang dicalonkan (PDIP) ada atau tidak tetap harus menang,” imbuh bupati dua periode itu.

Setelah dari DPP PDIP, Gus Ipul juga mendatangi kantor DPP PKB di Jalan Raden Saleh kemarin. Dia disambut Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding, karena Ketum PKB Muhaimin masih berada di luar negeri.

Karding mengatakan, setelah ini PKB dan PDIP akan segera melakukan koordinasi teknis untuk menentukan langkah-langkah dan menyiapkan program pemenangan. Gus Ipul dan Anas merupakan pasangan merah putih yang mempresentasikan kaum nasionalis dan agamis.

Dia menegaskan bahwa PKB dan PDIP masih sangat terbuka dengan masuknya partai lain untuk berkoalisi. Yaitu, perlakuan yang sama.

“Kita semua adalah partai pendukung Gus Ipul- Azwar Anas,” tutur anggota DPR RI itu. (lum/tyo/far/bay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Cawagub dari PDIP, Anas Dipercaya Pimpin Bamusi Jatim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler