Teten Masduki: Koperasi Dimungkinkan Mencari Investor

Minggu, 12 Juli 2020 – 22:36 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Teten Masduki. Foto: Dok. ILUNI UI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Alumni (IKA) Universitas Diponegoro Maryono mengatakan, pemanfaatan teknologi penting bagi pertumbuhan ekonomi, termasuk koperasi dan UMKM pada masa pandemi virus Corona (COVID-19). 

Maryono mengatakan hal itu dalam diskusi virtual bertajuk 'Perubahan Era New Normal Digitalisasi Memberikan Peluang Koperasi Sebagai Usaha Bersama Sharing Ekonomi dan Sosial', Minggu (12/7).

BACA JUGA: Bangkitkan Ekonomi di Tengah Pandemi, Teten Masduki Dampingi UMKM di Garut

"New platform koperasi-UMKM menjadi alternatif solusi sistem ekonomi yang mengedepankan kesejahteraan sosial, di masa new normal sebagai implikasi pandemi Covid 19," ujar Maryono.

Untuk itu, kata Maryono, UMKM baik di desa maupun perkotaan membutuhkan jejaring secara digital untuk meningkatkan sumberdaya manusia dan meningkatkan dari segi permodalan. 

BACA JUGA: Warning dari BMKG Dunia untuk Warga Bumi, Mengerikan!

Pandangan senada dikemukakan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Menurutnya, koperasi masa kini harus berani bersaing bahkan dengan korporasi. Karena itu koperasi perlu membangun jejaring yang tepat.

BACA JUGA: Menteri Teten Ingin KSPPS BMT BUS Rembang Fokus Garap Sektor Pertanian dan Kelautan

Teten juga mengatakan, untuk menjadi besar koperasi dapat melakukan merger sehingga mampu mencari skala usaha yang lebih besar dan bersaing. 

"Koperasi juga dimungkinkan untuk mencari investor. Meski begitu, harus didukung dengan peningkatan standar pengawasan dan perlindungan bagi investor," katanya.

Sejumlah tokoh lain juga tampil sebagai pembicara dalam diskusi kali ini yang  diikuti sekitar 300-an orang. Antara lain, Menteri Koperasi era 1993-1998 Subiakto Tjakrawedaya. Kemudian 

Staf Khusus Menkop UKM Riza Damanik dan anggota Dewan Komisioner OJK Tirta Segara, turut hadir.

Menurut Subiakto, koperasi harus menjadi soko guru perekonomian. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dibangun jejaring dari hulu ke hilir. 

Selain itu, juga perlu mobilisasi horizontal dan vertikal. Menurutnya, hal tersebut menjadi relevan dengan adanya teknologi digitalisasi.

"Kalaupun pertumbuhan sekarang masih sifatnya parsial, namun secara perlahan bisa bergeser membuat jejaring yang lebih luas. Peran pemerintah dalam hal ini sangat besar," katanya.

Sedangkan Riza Damanik menuturkan,  jumlah koperasi pangan di Indonesia saat ini hanya 11 persen dari total koperasi di Indonesia.

Sementara itu, Tirta Segara memaparkan sejumlah masalah yang kerap dihadapi koperasi di Indonesia. Antara lain, permodalan kecil, pengurus yang kurang kompeten, tata kelola yang kurang, pengawasan minim, dan sebagainya.

"Saat ini koperasi-koperasi di Indonesia perlu memiliki sistem keuangan yang akuntable, menggunakan elektronifikasi dalam menjalankan bisnis koperasi, dan simplifikasi aktivitas keuangan koperasi," pungkas Tirta.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler