PEDES- Berandalan bermotor di Karawang kembali berulah. Seorang pemuda asal kecamatan Pedes dikeroyok hingga tewas oleh gerombolan yang diperkirakan berjumlah 70 orang itu. Ditubuh korban bersarang luka bekas tusukan dan hantaman balok di kepala. Korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir ditengah perjalanan menuju Rumah Sakit. Polisi tak tinggal diam, para pelaku kini sedang diburu untuk mempertanggungjawbkan perbuatan kejinya tersebut.
Geri (21) warga Warga Desa Karangjaya, Kecamatan Pedes, meregang nyawa pada Minggu (7/4) pukul 05.00 WIB dini hari. Kondisi pemuda malang itu benar-benar mengenaskan. Sampai-sampai, Subagja, orang tua korban mengaku tak kuasa menahan pilu saat melihat jasad anaknya.
Bagja berkisah bahwa pada malam Minggu itu, tidak ada yang aneh saat anaknya pamit hendak bermain di rumah temannya. Hanya saja, ia sempat gusar ketika jam sudah menunjukan pukul 02.00 WIB dini hari, Geri tak kunjung pulang. Langitpun serasa runtuh tatkala Bagja diberitahu bahwa anaknya menjadi korban pengeroyokan geng motor.
“Saya langsung bergegas pergi kedesa untuk minta di antar kelokasi. Sudah sampai di lokasi, ternyata benar, anak saya tergeletak di gang makam bersimbah darah, ia langsung di bawa kerumah sakit. Namun sebelum sampai Rumah Sakit, Geri tidak tertolong,"papar Subagja terbata-bata tak mampu menyembunyikan kesedihannya.
Menurut Fauzi, kawan Geri yang kebetulan berada di Tempat Kejadian Perkara saat penganiayaan itu terjadi bercerita, awalnya korban bersama 8 orang temannya yang lain hendak pergi bermain di Kamurang, Kecamatan Pedes. Mereka meluncur dengan menggunakan empat motor beriringan. Pada pukul 04.00 WIB dini hari, ketika mereka hendak pulang, tiba-tiba dihadang oleh puluhan gerombolan yang mengaku geng motor di Dusun Salam Satu, Desa Karangjaya.
Sadar kalah jumlah, lanjut Fauzi, kesepuluh kawanan Geri ini balik kanan untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Namun saat berbalik, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul juga gerombolan serupa sehingga Geri dan kawan-kawannya terkepung ditengah.
“Didepan dihadang, saat saya akan memutar balik, ternyata di belakang juga sudah dihadang kembali, kami itu ada di tengah-tengah. Saya menyelamatkan diri dengan menerobos terus menggunakan motor, Geri malah loncat dari motor dan lari. Akhirnya semua gerombolan itu berlari mengejar Geri, setelah itu saya tidak tahu lagi kondisi Geri, karena saya juga panik untuk menyelamatkan diri,” jelas Fauzi, kepada Pasundan Ekspres (Grup JPNN).
Sedangkan menurut Kahar, korban lain yang membonceng Geri juga mengatakan pada saat penghadangan, Geri dan dirinya lompat dan lari tunggang langgang meninggalkan motornya. Kaharpun sempat mendapatkan pukulan dan hantaman balok serta gir. Ia juga tak luput menjadi bulan-bulanan gerombolan beringas tersebut.
“Waktu dikepung hanya ada jalan satu-satunya, yaitu melewati bengkel las. Saya ngumpet tapi ketahuan, saya berusaha berlari meskipun dipukuli. Untung saja saya menggunakan jaket tebal, karena saat saya lari mereka melempari saya dengan menggunakan benda tajam beling dan sebagainya,” beber Kahar.
Akibat kejadian mengerikan itu, Kahar mengalami luka di bagian lutut kanan dan jari kakinya yang nyaris putus.Masih kata dia, komplotan pembuat onar tersebut bersenjatakan, cerulit, samurai pisau, gir motor, dan balok, jumlahnya anggota geng motor diperkirakan 70 orang lebih.
Sementara itu duka cita mendalam amat dirasakan keluarga Geri. Mereka kehilangan salah satu anggota keluarga yang amat mereka cintai. Dari pantauan Pasundan Ekspres dirumah duka, banyak teman, kerabat dan tetangga korban yang datang untuk melayat dan menyampaikan rasa belasungkawa. Keluarga juga sudah melaporkan penganiayaan keji itu kepada pihak kepolisian.
Solihin, Kepala desa Karangjaya menyatakan bahwa pihaknya sangat prihatin atas musibah yang menimpa keluarga Geri. Ia berjanji akan mengintensifkan kegiatan ronda siskamling setiap malamnya. “Siskamling itu selalu di jalankan, tetapi para pelaku selalu bisa mengelabui para petugas ronda. Mudah mudahan kejadian ini tidak terulang lagi,” kata Solihin.
Kepala Kepolisian Sektor Pedes AKP Warziman membenarkan bahwa telah terjadi tindak pengeroyokan yang berujung kematian salah satu pemuda diwilayah hukumnya. Kini pihaknya sedang melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan para saksi dan mengumpulkan barang bukti. “Sementara ini masih dalam tahap penyelidikan, dan memintai keterangan saksi,” imbuhnya. (diz/hmi)
Geri (21) warga Warga Desa Karangjaya, Kecamatan Pedes, meregang nyawa pada Minggu (7/4) pukul 05.00 WIB dini hari. Kondisi pemuda malang itu benar-benar mengenaskan. Sampai-sampai, Subagja, orang tua korban mengaku tak kuasa menahan pilu saat melihat jasad anaknya.
Bagja berkisah bahwa pada malam Minggu itu, tidak ada yang aneh saat anaknya pamit hendak bermain di rumah temannya. Hanya saja, ia sempat gusar ketika jam sudah menunjukan pukul 02.00 WIB dini hari, Geri tak kunjung pulang. Langitpun serasa runtuh tatkala Bagja diberitahu bahwa anaknya menjadi korban pengeroyokan geng motor.
“Saya langsung bergegas pergi kedesa untuk minta di antar kelokasi. Sudah sampai di lokasi, ternyata benar, anak saya tergeletak di gang makam bersimbah darah, ia langsung di bawa kerumah sakit. Namun sebelum sampai Rumah Sakit, Geri tidak tertolong,"papar Subagja terbata-bata tak mampu menyembunyikan kesedihannya.
Menurut Fauzi, kawan Geri yang kebetulan berada di Tempat Kejadian Perkara saat penganiayaan itu terjadi bercerita, awalnya korban bersama 8 orang temannya yang lain hendak pergi bermain di Kamurang, Kecamatan Pedes. Mereka meluncur dengan menggunakan empat motor beriringan. Pada pukul 04.00 WIB dini hari, ketika mereka hendak pulang, tiba-tiba dihadang oleh puluhan gerombolan yang mengaku geng motor di Dusun Salam Satu, Desa Karangjaya.
Sadar kalah jumlah, lanjut Fauzi, kesepuluh kawanan Geri ini balik kanan untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Namun saat berbalik, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul juga gerombolan serupa sehingga Geri dan kawan-kawannya terkepung ditengah.
“Didepan dihadang, saat saya akan memutar balik, ternyata di belakang juga sudah dihadang kembali, kami itu ada di tengah-tengah. Saya menyelamatkan diri dengan menerobos terus menggunakan motor, Geri malah loncat dari motor dan lari. Akhirnya semua gerombolan itu berlari mengejar Geri, setelah itu saya tidak tahu lagi kondisi Geri, karena saya juga panik untuk menyelamatkan diri,” jelas Fauzi, kepada Pasundan Ekspres (Grup JPNN).
Sedangkan menurut Kahar, korban lain yang membonceng Geri juga mengatakan pada saat penghadangan, Geri dan dirinya lompat dan lari tunggang langgang meninggalkan motornya. Kaharpun sempat mendapatkan pukulan dan hantaman balok serta gir. Ia juga tak luput menjadi bulan-bulanan gerombolan beringas tersebut.
“Waktu dikepung hanya ada jalan satu-satunya, yaitu melewati bengkel las. Saya ngumpet tapi ketahuan, saya berusaha berlari meskipun dipukuli. Untung saja saya menggunakan jaket tebal, karena saat saya lari mereka melempari saya dengan menggunakan benda tajam beling dan sebagainya,” beber Kahar.
Akibat kejadian mengerikan itu, Kahar mengalami luka di bagian lutut kanan dan jari kakinya yang nyaris putus.Masih kata dia, komplotan pembuat onar tersebut bersenjatakan, cerulit, samurai pisau, gir motor, dan balok, jumlahnya anggota geng motor diperkirakan 70 orang lebih.
Sementara itu duka cita mendalam amat dirasakan keluarga Geri. Mereka kehilangan salah satu anggota keluarga yang amat mereka cintai. Dari pantauan Pasundan Ekspres dirumah duka, banyak teman, kerabat dan tetangga korban yang datang untuk melayat dan menyampaikan rasa belasungkawa. Keluarga juga sudah melaporkan penganiayaan keji itu kepada pihak kepolisian.
Solihin, Kepala desa Karangjaya menyatakan bahwa pihaknya sangat prihatin atas musibah yang menimpa keluarga Geri. Ia berjanji akan mengintensifkan kegiatan ronda siskamling setiap malamnya. “Siskamling itu selalu di jalankan, tetapi para pelaku selalu bisa mengelabui para petugas ronda. Mudah mudahan kejadian ini tidak terulang lagi,” kata Solihin.
Kepala Kepolisian Sektor Pedes AKP Warziman membenarkan bahwa telah terjadi tindak pengeroyokan yang berujung kematian salah satu pemuda diwilayah hukumnya. Kini pihaknya sedang melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan para saksi dan mengumpulkan barang bukti. “Sementara ini masih dalam tahap penyelidikan, dan memintai keterangan saksi,” imbuhnya. (diz/hmi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Anak Batam Dijual Kerabat Sendiri ke Singapura
Redaktur : Tim Redaksi