Tewas Ditembak, Bripka Dwi Tinggalkan Firasat

Sabtu, 01 September 2012 – 08:37 WIB
Bripka Dwi Data Subekti. Foto:ARIEF/RADAR SOLO
SOLO--Bripka Dwi Data Subekti, polisi yang tewas ditembak orang tak dikenal di Pospol Plasa Singasaren, Solo, telah dimakamkan. Di mata keluarga, bintara senior ini dikenal sebagai pribadi santun, bijaksana dan tegas dalam memimpin rumah tangga. Kini, anak dan istrinya hanya bisa mengenang sosok kepala keluarga yang sederhana tersebut.

Arfinanto A., Karanganyar

Meski ada teror berulangkali dalam waktu berdekatan, suasana Kota Solo masih seperti biasa. Aktivitas warganya berjalan seperti biasa meski teror berulangkali datang mengancam. Mereka seolah tidak terpengaruh dengan ancaman bertubi-tubi tersebut.

Jauh di perbatasan kota, suasana hening dan duka terlihat di Jalan Bima Sakti M/28, Perum Ngringo Indah, Jaten, Karanganyar. Meski sudah ramai didatangi orang dari sejak dini hari (31/8), tidak ada keriuhan. Susananya sangat hening.

Para pelayat di rumah Bripka Dwi Dita Subekti tersebut terus berdatangan hingga waktu pemberangkatan jenazah ke Pemakaman Temu Ireng Karanganom, Bejen, Karanganyar sekitar pukul 14.00 WIB. Para pelayat yang terdiri dari keluarga, warga setempat dan sejumlah pejabat tinggi kepolisian daerah (Polda) Jateng hingga Bupati Karanganyar Rina Iriani dan Wali Kota Solo Joko Widodo datang bergiliran.

Istri korban, Niken Sri Parawani bersama ketiga puteranya Gopta Andika Pratama, Arya Dwi Wardana dan Hany Tri Prajaguta terlihat tabah dan terus melayani para pelayat dengan senyum getir. Kesedihan yang tak bisa disembunyikan dari raut muka tidak membuat mereka terlalu larut dalam suasana. Istri dan ketiga anak yang ditinggalkan itu tetap mampu menyambut dan menyalami satu per satu para pelayat yang datang. Mereka pun tetap mengikuti jalannya prosesi upacara pemakaman dan turut menaburkan bunga di atas pusara beserta Kapolres Karanganyar AKBP Nazirwan Adjie Wibowo yang bertindak sebagai Inspektur Upacara.

Saat upacara pemakaman berlangsung, suasana haru semakin menyeruak komplek pemakaman Temu Ireng. Saat jenazah Kanit Sabhara Polsek Serengan Solo itu hendak dimasukkan ke liang lahat, sejumlah anggota keluarga yang berdiri di barisan depan tak kuasa menahan air mata. Sang istri bersama putera sulung sempat mengumandangkan kalimat : Allahu Akbar, La ilaha illallah, bapak..bapak”. Seketika itu, si putera sulung bahkan nyaris jatuh pingsan.

“Kami sudah ikhlas dengan semua ini, kami pun tidak menaruh dendam kepada siapa pun. Kami hanya berharap, pelaku penembakan itu dapat segera ditangkap dan mendapatkan hukuman setimpal. Semoga pelaku segera sadar,” tutur Niken Sri Parawani.

Sebelum ditinggal pergi untuk selamanya, sang istri beberapa kali sempat merasakan firasat aneh. Seperti sebelum berangkat tugas menjaga pospam Matahari Plaza Singosaren Kamis malam kemarin (30/8), almarhum sempat menengok melihat sang istri sampai dua kali di kamar. “Saat itu, saya tidak tahu maksudnya apa. Bapak orangnya memang pendiam jadi saat itu tidak berkata apa-apa, hanya melongokkan wajah saja,” kata guru di SMPN 14 Solo tersebut.

Firasat lain yang baru disadari sang istri saat ini adalah ketika dirinya kehilangan sebuah anting-anting. Di mana tiga minggu sebelumnya, ia mengaku telah kehilangan satu buah anting-anting miliknya. “Anting-anting yang hilang hanya satu saja dan sudah saya cari ke mana-mana tapi tidak ketemu,” ungkapnya.

Putera kedua, Arya Dwi Wardana mengaku sempat melihat bapaknya bertugas di Pospol sebelum terjadi insiden penembakan tersebut. Saat itu, dirinya yang hendak wedangan (nongkrong di warung tenda khas Solo) di Kawasan Ngarsopuro. “Bahkan setelah sampai di Ngarsopuro itu saya sempat berkirim SMS kepada bapak dan menanyakan harga speaker aktif itu berapa" Dijawab harganya sekitar Rp 150 ribu,” tuturnya.

Namun sesaat setelah itu, yakni tepat pukul 21.45 WIB ia mendadak mendapatkan kabar buruk dari seorang teman almarhum. Jika saat itu, sang ayah baru saja terkena serangan tembakan dan kini tengah dilarikan ke RS PKU Solo. “Saat memberi kabar itu, saya juga langsung diminta untuk tabah. Setibanya di RS, ayah sudah tidak ada lagi,” paparnya.

Bagi Arya dan keluarga lainnya, sosok almarhum selama hidupnya dianggap sebagai ayah yang cukup santun, jujur dan tegas dalam mendidik anak-anaknya. Sebagaimana sikap seorang prajurit polisi, Bripka Dwi Data Subekti senantiasa mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan kepada keluarga. “Pesan yang selama ini disampaikan kepada kami anak-anaknya ini agar dalam menjalani hidup ini tidak usah neko-neko (tidak macam-macam, Red),” terangnya.

Prosesi upacara pemakaman yang berlangsung khidmat selama setengah jam tersebut, selain dihadiri Kapolres Karanganyar beserta jajarannya, juga dihadiri oleh Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Asdjimain dan  Dandim 0727 Karanganyar, Letkol Inf. Eddy Basuki. Sementara Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Didik Sutomo Tri Widodo hadir saat jenazah korban masih berada di rumah duka. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Herawati Soekardi, Detektif Penyelamat Kupu-Kupu Sumatera

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler