Tewas Tergantung di Kamar, Kekasih Datang, Menangis

Jumat, 13 Januari 2017 – 16:51 WIB
Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Mafatikhul Faza (24), warga Pringlangu gang 5 RT 06 RW 16 Kelurahan Pringrejo, Pekalongan Barat, Jateng, jasadnya ditemukan dalam kondisi tergantung di dalam kamarnya, Kamis (12/1) siang.

Pemuda yang sehari-harinya bekerja sebagai karyawan sebuah SPBU di Jalan Urip Sumoharjo, Kradenan, Pekalongan Selatan, ini ditemukan sudah tak bernyawa oleh sang ayah, sekitar pukul 12.30 WIB.

BACA JUGA: Tragedi Sebelum Salat Subuh, Tragis, Sangat Tragis

Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, anak pertama dari tiga bersaudara putra pasangan M Ridwan dan Uswatun itu ditemukan dalam keadaan leher masih menggantung pada seutas tali rafia yang diikatkan pada lubang angin atau ventilasi di kamarnya.

Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh ayah korban, selepas dzuhur. Saat itu, ayah korban bermaksud membangunkan korban yang masih di dalam kamar untuk salat dzuhur. Namun meski telah dipanggil berulangkali, tak ada jawaban dari korban.

BACA JUGA: Pamit Menumpang Tidur Warung, Romli Tewas Menggantung

Ternyata, pintu kamar korban terkunci dari dalam. Khawatir terjadi sesuatu, ayah dan saudara korban mendobrak pintu kamar. Ternyata, korban sudah menggantung pada seutas tali rafia.

Melihat hal itu, orang tua dan saudara korban langsung menurunkan tubuh korban. Namun ternyata korban sudah tidak bernyawa.

BACA JUGA: Astaga...Ditinggal Kawin Teh Vina, Kang Asep Bakar Diri

Di dalam kamar itu, ditemukan secarik kertas berisi tulisan tangan korban. Isinya tentang permintaan maaf korban kepada orang tua dan kekasihnya.

"Nok ngapurone reng akeh nok. Aku ora iso buktike, aku wes gawe isin keluargamu terutama simak. Mak aku jok ngapurone reng akeh mak wes gawe sampeyan kakean pikiran terus. Mungkin iki jalanku nok ngapurone nok. Tak doake semoga oleh yg terbaik. Aku selalu sayang kamu nok. Faza. (Nok minta maaf yang banyak nok. Aku tidak bisa membuktikan, aku sudah membuat malu keluargamu terutama ibu. Bu aku minta maaf yang banyak bu sudah membuatmu banyak pikiran terus. Mungkin ini jalanku nok maafkan nok. Aku doakan semoga mendapat yang terbaik. Aku selalu sayang kamu nok. Faza. -red)," demikian isi tulisan dalam secarik kertas itu.

Peristiwa itu selanjutnya dilaporkan oleh warga ke anggota Bhabinkamtibmas setempat, yang selanjutnya diteruskan ke Polsek Pekalongan Barat dan Polres Pekalongan Kota.

Petugas kepolisian yang datang selanjutnya datang ke rumah korban untuk melakukan olah TKP dan memeriksa para saksi.

Petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa secarik kertas berisi wasiat korban, tali rafia, serta celana dalam korban.

Kapolres Pekalongan Kota AKBP Enriko Sugiharto Silalahi, melalui Kasatreskrim AKP Windoyo, menuturkan pihaknya menerima laporan dari masyarakat bahwa ada salah satu warga meninggal dunia, diduga gantung diri.

"Kami bersama anggota kemudian melaksanakan olah TKP. Di TKP ternyata korban sudah diturunkan dari posisi semula. Posisinya terbaring di atas tempat tidur. Yang menurunkan orang tuanya. Sehingga kami tidak bisa maksimal dalam melaksanakan olah TKP," ungkap Windoyo.

Pihaknya kemudian meminta izin ke orang tua kandung korban untuk melakukan pemeriksaan awal, yakni visum et repertum terhadap jasad korban di rumah sakit. Namun orang tua korban tidak mengizinkan.

"Kami tidak bisa memaksa yang bersangkutan. Akhirnya kami meminta orang tua korban untuk membuat surat pernyataan terkait penolakan terhadap proses visum tersebut," tuturnya.

Ditanya mengenai motif yang melatarbelakangi kenapa korban sampai nekat bunuh diri, Windoyo belum bisa menjelaskan secara pasti.

"Motifnya apa, dugaan awal karena apa, masih kita selidiki," imbuh Windoyo.

Kabar meninggalnya korban itu, menarik perhatian warga sekitar. Mereka penasaran ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Sementara itu, salah seorang rekan kerja korban, Haryati, menuturkan kalau korban dalam kesehariannya dikenal sebagai sosok yang ceria. Beda halnya yang disampaikan salah seorang teman sekolah korban.

"Dari dulu dia (korban, red) pendiam," tuturnya singkat, sembari berpesan agar namanya tidak dikorankan.

Dia membenarkan kalau korban memiliki seorang kekasih atau pacar. "Rumah pacarnya tak jauh dari sini, masih satu kampung," imbuhnya.

Pantauan Radar Pekalongan (Jawa Pos Group), kekasih korban sempat mendatangi rumah korban, di saat petugas kepolisian masih melakukan olah TKP.

Kekasih korban datang sambil menangis, dan ingin melihat langsung jenazah korban. Namun tidak diizinkan karena masih berlangsung pemeriksaan oleh petugas.

Setelah ditenangkan oleh sejumlah warga, akhirnya wanita tersebut disarankan untuk pulang ke rumahnya.

Sedangkan jenazah korban rencananya akan dimakamkan oleh pihak keluarga di pemakaman umum setempat pada sore harinya. (way)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh! Jasad Anggota Dewan Tergantung di Gudang


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler