jpnn.com, JAKARTA - The Meeting of Minds Forum (MeMinds) akan digelar di Jakarta, Indonesia pada 11-12 Desember 2019.
The Meeting of Minds digerakkan oleh generasi muda Indonesia yang juga merangkul pihak lainnya dari kedua wilayah untuk terhubung dengan ahli-ahli di dunia dan bertemu para pemangku kepentingan dari seluruh tingkatan, sektor publik maupun swasta.
BACA JUGA: Perusahaan Asuransi tak Bisa Bayar Polis Nasabahnya, OJK Diminta tak Buang Badan
The Meeting of Minds Forum akan dipimpin oleh Ketua Forum Prof Dr. Ismail Serageldin dan didukung oleh Wakil Ketua Forum Ibu Salina Nordin CHFC. Forum ini juga didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Figur penting yang turut meresmikan penggelaran forum ini adalah penerima Nobel; Sir Richard Timothy Hunt, FRS FMedSci FRSE MAE, seorang ahli biokimia dan fisiologi molekuler, beserta penasihat Forum internasional lainnya serta tokoh-tokoh global penting lainnya.
BACA JUGA: Strok Juga Mengancam Generasi Milenial
Topik-topik utama mengenai peluang yang akan didiskusikan oleh para ahli akan meliputi area di mana Sains Teknologi dan Inovasi (STI) menyediakan solusi Tujuan Pengembangan Berkelanjutan lewat Keuangan dan Perbankan Islam, mendorong pemasukan dan keberlanjutan lewat Solusi Wakaf, Bisnis, Modal Usaha, dan untuk pemberdayaan gender dan kaum muda, peran sains dalam biologi baru dan bioteknologi, Kecerdasan Buatan (AI) dan revolusi Teknologi Informasi Komunikasi, dan Kebijakan Berkelanjutan untuk Hutan, Agrikultur dan Ketahan Pangan.
“Ini adalah saatnya di mana kemampuan nasional dan internasional dikerahkan bersama untuk menghadapi isu-isu global. The Meeting of Minds Forum akan menghubungkan ASEAN dengan Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Tengah untuk membawa ide-ide dan ilmu pengetahuan terbaik di bidang ekonomi, sosial budaya dan pandangan politik, dan pengertian saintifik untuk meraih Tujuan Pembangunan Berkelanjutan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), demi masa depan yang makmur dan berkelanjutan," kata Wakil Ketua MeMinds Forum Salina Nordin CHFC.
BACA JUGA: OJK Diminta Segera Selesaikan Gagal Bayar Asuransi
Indonesia kata Salina, memainkan peran penting dalam forum ini karena negara ini merupakan ekonomi terbesar di wilayah Asia Tenggara, dengan lebih dari 270 juta populasi dan muslim sebagai mayoritas.
"Pesatnya pertumbuhan keuangan dan perbankan Islam, Indonesia akan menjadi acuan studi berharga bagi dunia," imbuhnya.
Tema-tema yang didiskusikan di Forum akan bermanfaat untuk negara-negara di wilayah ASEAN dan MENA.
Menurut Asian Development Bank, sekitar 9,8% dari populasi Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan pada 2018. Akses kepada sumber makanan di Indonesia juga tidak merata (data World Food Program), dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kemiskinan dan kurangnya infrastruktur.
Tingginya harga pangan dengan harga beras 50 sampai 70 persen lebih mahal daripada negara-negara tetangganya memperburuk kondisi ini.
Dampaknya, 19,4 juta penduduk tidak mencapai kebutuhan pangan mereka. Keuangan sosial Islam yang menganjurkan ekonomi bersama dan mendorong redistribusi mampu memainkan peran penting dalam membantu meraih tujuan pengembangan oleh Bank Dunia untuk mengakhiri kemiskinan global pada 2030.
The Meeting of Minds Forum berupaya untuk meraih masa depan yang makmur dan berkelanjutan.
Forum ini juga berharap untuk dapat memberikan kontribusi untuk generasi selanjutnya dalam menyelesaikan masalah-masalah utama di dunia berdasarkan Survey Global Shaper oleh Forum Ekonomi Dunia.
“The Meeting of Minds Forum sangat diperlukan. Dengan wawasan, keahlian, dan kerja sama antara kami dan generasi berikutnya, kita mampu merancang roadmap untuk meraih masa depan yang makmur dan berkelanjutan. Kami telah menyadari kebutuhan tiga tahun yang lalu sejak kami membangun kerja sama dengan 50 Heritage Future Leaders yang juga merupakan bagian dari komite Forum MeMinds," jelas dia.
Amanda Susanti, pendiri Sayurbox, e-commerce yang menyediakan buah-buahan dan sayuran segar langsung dari para petani, telah menyelesaikan masalah perdagangan yang adil. Namun demikian, populasi di dunia yang mungkin akan bertumbuh hingga Rp9,7 miliar pada 2050 akan mendorong permintaan yang lebih tinggi untuk kesediaan pangan dan di sisi lain, perubahan iklim juga akan mempengaruhi produksi pangan.
"Kami melihat perlunya memanfaatkan sains pada biologi baru dan bioteknologi, sekaligus kebijakan berkelanjutan untuk hutan, agrikultur, dan ketahanan pangan. Semua ini adalah isu-isu global yang dihadapi oleh seluruh negara.” tutur Salina.
The Meeting of Minds akan berlangsung selama dua hari berturut-turut, pada 11-12 Desember 2019 dan dihadiri oleh 3.000 peserta.
Forum ini tidak hanya akan menghadirkan diskusi panel, namun juga program yang mendorong kerja sama dan wirausaha seperti business matching dan diskusi meja bundar, MeMinds startup Pitching Competition, dan sesi Linking.
Sekretariat MeMinds berkomitmen untuk mengadakan The Meeting of Minds Forum setiap tahun untuk memastikan platform internasional ini terus melanjutkan upaya demi mencapai masa depan yang makmur dan berkelanjutan.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy