The Possession of Hannah Grace, Horor yang Mudah Dilupakan

Jumat, 07 Desember 2018 – 22:44 WIB
The Possession of Hannah Grace. Foto: YouTube

jpnn.com - Seperti judulnya yang cukup menjanjikan, The Possession of Hannah Grace dibuka dengan scene pengusiran setan yang ada dalam tubuh seorang gadis bernama Hannah Grace (Kirby Johnson). Pengusiran itu gagal.

Dua pendeta tewas akibat kuatnya setan dalam diri Grace. Alhasil, sang ayah (Louis Herthum) memutuskan membekap wajah putrinya itu hingga tewas.

BACA JUGA: Bernapas Dalam Kubur, Nostalgia ke Era Horor Klasik

Rupanya kematian Grace tak membuat setan tersebut pergi. Hal itu justru menjadi awal dari kejadian mengerikan yang dialami Megan (Shay Mitchell), tiga bulan kemudian.

Megan adalah mantan polisi yang mengalami depresi dan trauma masa lalu. Dia lalu bekerja sebagai asisten kamar mayat di Boston Metro Hospital. Bekerja dalam kamar mayat yang gelap dan sendiri, Megan harus menghadapi fakta bahwa mayat Grace yang baru diterima ternyata menunjukkan kejadian-kejadian janggal. Setan di dalam tubuhnya bangkit dan terus meneror.

BACA JUGA: Alasan Cinta Laura Mau Bintangi Film Horor

Fans film horor yang mengharapkan banyak scene exorcist super menegangkan (tapi seru) seperti yang ada di film The Exorcist (1973) bisa dipastikan kecewa. Ya, scene pengusiran setan hanya menjadi pengantar pada menit-menit pertama film. Selebihnya, sepanjang film mengisahkan tentang bagaimana Grace kembali hidup.

Penonton disuguhi visualisasi mayat Grace yang mengenaskan. Penuh luka sayatan menganga lebar di leher dan perutnya. Juga luka bakar di separo tubuhnya, plus mata biru terang yang terbuka.

BACA JUGA: Danilla Riyadi Dipercaya Isi Soundtrack Film The Returning

''Tubuh Hannah yang dibantai secara realistis adalah ketakutan untuk dilihat, mendominasi horor di sini,'' tulis Teo Bugbee, kolumnis The New York Times.

Sesaat setelah membunuh manusia, Grace bisa meregenerasi tubuhnya. Dia menjadi setan yang mirip zombi bertubuh kurus dan cukup lincah bergerak dalam memburu korban.

Caranya berjalan mengingatkan pada sosok hantu Sadako di film horor Ring (1998). Background Johnson sebagai seorang dancer rupanya sangat membantu perannya kali ini.

Namun, film ini seolah tidak peduli dengan latar belakang Grace. Siapa dia sebenarnya? Apa yang dialaminya sebelum kerasukan setan? Penonton tidak akan pernah mendapat jawabannya.

''Dia hanya seorang gadis dengan setan di dalamnya dan film itu hanya peduli tentang dia sebagai poin utama plot,'' tulis William Bibbiani, kolumnis The Wrap.
Begitu pula dengan karakter protagonis Megan Reed yang juga tidak begitu banyak diekspos. Masa lalunya hanya ditampilkan lewat flashback singkat. Mungkin hanya 45 detik.

Karakter pendukung dalam film pun terasa tidak memberi pengaruh apa pun terhadap plot cerita. ''Komedian Nick Thune yang berperan sebagai Randy punya banyak momen sebagai sopir ambulans ramah yang paham dengan masalah ketergantungan obat yang dialami Megan. Namun, usaha mereka tidak cukup bagus untuk membuat film horor ini menjadi tidak mudah dilupakan,'' tulis Frank Scheck, kolumnis Hollywood Reporter.

Beruntung, setting film ini cukup menyeramkan, kamar mayat. Ditambah beberapa scene dan score yang mengagetkan, walaupun tidak sampai level bikin parno.

''Idenya tidak buruk. Kalau saja lebih ada gairah di dalamnya, rasanya bakal benar-benar menakutkan,'' imbuh Bibbiani. (and/c17/jan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Debut Main Film Horor, DJ Yasmin Beruntung Dibantu Sutradara


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler