JAKARTA - Ketua Forum The President Center, Didied Maheswara mengatakan, politik oligarki dan demokrasi prosedural pascareformasi, hanya melahirkan para pejabat publik yang hatinya jauh dari rakyat, lebih mengutamakan kepentingan diri dan kelompoknya ketimbang berusaha menyejahterakan rakyat.
Sehubungan dengan itu, kata Didied Maheswara, The President Center menyodorkan lima calon pemimpin alternatif yang disebut Pandu Lima.
"Mereka itu adalah Mahfud MD, Joko Widodo, Rizal Ramli, Laode Ida, dan Khofifah Indar Parawansa,” kata Didied Maheswara, kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (9/3).
Menurut Didied, kelima tokoh itu layak diperjuangkan untuk menjadi presiden dan atau calon presiden.
Capres dan cawapres alternatif ini merupakan bagian dari pendidikan politik kepada rakyat Indonesia, di tengah penggiringan opini oleh kalangan tertentu, seolah-seolah hanya figur tertentu yang layak maju pada 2014.
“Jangan sampai rakyat hanya disodorkan 4L, lu lagi, lu lagi. Apa iya Indonesia tidak punya tokoh yang benar-benar layak memimpin? Bukan justru disodori mereka yang menjadi bagian dari masalah yang selama ini membelit negeri ini. Untuk itu kami menawarkan Pandu Lima sebagai capres dan cawapres alternatif,” tegas Didied.
Menurut dia, lelima tokoh itu dipilih setelah The President Centre menginventarisasi sejumlah tokoh yang dianggap layak. Pandu Lima mendapat skor teratas dari sejumlah nama yang dinilai. Dari sini diharapkan capres dan cawapres ke depan tidak lagi didominasi partai politik.
"Sudah saatnya proses politik yang hanya melahirkan pemimpin yang tersandera kepentingan pragmatis dan anti kepentingan nasional dihentikan," ujar Didied.
Di sisi lain, Didied mengakui masing-masing tokoh tentu memiliki nilai plus-minus. Namun dia menegaskan parameter yang digunakan dalam memilih adalah integritas, kompetensi, dan track record, terutama bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Mahfud MD, misalnya, sebagai pakar hukum dia diharapkan akan memecah kebekuan hukum di negeri ini. Sedangkan Joko Widodo dinilai sebagai tokoh yang sederhana dengan karakter alamiah, ungkapnya.
Sedangkan Rizal Ramli lanjut Didied, adalah ekonom pro-rakyat miskin yang selama puluhan tahun terbukti tetap konsisten.
Mantan Menko Perekonomian ini juga berani, punya kapasitas dan kredibilitas. Dia juga punya pengaruh dan jaringan internasional yang luas. Saat ini Rizal Ramli sedang berada di New York untuk mengikuti pertemuan Panel Ahli PBB, ungkapnya.
"Laode Ida yang Wakil Ketua DPD RI dinilai sebagai tokoh muda dengan segala kesederhanaannya dari kawasan timur Indonesia tetap konsisten menyuarakan berbagai persoalan daerah dalam memperkokoh NKRI," ujar Didied.
Sementara Khofifah Indar Parawansa adalah tokoh wanita yang dinilai berwawasan luas dan memiliki kepribadian unggul. (fas/jpnn)
Sehubungan dengan itu, kata Didied Maheswara, The President Center menyodorkan lima calon pemimpin alternatif yang disebut Pandu Lima.
"Mereka itu adalah Mahfud MD, Joko Widodo, Rizal Ramli, Laode Ida, dan Khofifah Indar Parawansa,” kata Didied Maheswara, kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (9/3).
Menurut Didied, kelima tokoh itu layak diperjuangkan untuk menjadi presiden dan atau calon presiden.
Capres dan cawapres alternatif ini merupakan bagian dari pendidikan politik kepada rakyat Indonesia, di tengah penggiringan opini oleh kalangan tertentu, seolah-seolah hanya figur tertentu yang layak maju pada 2014.
“Jangan sampai rakyat hanya disodorkan 4L, lu lagi, lu lagi. Apa iya Indonesia tidak punya tokoh yang benar-benar layak memimpin? Bukan justru disodori mereka yang menjadi bagian dari masalah yang selama ini membelit negeri ini. Untuk itu kami menawarkan Pandu Lima sebagai capres dan cawapres alternatif,” tegas Didied.
Menurut dia, lelima tokoh itu dipilih setelah The President Centre menginventarisasi sejumlah tokoh yang dianggap layak. Pandu Lima mendapat skor teratas dari sejumlah nama yang dinilai. Dari sini diharapkan capres dan cawapres ke depan tidak lagi didominasi partai politik.
"Sudah saatnya proses politik yang hanya melahirkan pemimpin yang tersandera kepentingan pragmatis dan anti kepentingan nasional dihentikan," ujar Didied.
Di sisi lain, Didied mengakui masing-masing tokoh tentu memiliki nilai plus-minus. Namun dia menegaskan parameter yang digunakan dalam memilih adalah integritas, kompetensi, dan track record, terutama bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Mahfud MD, misalnya, sebagai pakar hukum dia diharapkan akan memecah kebekuan hukum di negeri ini. Sedangkan Joko Widodo dinilai sebagai tokoh yang sederhana dengan karakter alamiah, ungkapnya.
Sedangkan Rizal Ramli lanjut Didied, adalah ekonom pro-rakyat miskin yang selama puluhan tahun terbukti tetap konsisten.
Mantan Menko Perekonomian ini juga berani, punya kapasitas dan kredibilitas. Dia juga punya pengaruh dan jaringan internasional yang luas. Saat ini Rizal Ramli sedang berada di New York untuk mengikuti pertemuan Panel Ahli PBB, ungkapnya.
"Laode Ida yang Wakil Ketua DPD RI dinilai sebagai tokoh muda dengan segala kesederhanaannya dari kawasan timur Indonesia tetap konsisten menyuarakan berbagai persoalan daerah dalam memperkokoh NKRI," ujar Didied.
Sementara Khofifah Indar Parawansa adalah tokoh wanita yang dinilai berwawasan luas dan memiliki kepribadian unggul. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golput Tinggi, Rakyat Jenuh Pilkada
Redaktur : Tim Redaksi