jpnn.com, JAKARTA - Grup musik, The Rain mempersembahkan single terbaru yang berjudul Perihal Kepekaan.
Diciptakan oleh vokalis The Rain, Indra Prasta, lagu balada tersebut kental dengan petikan gitar akustik.
BACA JUGA: Terpengaruh Ebiet G Ade, The Rain Rilis Lagu Perihal Kepekaan
Dia mengaku menulis lagu Perihal Kepekaan setelah terilhami karya-karya Ebiet G Ade dan Iwan Fals yang didengarkan semasa remaja.
"Dahulu waktu SD saya sering mendengarkan kaset album Camellia I-IV dari Ebiet G Ade milik ayah, sambil membaca barisan lirik di kertas kasetnya. Lalu ketika berjalan kaki saat berangkat dan pulang sekolah, saya sering menggumamkan lagu-lagu Iwan Fals yang mulai saya kenal saat itu," kata Indra The Rain.
BACA JUGA: The Rain Ungkap Makna Lagu Patah Terbelah
Dalam Perihal Kepekaan, The Rain menghadirkan lirik yang lugas, petikan gitar akustik yang tegas, serta warna vokal yang khas.
Perihal Kepekaan ternyata bercerita tentang kepekaan dalam hubungan, maksudnya tentang seseorang yang dinilai kurang peka oleh pasangan.
BACA JUGA: Patah Terbelah, The Rain Kembali Suguhkan Lagu Sedih
"Semoga menjadi kado indah untuk teman-teman yang menunggu karya terbaru The Rain," ucap drummer The Rain, Aang Anggoro.
Lagu Perihal Kepekaan dari The Rain telah dapat dinikmati di berbagai platform musik digital serta YouTube.
Peluncuran lagu tersebut dilakukan di tengah proses pengerjaan album ke-8 The Rain yang diharapkan segera rilis.
"Untuk penggarapannya dicicil. Kalau dahulu kami bisa satu hingga dua bulan berkutat di studio untuk mengerjakan sebuah album hingga rampung, sekarang caranya berbeda. Kami fokus mengerjakan lagu per lagu. Tanpa ada tenggat waktu," tambah Iwan Tanda, gitaris The Rain.
The Rain merupakan salah satu dari sedikit band di Indonesia yang bertahan selama lebih dari 22 tahun tanpa pergantian personel.
Sejak didirikan pada 2001, band asal Yogyakarta itu masih beranggotakan Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).
Rekam jejak The Rain telah ada sejak era kaset pita, compact disc, ring back tone, hingga revolusi musik streaming sekarang. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra