Dulunya, Thorik cs mengaku tak punya nama dan pemimpin dalam jaringan mereka. Namun, dari hasil pemeriksaan terhadap seluruh anggota jaringan yang ditangkap, diketahui jaringan ini menamakan diri sebagai kelompok "Al-Qaeda Indonesi". Nama ini serupa dengan kelompok yang juga diduga sebagai jaringan teroris di Timur Tengah.
"Mereka menyebut nama mereka dengan Al-Qaeda Indonesi yang pimpinannya ini Barderi Hartono alias Toni," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Jakar
Menurut Boy, Barderi yang ditangkap di Solo, Sabtu lalu (22/9) adalah pengikut Urwah, seorang anak buah dari teroris kelas kakap Noordin M. Top. Urwah ditembak mati bersama Noordin saat penyergapan Detasemen Khusus 88 Antiteror di Desa Mojonsongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah, 2009 lalu.
"Ia ikut pelatihan Poso dan punya kemampuan merakit bahan peledak yang di Surakarta," sambung Boy.
Dugaan sementara kelompok Al-Qaeda Indonesi ini baru dibentuk tahun 2012. Menurut Boy, jaringan ini belum memiliki markas permanen karena melakukan perencanaan sambil berkeliling di beberapa tempat seperti Poso, Surakarta, Solo, Beji, dan Jakarta.
Sementara itu, Bojonggede menjadi tempat mereka merencanakan dan mematangkan rencana teror. Sisanya, mereka lakukan di kediamannya masing-masing.
"Mereka membentuk tempat pelatihan baru yang kita prediksi selama di Poso itu sudah terpantau sekitar enam bulan. Sedangkan yang tertangkap terakhir itu kan bulan seingat saya Juni ya, jadi sembilan bulanan lah," pungkas Boy. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tugas Mark Hughes Makin Berat
Redaktur : Tim Redaksi