NEW YORK - Sekitar 600 ribu warga Suriah sejak awal tahun ini telah menjadi pengungsi menyusul perang saudara yang berkecamuk di negeri itu. Dengan jumlah ini, artinya setiap hari rata-rata 600 orang melarikan diri dari negara Timur Tengah itu.
Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pengungsi PBB, Antonio Guterres. Menurutnya, jumlah tersebut merupakan yang terburuk dalam 20 tahun terakhir. "Kita tidak pernah melihat peningkatan jumlah pengungsi semengerikan ini sejak genosida di Rwanda 20 tahun lalu," kata Guterres seperti dikutip dari AP, Rabu (17/7).
Data PBB menyebutkan, jumlah pengungsi Suriah mencapai 1,8 juta jiwa yang tersebar di seluruh negara jazirah Arab. Selain Irak dan Turki, Libanon dan Yordania menjadi negara yang terbanyak menampung pengungsi Suriah.
Gutteres mengatakan, bukan hanya kondisi para pengungsi yang menjadi kekhawatiran PBB, namun juga masalah biaya yang harus ditanggung negara penampung. Contohnya, Turki yang telah mengeluarkan ratusan juta dolar Amerika Serikat untuk membiayai 400 ribu pengungsi di wilayah mereka.
Hal itu dikhawatirkan dapat menyulut konflik regional di Timur Tengah. "Saya berharap masalah ini bisa ditangani dengan mendorong penyelesaian konflik Suriah secepatnya," pungkasnya. (dil/jpnn)
Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pengungsi PBB, Antonio Guterres. Menurutnya, jumlah tersebut merupakan yang terburuk dalam 20 tahun terakhir. "Kita tidak pernah melihat peningkatan jumlah pengungsi semengerikan ini sejak genosida di Rwanda 20 tahun lalu," kata Guterres seperti dikutip dari AP, Rabu (17/7).
Data PBB menyebutkan, jumlah pengungsi Suriah mencapai 1,8 juta jiwa yang tersebar di seluruh negara jazirah Arab. Selain Irak dan Turki, Libanon dan Yordania menjadi negara yang terbanyak menampung pengungsi Suriah.
Gutteres mengatakan, bukan hanya kondisi para pengungsi yang menjadi kekhawatiran PBB, namun juga masalah biaya yang harus ditanggung negara penampung. Contohnya, Turki yang telah mengeluarkan ratusan juta dolar Amerika Serikat untuk membiayai 400 ribu pengungsi di wilayah mereka.
Hal itu dikhawatirkan dapat menyulut konflik regional di Timur Tengah. "Saya berharap masalah ini bisa ditangani dengan mendorong penyelesaian konflik Suriah secepatnya," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asik Pipis di Toilet, Penis Pria Israel Dipatok Ular
Redaktur : Tim Redaksi